Kamis, 31 Agustus 2017
Ketika kita lulus dari Sekolah Menengah Atas atau Sekolah
Menengah Kejuruan dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, kita selalu berpikir kemana
kaki kita akan melangkah, kemana kita akan melaju. Mungkin sebagian akan
memilih untuk bekerja dan ada yang memilih untuk kuliah, ya kuliah, apa itu
kuliah? apakah sama dengan sekolah? dahulu sebagai anak yang baru lulus sekolah
dan memilih untuk berkuliah pasti akan bimbang dan bingung jurusan apa yang
akan diambil, terkadang ketika sudah masuk kuliah ada yang mengambil jurusan
tidak sesuai dengan keinginan hati, ada yang mengikuti kemauan orang tua, ada
juga yang mengikuti teman. Di dunia
kampus ini,
banyak sekali orang yang salah jurusan, entah karena orangnya ataupun karena jurusan yang
diambil? Ya mungkin itu hanya diri sendirilah yang bisa menjawabnya.
Apa yang harus di lakukan ketika kita akan masuk kuliah?
Alangkah lebih baiknya kita memikirkan secara matang jurusan yang akan kita
ambil, apalagi kita terjebak di jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Berusahalah untuk
mecintai jurusan yang kita ambil apa adanya, dan jalanilah dan motivasilah diri
sendiri untuk terus maju dan menjalaninya, karena ketika kita benar-benar
berusaha pasti akan baik hasilnya. Lalu, bagaimakah dunia kampus sebenarnya?
Dunia kampus sangatlah luas, disini kita bertemu banyak teman dari berbagai
jurusan yang berbeda, latar belakang berbeda, suku , budaya yang berbeda pula,
di dunia kampuslah kita harus bisa bersikap toleransi, menerima dan bisa
memahami setiap kebudayaan agar kita bisa bergaul dan berteman dengan siapa
saja. Kita juga akan banyak menemui mahasiswa yang beranekaragam dari yang julukannya kupu-kupu (kuliah
pulang), kura-kura (kuliah rapat), kunang-kunang (kuliah nangkring) ya
begitulah julukan bagi mahasiswa di kampus. Sebenarnya itu tergantung dari diri
kita sendiri bagaimana cara kita untuk meng-exsplore
diri kita sendiri, karena disitulah kita beranjak dewasa untuk menggapai cita-cita
yang akan kita gapai.
Lalu, bagaimana cara meng-exsplore
diri kita di dunia kampus? Banyak sekali cara untuk meng-exsplore
diri kita di dunia kampus yaitu dengan kita kuliah prinsip 3S (santai, serius,
sukses). Kuliah tidak harus
serius-serius dan jangan terlalu santai yang penting kita fokus terhadap apa
yang akan kita capai, kita juga bisa mengikuti organisasi di dalam atau bahkan
di luar kampus sesuai apa yang kita inginkan, bergaul dengan siapa saja tetapi
kita juga harus tau akan batasannya. Mulai dengan hal-hal yang kecil untuk meng-exsplore
diri kita, karen dari suatu hal yang kecil akan berubah menjadi suatu hal besar
nantinya. Ya itulah sepenggal kata tentang ‘Dunia
Kampus’.
Kenalilah diri kita, berusahalah untuk menjadi yang terbaik walaupun kita belum
bisa memberikan yang terbaik setidaknya kita sudah mampu mencoba dan berusaha.
Anugerah
Dwi Fitriani
Usaha Jasa Pariwisata 2015
Mahasiswa Jangan Asal Aktif #KATAUNJ7
Satu hal yang
bikin kuliah asyik dibanding sekolah adalah kebebasan. Kebebasan untuk ikut apa
aja (tanpa harus jadi pengurus OSIS dulu) dan juga karena banyak dari mahasiswa
tinggal di kost, mobilitas diri makin leluasa dan memungkinkan kita untuk
jalan - jalan tanpa harus menunggu izin orang tua. Nah, karena kuliah itu juga salah
satu cara mempersiapkan masa depan maka coba manfaatkan kegiatan kamu agar
punya manfaat yang maksimal untuk pengembangan dirimu.
Ikuti tujuan
kuliah kamu, jangan pernah bilang “Belum tahu nih jadi apa nanti abis
wisuda.” Karena akan susah ngembangin
diri kamu kalau tujuan kamu aja kamu ga tahu, oh ya ga semua skill harus kamu kuasai! Kamu ga perlu
(atau tepatnya ga mungkin) jadi orang yg sempurna dan bisa semua hal dari
ngedit foto dan poster sampai ngebantu penelitian dosen sembari jadi ketua
acara mahasiswa dan merangkap ketua himpunan mahasiswa dengan titel anggota
BEM. Yang penting adalah kamu punya skill
yang sesuai di dunia kerja nanti. Plis banget jangan ngasal juga karena senior
pun ga akan suka sama mahasiswa baru yang kebanyakan acara, ini karena kamu
jadi nggak fokus sama kerjaan kamu, terlalu banyak kepanitiaan di awal juga
bisa bikin kesempatan yang datang ke kamu berkurang karena kamu dianggap
terlalu sibuk untuk terima kerjaan baru yang mungkin lebih bergengsi hehe.
Btw, kalau kamu
mau punya posisi yang bagus, jadilah orang yang gampang diajak bekerja
sama dan asyik, cantik/ganteng itu plus poin tapi kebanyakan senior
kalau memilih bawahan selain dari kecakapan juga dari kecakepan dan keasikan
anaknya hehe.
Atika Azmi
Purnama
Tata Boga
2014
Selasa, 15 Agustus 2017
Young on Top National Conference
Young On Top National Conference atau yang biasa disebut YOTNC
merupakan event besar tahunan yang
diselenggarakan oleh PT YOT Inspirasi Nusantara. Tahun 2017 ini menjadi tahun
ke-7 diselenggarakannya conference
tingkat nasional tersebut. Sejak digelar pertama kalinya pada tahun 2011, YOTNC
telah berhasil menarik perhatian para generasi muda Indonesia.
Dalam conference ini, setiap tahun mengangkat tema yang berbeda dan diisi
oleh para praktisi yang ahli di bidangnya masing-masing. Tujuan diadakan YOTNC
yaitu agar generasi muda Indonesia mendapatkan inspirasi yang diperoleh dari
para speakers. Selain itu juga agar
generasi muda bisa terhubung dengan satu sama lain alias bisa menambah koneksi
pertemanan.
Young
On Top National Conference
lahir sebagai bentuk kepedulian Young On
Top untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang berkualitas. Sama
seperti visinya yaitu “To Create a
Stronger Generation For Indonesia”. Young
On Top sadar betul bahwa generasi mudalah yang akan menjadi generasi
penerus bangsa. Maka dari itu, peran generasi muda sangatlah penting demi
membawa perubahan kepada Indonesia.
Selain itu, Young On Top National Conference juga
memiliki misi untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda Indonesia bahwa sukses
tidak hanya bisa diraih saat usia menginjak tua, sukses bukan tidak mungkin
diraih pada usia muda. Dengan tagline
“Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?” Young On Top memotivasi generasi muda Indonesia untuk meraih
kesuksesannya di usia muda.
YOTNC 2017 mengangkat
tema “FORWARD”, YOTNC 2017
menargetkan kepada generasi Millenials. Generasi Millenials (atau biasa disebut
generasi Y) adalah generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai tahun 2000
yang kisaran umurnya antara 15 sampai 34 tahun. Sedangkan maksud dari tema tersebut
adalah, YOTNC 2017 ingin menjadi ajang para millennials untuk terus sama-sama
melangkah ke depan agar bisa turut memajukan Indonesia. Karena Young On Top sadar betul bahwa
millennials adalah generasi yang menjadi penentu kemajuan bangsa.
YOTNC 2017
menghadirkan sederet pembicara yang sangat ahli di bidangnya dan siap
menginspirasi para millennials. Pembicara yang sudah pasti akan hadir adalah,
Dian Siswarini (CEO XL Asiata), Wishnutama (CEO & Co-Founder NET
Mediatama Televisi), Desi Anwar (Senior Anchor & Director CNN
Indonesia), Yuliandre Darwis (Ketua Komisi Penyiaran Indonesia), Yoris
Sebastian (CCO OMG Creative Consulting), Salman Subakat (Marketing Director
Wardah Cosmetics), Ongki Kurniawan (Managing Director LINE Indonesia), Veronica
Colondam (Founder & CEO YCAB Foundation), dan para mentors BIG CIRCLE
Metro TV (Rene Suhardono, William Tanuwijaya, Arto Soebiantoro, Danton
Sihombing, dan Ben Soebiakto) dan dipandu langsung oleh Billy Boen (Founder
Young On Top) dan Andi F Noya (Host Kick Andy).
Nurul Azizah
Rabu, 09 Agustus 2017
Semarak Gelar Jepang UI 2017
Pada Minggu 6 Agustus 2017 telah
digelar acara tahunan milik Program Studi Bahasa Jepang FIB Universitas Indonesia.
Acara ini memiliki nama Gelar Jepang UI atau disingkat GJUI dan telah memasuki
tahun ke-23. Acara ini digelar selama 3 hari yaitu mulai tanggal 4-6 Agustus
2017. Pada tanggal 4&5 Agustus acara digelar di Pusat Studi Jepang FIB UI
Depok, dan pada tanggal 6 Agustus acara digelar di Boulevard UI Depok. Selain
tempat yang membedakan, harga tiket masuk pun berbeda. Pada tanggal 4&5 Agustus jika datang ke acara ini tidak dikenakan biaya alias free, sedangkan
pada tanggal 6 Agustus dikenakan HTM sebesar Rp 30.000.
Menurut penyelengggara, tujuan
diadakannya acara ini yaitu karena ingin budaya Jepang lebih dikenal oleh
masyarakat umum. Tema yang diusung pada acara gelar jepang tahun ini yaitu
“Japan in Harmony” dengan harapan adanya harmony antara budaya, seni, dan
pendidikan. Acara gelar Jepang ini telah dipersiapkan sejak 6 bulan lalu dan
hanya anak Program Studi Jepang FIB UI yang terlibat dalam acara ini. Pada
awalnya, sasaran yang ditunjukkan oleh acara ini yaitu untuk kalangan mahasiswa
dan anak sekolah tetapi banyak juga karyawan atau pekerja yang datang ke acara
gelar Jepang ini.
Penyelenggara juga memilik harapan
agar pengunjung setiap tahun naik dan yang datang tidak hanya wibu saja, tapi
dari semua kalangan.
Atuy
Selasa, 08 Agustus 2017
Yuk Belajar di Kursus Bahasa Prancis LGV 2017
Acara LGV berlangsung
dengan open registration jam 7 sampai 9 pagi dan dilanjutkan membuka acara oleh dua MC yang
menyapa hangat peserta kursus. Selanjutnya diberikan kesempatan kepada ketua
pelaksana untuk memberikan sambutan dan dilanjutkan dengan
penampilan-penampilan yang melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Prancis. Mulai dari panitia angkatan 2016 sampai senior
angkatan 2013 yang ikut tampil menunjukkan bakatnya dalam menguasai budaya dan
bahasa Prancis.
Ada sebuah
penampilan yang menyanyikan salah satu lagu berbahasa Perancis dengan judul Le Sens de la Vie dan satu lagu lainnya. Dilanjutkan oleh penampilan Standup Comedy oleh mahasiswa prodi lain
yang diundang khusus di LGV ini.
Kelangsungan
acara cukup ramai karena seperti yang sudah dikatakan bahwa jumlah peserta memenuhi
kuota. Menariknya akan dipilih salah satu peserta terbaik yang mengikuti kursus
dengan keseriusan dan keaktifannya dalam mempelajari bahasa Prancis saat
kursus berlangsung.
Setelah
menyaksikan bermacam-macam penampilan, tibalah saatnya para peserta dibagi
berdasarkan kelas kursus. Pada tahun ini, nama-nama kelas kursus diambil dari
nama-nama keju yang ada di Prancis. Terdapat 5 kelas yaitu Brie, Faiselle, Delice, Vachrins, Camemberf.
Peserta
mengikuti fasil masing-masing menuju ruang kelas yang dimana adalah kelas-kelas
di salah satu gedung IDB yang juga berada di kampus A, Universitas Negeri
Jakarta.
Manfaat yang di
dapat dengan mengikuti kursus ini adalah sertifikat, modul pembelajaran,
merchandise, cemilan khas Prancis sampai menonton film Prancis.
Motivasi diadakannya
acara ini untuk melatih mahasiwa maupun mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa
Prancis agar terlatih memberikan ilmu, mengajar sesama mengenai budaya dan
bahasa Prancis. Sehingga keuntungan tidak hanya dirasakan oleh peserta kursus
namun juga untuk panitia.
Suatu acara pasti
tidak hanya memiliki hal-hal yang baik saja, adapun faktor penghambat seperti
yang terjadi dalam LGV. Menurut sang ketua, Muhammad Irfan, ada beberapa
kendala seperti kurang menguatkan dalam hal publikasi, mengajak mahasiswa baru
(maba) untuk memenuhi target sosialisasi
budaya dan bahasa Prancis kepada mereka, sampai hal administrasi. Namun,
beruntungnya semua itu bisa dihadapi karena acara LGV ini bisa terlaksanakan.
Dengan
berlangsungnya acara ini dan beberapa kendala yang sempat ada, Irfan mengharapkan
LGV pada tahun berikutnya akan lebih baik lagi dengan persiapan yang lebih
matang agar acara nya tetap menjadi acara unggulan yang ada di dalam Prodi
Pendidikan Bahasa Prancis.
Ravica
Sabtu, 05 Agustus 2017
Peluncuran Program Kampung Terang Hemat Energi 2017
![]() |
1.1. Peresmian secara simbolis oleh jajaran direksi Philips Lighting Indonesia dan Kopernik |
Jakarta, 2 Agustus 2017- Philips Lighting resmi meluncurkan
program “Kampung Terang Hemat Energi”. Philips Lighting memberikan sistem
pencahayaan LED tenaga surya untuk menerangi lebih banyak desa terpencil di
seluruh Indonesia melalui program ini. Sebelum adanya program ini desa-desa
mengandalakan sumber pencahayaan yang menggunakan minyak tanah dan lilin
sehingga penduduknya rentan terhadap bahaya kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan.
Program “Kampung Terang Hemat Energi” ini telah dimulai
sejak tahun 2015 dan sudah berhasil di Sembilan desa yang tersebar di tiga
kabupaten di Sulawesi Selatan. Program “Kampung Terang Hemat Energi” ini
menyediakan penerangan untuk rumah dan fasilitas umum seperti Puskesmas,
sekolah, balai desa, dan jalan umum di desa tersebut. Pada tahun ini (2017)
Philips akan melakukan ekspansi ke wilayah Sumatera utara, Bali Timur,
Kalimantan Tengah, dan Maluku, diawali dengan menjangkau enam desa di Sumatera
Utara.
![]() |
1.2 Percontohan LED tenaga surya |
![]() |
1.3. Proses distribusi lampu LED ke desa-desa |
Untuk setiap desa terpilih, program “Kampung Terang Hemat Energi”
memberikan paket pencahayaan LED tenaga surya Philips yang inovatif, yang
terdiri atas; Solar Indoor Lighting System lengkap dengan panel surya, Philips
LifeLight yang 10 kali lebih terang dari lampu minyak tanah, dan Solar LED Road
Light untuk menerangi jalan-jalan di desa pada malam hari. Tenagasurya yang
digunakan Philips LED ini sangat membantu karena tidak perlu penaikan
kabel-kabel dari PLN.
“Kami sanagat senang dapat menolong lebih banyak lagi
masyarakat dengan menjembatani kesenjangan pencahayaan antara kota dan wilayah
pedesaan melalui program “Kampung Terang Hemat Energi”. Pencahayaan akan
membantu kehidupan masyarakat, memampukan kegiatan sehari-hari seperti belajar,
dan kegiatan kemayarakatan atau pekerjaan rumah lainnya setelah matahari
terbenam.” ujar Rami Hajjar, Country Leader Philipis Lighting Indonesia.
Philips Lighting Indonesia juga bekerjasama sejak tahun 2015
dengan lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) Kopernik yang bergerak di bidang
teknologi untuk memberdayakan penduduk di desa terpencil. Di thaun yang sama,
Philips Lighting secara globalmenyerukan ajakan untuk mengakhiri kemiskinan
cahaya dalam rangka Tahun Cahaya Internasional PBB.
Enggal