7 Permainan Tradisional yang Dapat Mengingatkan
Kita pada Masa Kecil
Edufriend, mungkin zaman telah berubah menjadi lebih canggih dari
sebelumnya. Teknologi
diciptakan, untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia, dan sering dengan perkembangan teknologi yang maju juga membawa
banyak perubahan, salah satunya adalah permainan anak-anak.
Keadaan ini tentu saja berlawanan dengan situasi anak-anak jaman dulu.
Berbagai permainan tradisional menjadi satu-satunya tempat hiburan dimana anak-anak
bisa bermain. Dari bermain kelereng, petak umpet, layang-layang hingga gobak
sodor. Tidak hanya menyenangkan, berbagai permainan tradisional juga dapat
melatih ketangkasan untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik.
Untuk mengulang kenangan kita tentang serunya permainan kita pada masa kecil. Yuk kita simak, beberapa permainan tradisional yang mungkin pernah kita mainkan. Inilah 7 permainan tradisional yang dapat mengingatkan kita pada masa kecil.
1. Petak umpet
Kita biasanya bermain petak umpet setelah sekolah. Kamu dan temanmu berjanji akan berkumpul di lokasi yang sudah ditentukan. Biasanya permainan ini dilakukan oleh 5 sampai 10 orang, karena semakin banyak orang, semakin menyenangkan. Jika kamu orang pertama yang ditemukan, maka kamu dianggap kalah dan harus menjaga di permainan selanjutnya. Karenanya, kamu pasti akan bersembunyi di tempat yang sulit ditemukan, misalnya di rumah kamu sendiri.
2. Bentengan
Permainan ini mungkin adalah salah satu permainan favorit kamu saat kamu
masih kecil. Selain harus menjaga benteng, lawan juga harus dikalahkan dengan
mengejar lawan secepat mungkin. Untuk menang, kamu harus menyusun strategi
dengan bijak. Karena permainan ini sangat menyenangkan, orang tuamu akan
mencarimu dan menyuruhmu pulang. Karena sudah larut malam, badan kalian yang
sudah bau keringat.
3. Ular Naga Panjang
Permainan tradisional ini biasanya dimainkan dengan banyak orang. Dua
dari mereka akan mengangkat tangan membentuk sebuah koridor, sedangkan
anak-anak lainnya akan berdiri dan membungkuk untuk berjalan melewati koridor
sambil menyanyikan lagu naga panjang. Selesai bernyanyi, dua orang yang
membentuk koridor akan meletakkan tangan mereka dan mengunci satu orang untuk
ditangkap.
4. Kelereng
Kelereng, permainan tradisional ini dimainkan lebih sering dimainkan
oleh laki-laki daripada perempuan, meskipun begitu permainan ini bisa juga
dimainkan oleh laki -laki maupun perempuan dengan bebas. Permainan ini
dimainkan dengan menembakkan sejenis kelereng yang merupakan tiang dari
kelereng lain yang melapisi tanah. Siapapun yang bisa menembakkan banyak
kelereng ke sasaran adalah pemenangnya.
5. Layang – Layang
Selanjutnya, ada layang–layang permainan
tradisional yang tidak kalah serunya dengan permainan lainnya. Permainan
layang-layang ini dimainkan dengan layang-layang terbang yang terbuat dari
bambu dan dibungkus dengan kertas. Kemudian, pasang layang-layang tersebut ke tali panjang,
dan kemudian layang-layang tersebut bisa terbang jarak jauh. Meski begitu, jika kondisi angin stabil, permainan ini bisa
dilakukan dengan baik.
6. Engklek
Permainan ini dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki di setiap
kotak yang digambar di tanah. Untuk bisa bermain, setiap anak harus dibekali
dengan pecahan genteng atau keramik yang. Dalam permainan tersebut, pecahan genteng atau keramik ditempatkan pada
suatu petak yang digambar dengan cara dilempar ke tanah yang terdapat retakan.
Tidak boleh diinjak/ditempati. Setiap pemain, oleh karena itu, pemain harus
melompati blok yang ada dengan satu kaki ke blok berikutnya. Pemain yang
menyelesaikan satu babak lebih dulu berhak memilih ubin sebagai
"lapangan" nya, yang berarti bahwa pemain yang bersangkutan dapat
menginjak ubin dengan kakinya, sementara pemain lain tidak boleh menginjaknya
selama permainan. Peserta dengan kotak terbanyak akan memenangkan permainan.
7. Gobak Sodor
Tujuan permainan ini adalah untuk mencegah lawan melewati garis
terakhir bolak-balik, dan untuk memenangkan permainan, semua anggota tim harus
menyelesaikan permainan bolak-balik dalam area yang telah ditentukan. Permainan
ini biasanya didasarkan pada garis-garis yang ada untuk dimainkan di lapangan
bulu tangkis, atau bisa juga menggunakan lapangan segi empat berukuran 9 x 4 m
(dibagi menjadi 6 bagian). Garis besar setiap bagian biasanya ditandai dengan
kapur. Anggota tim yang mendapat giliran menjaga lapangan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu anggota tim yang mempertahankan garis batas horizontal dan garis
batas vertikal. Bagi anggota tim yang memiliki tugas menjaga garis batas
horizontal akan berusaha menghadang lawannya yang juga berusaha melintasi batas
yang telah ditentukan sebagai garis batas bebas. Untuk anggota tim yang berjaga (biasanya hanya satu orang) bertanggung
jawab untuk menjaga garis batas vertikal, orang tersebut memiliki akses ke
seluruh batas vertikal di tengah lapangan.
Permainan tradisional ini biasanya dimainkan dengan banyak orang. Dua
dari mereka akan mengangkat tangan membentuk sebuah koridor, sedangkan
anak-anak lainnya akan berdiri dan membungkuk untuk berjalan melewati koridor
sambil menyanyikan lagu naga panjang. Selesai bernyanyi, dua orang yang membentuk
koridor akan meletakkan tangan mereka dan mengunci satu orang untuk ditangkap.
Yanuar Fitra
Alfarisi
0 komentar:
Posting Komentar