Fenomena Deadliners (Kata UNJ edisi VII)
Masa – masa sekolah dan kuliah memang menjadi masa untuk pengembangan karakter
dan peningkatan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang diminatinya. Segala proses mampu
berlangsung secara cepat dan bergantung pula dengan kemajuan zaman serta globalisasi. Semua
dirasa cepat dengan perkembangan teknologi, informasi hadir dan tumpah ruah di segala sumber
dunia maya. Setiap orang rasanya mampu mengakses dengan cepat informasi tanpa harus
bersusah payah mewawancarai dan membaca buku lebih lama di perpustakaan. Segalanya terjadi
Kemudahan mengakses informasi biasanya dibutuhkan pelajar dan mahasiswa untuk
melengkapi dan mencari sumber akan tugas yang diberikan oleh guru dan dosen. Mahasiswa
khususnya, manusia dengan segala aktivitas yang tersentuh maupun tak tersentuh membuat
segala bentuk instan ini dilahap kadang secara mentah – mentah. Meskipun tidak dapat
dipungkiri informasi di internet dapat memudahkan tetapi tak jarang tidak seratus persen akurat.
Beberapa mahasiswa tentunya sangat bersahabat kata deadline yang seringkali
dikorelasikan dengan tugas. Deadline atau batas akhir biasanya dapat sangat memusingkan
mahasiswa. Bayangkan jika satu semester terdapat delapan mata kuliah dengan sks nya yang
berbeda – beda , tuntutan yang berbeda, dan tentunya dosen yang memiliki watak yang berbeda.
Kemudian di akhir semester semua mata kuliah tersebut memberikan tugas akhir. Meskipun
dosen sudah memberitahukan mekanisme tugas dan deadline jauh – jauh hari, tetap saja
beberapa mahasiswa tidak dapat mengerjakannya jauh – jauh hari dari deadline yang diberikan.
Mahasiswa yang memiliki ciri – ciri tersebut biasa disebut mahasiswa deadliners .
Sebagian mahasiswa deadliners bukan semata – mata malas mengerjakan tugas. Ada
beberapa jenis deadliners yang teridentifikasi. Jenis pertama, mahasiswa santai yang biasanya
sudah merancang tugasnya di dalam benak dan otaknya namun untuk merangkainya menjadi
suatu tugas utuh yang ditunda – tunda karena merasa sudah dapat membayangkan apa yang akan
ia tuangkan. Namun biasanya, informasi atau kesalahan mungkin terjadi karena keterbatasan
waktu dalam pengerjaannya menyebabkan kesalahan – keasalahan sulit dipecahkan. Akan tetapi,
deadliners jenis ini akan banyak mengandalkan teman untuk mencocokkan jawaban atau
Jenis kedua, mahasiswa aktivis atau yang memiliki sejuta aktivitas di luar perkuliahan
namun masih di sekitar kampus. Sebut saja ‘anak BEM’ atau ‘anak UKM’ . Masing – masing
dari mereka yang memiliki kegiatan di luar perkuliahan adalah mahasiswa yang aktif mengurusi
atau menekuni bidang yang menjadi passion mereka. Biasanya hal ini merupakan penyeimbang
di sela kesibukan perkuliahan, aktivitas ini merupakan dermaga untuk berlabuh menuangkan
kreativitas. Namun tak jarang juga, aktivitas ini menjunjung profesionalitas dan bekerja dengan
sistematis. Mahasiswa dengan jenis ini biasanya bingung memprioritaskan antara tugas kuliah
atau tugas kegiatan, mana yang ingin dikerjakan terlebih dahulu, dan akhirnya hanya tertidur di
depan laptop. Hal yang harus ditumbuhkan untuk mahasiswa ini adalah kelihaian untuk
membagi waktu dan menjadwalkan kegiatan dengan perkuliahan sehingga masing – masing
tanggungjawab tersebut tidak terbengkalai.
Jenis ketiga ini merupakan jenis terakhir, mahasiswa traveler atau mahasiswa yang
hobinya jalan – jalan ke tempat – tempat yang indah dan menjadikan lokasinya sebagai objek
foto untuk diunggah ke media sosial. Mahasiswa jenis ini biasanya jalan – jalan di awal
perkuliahan, sehari – harinya hanya titip absen dan memantau perkembangan kelas dan mata
kuliah melalui grup kelas di aplikasi chat . Hal ini juga tak dapat dipungkiri sebagai passion,
karena setiap ketertarikan butuh sedikitnya pengorbanan untuk mewujudkan hal tersebut. Di
akhir perkuliahan mahasiswa ini akan masuk dan mengerjakan semua tugas seperti dikerjar –
kejar dinosaurus jenis tyranosaurus atau t-rex.
Sebaik – baiknya mahasiswa adalah ia yang mampu membagi waktunya di antara lingkup
kuliah, rumah, ibadah, kegiatan, jalan – jalan , persahabatan, pacaran, dan waktu untuk
introspeksi dengan baik. Sejauh mana kemampuan untuk mendewasakan diri dengan berbagai
kesibukan yang ada. Hal yang paling utama adalah proses pendisiplinan diri, deadline bukan
untuk dikeluhkan, deadline adalah proses mebnuat diri menjadi disiplin akan waktu dan
persiapan untuk bertarung di kehidupan yang sebenarnya setelah lulus kuliah nanti, dunia kerja.
Erna Cahyani