Selasa, 30 Juni 2020
Grand
Launching Pekan Ilmiah Mahasiswa UNJ
Hallo Edufriend!! Pada tanggal 27
Juni 2020 kemarin merupakan Grand Launching Pekan Ilmiah Mahasiswa UNJ,
sekaligus lokakarya pelatihan proposal PKM loh Edufriend. Acara tersebut
bertujuan untuk memperkenalkan PIM UNJ kepada seluruh mahasiswa/i UNJ, serta
memberikan pelatihan mengenai proposal PKM, seperti tips dan trik proposal PKM
yang dapat lolos Pimnas. Acara ini merupakan rangkaian dari EXPO KPM 14.0. Sejak bulan Februari, acara ini telah dipersiapkan dan sudah mulai membentuk
kepanitiaan EXPO KPM 14.0. Yang terlibat pada acara ini, yaitu seluruh Panitia
Expo KPM 14.0, khususnya divisi acara PIM dan pihak WR III. Lalu, untuk sasaran
dari PIM UNJ ini adalah mahasiswa/i aktif UNJ S1 dan D3 angkatan 2017 – 2019. Sedangkan
untuk Grand launchingnya sendiri, terbuka untuk seluruh mahasiswa/i se Indonesia.
Proses dalam mempersiapkan acara ini
dapat dikatakan lumayan melelahkan, loh Edufriend! Karena acara ini
dipersiapkan di masa pandemi Covid-19 yang dimana kita harus berkomunikasi dari
jarak jauh, selain itu juga banyak pihak yang terlibat sehingga diperlukan
koordinasi yang baik walaupun secara daring. Adanya pandemi Covid-19 ini
menjadi kendala yang mengharuskan panitia untuk merubah konsep utama acara. Semula
acara ini direncanakan akan diadakan secara offline, namun terpaksa harus dijadikan
online. Meskipun begitu, pada hari pelaksanaan acara ini dapat berjalan dengan lancar,
walaupun sempat ada beberapa panitia yang terkendala sinyal dan masalah
lainnya, tetapi untuk teknis berjalannya acara sesuai dengan rencana panitia. Hanya
sedikit kendala yang ada di awal saja. Harapan dengan diadakannya acara ini,
kedepannya jumlah proposal PKM yang berhasil diupload UNJ ke PKM DIKTI dapat
meningkat, sekaligus membuat proposal-proposal tersebut sudah siap diujikan di
PIM UNJ ini.
Febrizka
Nabilla
Rabu, 17 Juni 2020
Kebanggaan Memiliki Ideologi Nasionalisme: Mengenal Secarik Rasa dan Asa Nasionalisme dari Film “Trilogi Merdeka
Hallo Edufriend!. Sudahkah kamu menonton film “Trilogi
Merah Putih” atau “Trilogi Merdeka”? Film yang mengambarkan betapa hebatnya
perjuangan bangsa Indonesia pada masa itu, telah dituliskan dalam
sebuah esai, loh! Yuk simak tulisan esai berikut ini.
Kebanggaan Memiliki Ideologi Nasionalisme
:
Mengenal Secarik Rasa dan Asa Nasionalisme
dari Film “Trilogi Merdeka”
oleh: Tegar Hidayatulloh

Film
“Trilogi Merah Putih” atau “Trilogi Merdeka” merupakan sekuel film yang
mengambil tema perjuangan rakyat Indonesia (saat itu dikenal dengan sebutan
pribumi) dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pasca proklamasi
(1946-1949). Film ini juga dinobatkan sebagai trilogi film perjuangan pertama
di Indonesia. Hal tersebut membuat saya tertarik untuk mencoba mengkaji film
Trilogi Merdeka lewat pengalaman saya menonton film ini dan mengaitkannya
dengan salah satu kajian sastra, yaitu kajian ideologi. Rasa berjuang dan rasa
ingin mempertahankan ini adalah salah satu syarat penting dalam ideologi
Nasionalisme karena rasa nasionalisme seseorang timbul dari rasa ingin berjuang
dan ingin mempertahankan itu sendiri. Saya akan sedikit menceritakan terlebih
dahulu tentang Trilogi Merdeka sebelum mengaitkannya dengan kajian Ideologi.
Merah
Putih merupakan film drama fiksi historis Indonesia yang dirilis tahun 2009 dan
menjadi bagian pertama dari rangkaian film "Trilogi Merdeka" atau
“Trilogi Merah Putih”. Film ini disutradarai oleh Yadi Sugandi dan dirilis
dengan semboyan "Untuk merdeka mereka bersatu". Film ini dibintangi antara
lain oleh Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Zumi Zola, Teuku
Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, Rudy Wowor, dan Astri Nurdin. Film Merah Putih
berkisah tentang perjuangan melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Amir
(Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono (Zumi
Zola), dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan
militer di sebuah Barak Bantir di Semarang, Jawa Tengah. Masing-masing
mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp
tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir,
Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam
pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Di sana,mereka menemukan strategi terbaik untuk
mengalahkan banyak pasukan Belanda hanya dengan mengandalkan peralatan perang
seadanya, sedikit pasukan tempur, dan perbukitan sebagai tameng pertahanan
sekaligus serangan.
Yang
kedua ada Darah Garuda atau Merah Putih II, film drama fiksi historis Indonesia
yang dirilis tahun 2010 dan merupakan bagian kedua dari rangkaian film
"Trilogi Merdeka" atau “Trilogi Merah Putih”. Film ini juga disutradarai
oleh Yadi Sugandi dengan bantuan Conor Allyn. Film Darah Garuda berkisah
mengenai sekelompok kadet heroik yang bergerilya di pulau Jawa pada tahun 1947.
Terpecah oleh rahasia-rahasia mereka pada masa lalu, dan konflik yang tajam
dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama, keempat lelaki muda bersatu
untuk melancarkan sebuah serangan nekat terhadap kamp tawanan milik Belanda,
demi menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai. Para kadet ini terhubung
dengan kantor pusat Jendral Sudirman di mana mereka diberi sebuah tugas sangat
rahasia di belakang garis musuh di Jawa Barat, sebuah serangan dengan gaya
komando pada lapangan udara vital yang dapat membalikkan perlawanan para
pemberontak melawan kezaliman lewat udara yang telah dilakukan Jendral Van Mook
pada Agustus 1947. Menembus dalam ke hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain
dari separatis Islam, juga menemukan sekutu baru, bahkan ada orang yang
potensial berkhianat menjadi mata-mata kolonial dan musuh lama yang bertanggung
jawab atas intelijen Belanda. Para Kadet terkepung saat mencoba bergerilya di lapangan
udara milik Belanda, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam. Oleh karena
para pahlawan yang terus bersatu dan saling percaya, mereka berani mati dan berjuang
demi mengejar satu tujuan, yaitu mempertahankan kemerdekaan.
Yang
terakhir ada “Hati Merdeka” atau “Merah Putih III”, film drama fiksi historis
Indonesia yang dirilis tahun 2011 ini merupakan bagian ketiga dari rangkaian
film "Trilogi Merdeka" atau “Trilogi Merah Putih”. Film ini lagi-lagi
disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn. Film ini berawal dari misi yang
berakhir sukses namun tragis karena pasukan dari pihak Indonesia kehilangan seorang
pemuda yang tergabung dalam barisan pasukan terbaik Jendral Sudirman bernama
Budi yang memilih mati di tangan Belanda saat ia tertangkap basah oleh Belanda.
Kesetiaan pasukan ini kembali diuji dengan mundurnya pimpinan mereka, Amir dari
Angkatan Darat. Tanpa pemimpin dan dengan dirundung kesedihan karena kehilangan
mereka, para kadet membawa dendam mereka dalam perjalanan misi mereka ke Bali,
tempat Dayan yang kini bisu berasal untuk membalas dendam kepada Belanda.
Mereka dikirim ke Bali untuk membunuh Kolonel Raymer (Michael Bell, aktor
berbakat dari Inggris yang meninggal April lalu), yang telah membunuh keluarga
Tomas di awal trilogi ini. Tomas telah dipilih sebagai pemimpin baru dari
pasukan kadet ini. Dalam perjalanan ke Bali, para kadet harus mengahadapi
banyak hadangan dari tentara Belanda, salah satunya menghadapi kapal perang
Belanda dengan meriamnya di Lautan. Sesampainya di Bali, kelompok ini
menyelamatkan Dayu (Ranggani Puspandya) dari kekejaman kelompok milisi KNIL
Kolonel Raymer, tetapi Mariyus hampir mati terbunuh saat mencoba membantu
menolong Dayu karena ditikam senjata tajam dari belakang oleh salah satu
pasukan Belanda. Saat teman mereka sedang berjuang antara hidup dan mati,
pasukan kadet ini bertemu dengan pemimpin pemberontak bawah tanah Wayan Suta
(Nugie). Tomas sempat bentrok dengan pimpinan mereka terdahulu (Amir) saat
mereka merencanakan serangan bersama Wayan Suta
untuk melawan milisi Raymer karena Amir yang sempat mundur sebagai
perwira dan digantikan oleh Tomas tiba-tiba muncul di hadapan Tomas sambil
berkata kalau dia akan ikut berperang dan kembali menjadi perwira demi
mempertahankan kemerdekaan Indonesia di daerah Bali. Perang tersebut pun
akhirnya tak terelakkan, perang yang dilangsungkan di Desa Marga, Bali ini
menciptakan dua hal, yang pertama: kemenangan telak Indonesia atas Belanda dan
yang kedua: perang sampai titik darah penghabisan dengan bukti banyaknya korban
meninggal dari pihak Indonesia. Perang itu pun kini diabadikan dengan sebutan
“Puputan Margarana” yang artinya “Perang sampai titik darah penghabisan di desa
Marga”. Itu adalah cerita singkat yang cukup panjang, setelah anda membaca
ringkasan film Trilogi Merdeka, pasti anda langsung sependapat dengan saya
bahwa film tersebut sangat erat kaitannya dengan ideologi nasionalisme.
Mungkin
bukan hanya saya, tapi anda juga, atau bahkan siapapun pasti pernah ada di
titik saat kita pertama kali merasakan tumbuhnya rasa nasionalisme, rasa cinta
itu timbul karena rasa ingin berjuang dan ingin mempertahankan yang
menggebu-gebu terhadap Indonesia, terhadap Nusantara, terhadap tanah air,
terhadap negara, terhadap tempat di mana kita lahir, hidup, dan mati. Rasa
tersebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Saya kira film ini
sangat senada dalam menggambarkan rasa nasionalisme saya, Saya ingat betapa
kuatnya tekad para perwira, para penduduk, para pecinta damai, para pengagum
negeri, dan para-para lainnya yang
menginginkan kemerdekaan tetap bertahan, ketentraman negeri tetap terjalankan,
dan negeri Indonesia tetap terdirikan. Jadi film ini seperti mengingatkan saya
pada momen itu, saat semua elemen pribumi bersatu demi mengusir penjajah agar
Indonesia tetap merdeka. Bahkan, film ini pun seakan-akan mengajarkan saya,
betapa pentingnya menumbuhkan rasa Nasionalisme dalam diri, Bagaimana saya
bersikap dalam menjunjung tinggi negara dengan rasa cinta.
Ketika
kita terciprat pertanyaan, bagaimana kita bisa menumbuhkan rasa nasionalisme
dalam diri kita? Bagaimana kita bisa membubuhkan ideologi nasionalisme pada
diri kita? Apakah hanya perlu menonton film Trilogi Merdeka? Jawabannya adalah
bisa jadi, dan bisa tidak. Mengapa? Karena menumbuhkan rasa nasionalisme untuk
dapat menganut ideologi nasionalisme tidak melulu karena satu hal saja, tetapi
bisa dilakukan juga dengan hal lain. Misal saya terpecik rasa nasionalisme saya
karena menonton film Trilogi Merdeka, tetapi rasa nasionalisme dalam diri saya
ini juga dapat terlecut dengan pergi ke museum-museum sejarah Indonesia,
membaca buku sejarah Indonesia, atau hal-hal yang terkait karenanya. Kembali
menilik tentang film ini, kalau kita coba rasakan dengan sangat menghayati,
kita juga akan seperti merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan para
pejuang dalam film tersebut. Ketika mereka berperang dengan semangat membara
melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kita juga seperti
merasakan semangat membaranya mereka, ketika mereka berduka saat menyaksikan
banyak teman-teman mereka yang gugur dalam medan perang, kita juga seperti
merasa bahwa kita juga berduka atas kepergian atau gugurnya para pejuang.
Ketika mereka berhasil mengesampingkan perbedaan suku, ras, ataupun agama, dan
lebih mengedepankan rasa toleransi untuk dapat bersatu dalam satu kesatuan negara
Indonesia, kita juga jadi lebih sadar bahwa rasa toleransi itu penting dalam
menyikapi perbedaan, saling menghargai perbedaan itu penting demi terciptanya
persatuan yang sangat diidam-idamkan.
Secara
keseluruhan, film Trilogi Merdeka memang menarik minat penonton dalam menggugah
rasa nasionalisme si penonton. Apalagi ketika kita mencoba mengamati film ini, di
mana film ini berkisah tentang petualangan empat pemuda putera bangsa dari
beragam identitas (suku/agama berbeda), yang memiliki jiwa serta semangat
berkobar melawan penjajah demi bertahannya kemerdekaan Indonesia. Pengembangan
karakter dari keempatnya disajikan secara perlahan dalam trilogi film tersebut,
melalui kilas balik masa lalunya dengan kisah yang berbeda-beda. Namun ada satu
kesamaan dari banyaknya perbedaan tersebut, yaitu masa lalu kelam yang sama-sama
mereka alami membuat mereka mengerti bahwa mereka merasakan rasa sakit yang
sama dan membuat mereka jadi memiliki impian yang sama lewat rasa sakit
tersebut. Hal ini juga yang membuat kita akhirnya semakin mengerti akan kondisi
rumit sisi manusiawi terhadap keberagaman bangsa Indonesia, bahwa kita saling
terhubung, bahwa kita memiliki rasa sakit yang sama dan impian yang sama. Jadi
film Trilogi Merdeka pantas untuk dinikmati sebagai sebuah media pengingat akan
film perang kemerdekaan sekaligus media untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.
Berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut, kita seharusnya semakin yakin bahwa film Trilogi
Merdeka atau Trilogi Merah Putih memperlihatkan alur yang senada sekaligus
berkesinambungan dengan rasa nasionalisme seseorang. Film seakan-akan selalu
mengajarkan kita bahwa mencintai tanah air itu adalah suatu keharusan sebagai
hubungan timbal balik antara kita dan tanah air. Menonton Film Trilogi Merdeka
dapat membuat seseorang menjadi sosok yang nasionalis dan membuatnya
berideologi nasionalisme, atau seseorang yang memilki pandangan nasionalisme
akan semakin tergerak hati dan rasa kecintaannya saat maupun setelah menonton
film Trilogi Merdeka.
Tetapi,
apakah benar ideologi nasionalisme seseorang itu tercipta semata-mata karena
mengembangnya rasa nasionalisme seseorang? Apa benar suatu film tentang
nasionalitas dapat membuat seseorang menjadi nasionalis sekaligus menjadi pribadi
yang berideologi nasionalisme? Saya pun saat ini masih memikirkan teknik-teknik
yang pas untuk menganalisa dan memecahkan itu semua, tentang ideologi
nasionalisme, tentang rasa nasionalis, dan tentang kenasionalitasan seseorang.
Ya, semua itu masih saya pikirkan. Yang jelas, saya merasa sangat senang karena
bisa dalam mencoba membongkar rasa nasionalis yang terkandung dalam film
Trilogi Merdeka dan mengaitkannya dengan ideologi nasionalisme. Ternyata hal
tersebut memang memiliki keterkaitan dengan konsep saling mempengaruhi atau
sebab-akibat.
Senin, 15 Juni 2020
”Talent Mapping Talk" Acara Untuk Mengenal Minat dan Bakat
”Talent Mapping Talk" Acara
Untuk Mengenal Minat dan Bakat
Jakarta –
Minat dan bakat merupakan hal yang ada di dalam diri manusia. Sayangnya, tidak
semua manusia dapat dengan mudah mengenali minat dan bakat dari diri mereka
masing-masing. Dengan begitu, BEM FE selaku organisasi di lingkungan kampus
Universitas Negeri Jakarta mengadakan acara Talent Mapping Talk dan
berkolaborasi dengan tim Kolaborasi Inovatif.
Talent Mapping Talk merupakan
acara yang memiliki tujuan untuk membuka mata seseorang untuk mencari tahu
seputar minat dan bakat yang ada di dalam diri seseorang.
Menurut Kak Azizah selaku
penanggung jawab acara Talent Mapping Talk, tujuan diadakan acara ini
adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengetahui minat dan bakat.
"Tujuannya untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya mengetahui minat dan bakat di dalam diri. Sehingga
peserta sadar, bahwa mereka punya potensi kelebihan di dalam diri
masing-masing. Selain itu, peserta tidak bingung lagi ketika pasca kampus, harus
kemana, dan di materi juga membahas mengenai selflove, agar setiap
peserta mengetahui pentingnya mencintai diri sendiri tanpa nantinya
membandingkan diri dengan orang lain," kata Kak Azizah.
Tujuan dari acara tersebut
juga sesuai dengan tema yang diambil dalam melaksanakan acara. Kak Azizah
menuturkan bahwa tema yang diambil dalam acara tersebut adalah "To know
yourself; to love yourself” di mana kita sebagai manusia
harus mengenali dan mencintai diri sendiri.
Saat ditanya tentang sasaran
audiens, Kak Azizah mengatakan "Tentunya siswa SMA yang baru/akan lulus,
mahasiswa, dan mahasiswa yang baru lulus."
Kak Azizah juga mengatakan
bahwa hasil yang ingin dicapai dalam acara ini adalah bertambah banyaknya orang
peduli dengan acara yang seperti ini, terutama tentang minat dan bakat, serta
menerapkan selflove terhadap diri masing-masing.
Acara tersebut diadakan pada
hari Sabtu, 13 Juni 2020, dengan narasumber yaitu Faisal M. Syahri Alwi,
S.I.Kom, sebagai seorang praktisi talent mapping dan konselor komunikasi
efektif. Acara dimulai pada pukul
08.00-15.30. Dalam acara tersebut, dibagi menjadi 3 sesi acara, yaitu Sharing
Hasil Assesment (08.00-09.30), Sharing Main Topic
(09.30-12.00), dan Diskusi dan Kosultasi (13.00-15.30), dengan dihadiri oleh
kurang lebih 30 orang.
Fazri Oka Ramadhan
Minggu, 14 Juni 2020
Community of Marine Conservation Acropora
Community of Marine Conservation Acropora
Hai, Edufriends! Apa kabar nih? Semoga
selalu dalam keadaan sehat ya. Yup, sekarang kita akan memberi tahu salah satu
komunitas yang cocok banget nih buat pecinta lingkungan, juga yang ingin menambah
kepedulian terhadap alam. Komunitas tersebut adalah CMC Acropora. CMC merupakan
singkatan dari Community of Marine Conservation Acropora yang didirikan sejak
13 Juli 2009 oleh dosen dan mahasiswa rumpun biologi dengan Dr. Hanum Isfaeni, M.Si sebagai pembimbing dari komunitas
ini. Alasan dari pengggunaan nama CMC
merujuk pada nama salah satu spesies karang yang memiliki pertumbuhan paling
cepat dibandingkan spesies karang lain yang diharapkan komunitas ini bisa
tumbuh berkembang cepat dan bermanfaat bagi orang lain.
Tujuan awal dari CMC
adalah untuk mengumpulkan mahasiswa dari rumpun biologi yang memiliki kecintaan
dan kepedulian terhadap laut untuk melakukan kegiatan penelitian ataupun
kegiatan konservasi tetapi seiring berjalannya waktu, CMC berkembang jadi
komunitas yang mengumpulkan mahasiswa UNJ yang memiliki minat dan cinta
terhadap laut serta kepedulian untuk menjaga laut dan melaksanakan kegiatan
konservasi kelautan berbasis penelitian dan aksi nyata.
CMC memiliki banyak kegiatan yang
seru lho, Edufriends. Selain bisa menambah wawasan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga bisa
membuat kita mengetahui kehidupan laut.
Beberapa kegiatan tersebut terdiri dari:
1. Coral
Study (COAST).
Coral Study merupakan kegiatan
yang diadakan setiap bulan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
membangun budaya diskusi anggota CMC tentang laut.
2. Berenang
Bareng CMC (BBC).
Berenang Bareng CMC merupakan kegiatan
yang diadakan setiap bulan, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berenang
anggota CMC. Untuk bisa melakukan kegiatan di laut dengan maksimal, maka perlu
melatih anggota CMC untuk bisa berenang dengan baik.
3. Seminar
Kelautan (SELAT).
Seminar Kelautan merupakan kegiatan
penyaluran informasi kepada masyarakat luas berupa seminar yang mengangkat tema
kelautan dan isu-isu terkini mengenai laut yang diadakan setiap tahun.
4. Ekspedisi
Ekspidisi merupakan kegiatan
mengunjungi pulau dengan tujuan untuk monitoring, penelitian, ataupun melakukan
aksi penyuluhan kepada masyarakat sekitar. Untuk saat ini, kegiatan CMC masih
berpusat di beberapa pulau Kepulauan Seribu.
5. Perayaan
World Ocean Day
Kegiatan yang selalu dirayakan
setiap tanggal 8 Juni, biasanya berupa kegiatan kampanye mengenai pentingnya
menjaga laut dan menggalakan masyarakat untuk bisa melakukan kegiatan menjaga
laut, karena adanya pandemi maka dialihkan dengan aksi melalui media sosial.
6. Pelantikan
Pelantikan merupakan agenda tahunan untuk
melantik anggota baru. Kegiatannya berlangsung sekitar 4 bulan dengan tujuan
akhir melatih anggota baru untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan laut untuk
bisa melakukan kegiatan penelitian dan konservssi dengan baik.
Nah, gimana nih, Edufriends?
Tertarik enggak untuk menjadi anggota CMC?
CMC ini bisa menjadi tempat untuk kita belajar dan menambah pengalaman
tentang kehidupan laut, bukan hanya untuk diri kita namun juga dapat menjadi
kesempatan untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Bagi kalian yang
tertarik untuk menjadi anggota dari CMC, kalian bisa melihat seluruh
informasinya secara lengkap di instagram yaitu @CMC_acropora yaa.
Anjuita
Training Soft Skill #2: Guidance and Counseling Techniques in Dealing with Children
Training Soft Skill #2
Guidance and Counseling Techniques in
Dealing with Children
Edufriend, cepat atau lambat kita
akan menjadi orang tua ataupun akan menjadi guru, jika Edufriend memilih
jurusan pendidikan. Menjadi orang tua bukan hal yang mudah, salah satunya
adalah memahami dan mengenali pribadi anak. Hal tersebut bisa dijawab di salah
satu training soft skill yang dilaksanakan oleh Community Development FE UNJ.
Tema yang diusung acara ini adalah Guidance and Counseling Techniques in
Dealing With Children, Comdev FE UNJ memilih tema ini karena diharapkan
Edufriend bisa menguasai karakter anak yang berbeda-beda melalui teknik
bimbingan konseling, supaya dapat memotivasi anak dalam perkembangannya
terlebih pada saat “golden age”.
Training kali ini, dibawakan oleh Bu Dra. Michiko Mamesah, M.Psi selaku Dosen
Prodi Bimbingan Konseling FIP UNJ & Konselor sebagai narasumber.
Selain latar belakang dari
dipakainya tema tersebut, tujuan diadakannya acara ini juga enggak kalah keren
loh, Edufriend!. Tujuan diadakannya acara ini supaya ketika kita menjadi orang
tua dan guru dapat mendidik dan membimbing anak-anak secara baik dan benar.
Selain itu, training ini juga difokuskan kepada pengajar Comdev FE UNJ yang
nantinya dapat menerapkannya dalam kegiatan pengajaran rutin Comdev FE UNJ.
Kesuksesan dari training ini tidak
luput dari peran-peran yang terlibat dalam acara ini loh, seperti Divisi PSDM
Comdev FE UNJ sebagai panitia acara, ERA-FM UNJ dan EconoChanel sebagai media
partner, serta UPT-LBK UNJ yang mensupport acara ini. Selain dari yang
disebutkan, tentu adanya peserta dari masyarakat umum.
Training yang sangat bermanfaat ini,
tentunya sudah dipersiapkan dengan baik
dari bulan Mei 2020. Dengan waktu ± sebulan dalam menyiapkan acara ini,
tentunya ada kendala yang dihadapi seperti pembuatan room zoom yang sedikit
bermasalah. Akan tetapi, hal tersebut dapat ditangani dan dibantu oleh
kakak-kakak BPH Comdev FE UNJ, DPO Comdev FE UNJ, serta beberapa dosen.
Sehingga, acara ini dapat berjalan dengan lancar sampai akhir acara.
Salah satu peserta dari training ini
pun mengakui bahwa acara ini sangat keren, banyak hal yang ia dapatkan dari
training ini. Tujuan dari salah satu peserta dalam mengikuti training ini, “karena
tema yang diangkat menarik, yaitu ‘Guidance and Counseling Techniques in
Dealing with Children’. Saya sangat tertarik dengan seminar-seminar yang
diadakan tentang cara menjadi orang tua yang baik, cara berinteraksi dengan
anak, cara memahami dan mengatur anak, dan hal lain yang menyangkut tentang anak,
karena menurut saya menjadi orang tua adalah sesuatu yang sulit, sesuatu yang
harus dipersiapkan dan dipelajari secara bertahap. dalam mendidik anak secara
baik pun bukanlah hal yang mudah terlebih anak adalah anugerah, oleh sebab itu
menurut saya penting sekali mempelajari tentang tema yang diangkat tersebut
meskipun kita masih belum menjadi orang tua, agar saat kita menjadi orang tua
nanti setidaknya kita mengerti karena kita telah mempelajari cara-cara untuk
memahami anak dan belajar cara menjadi orang tua yang baik di kemudian hari.”
(Bunga Syntya Claudya – Pendidikan Sosiologi 2019).
Selain itu, ketika ditanyai
perasaannya setelah mengikuti acara ini, Bunga merasa senang, karena
pertanyaannya dijawab oleh narasumber, pertanyaannya terkait tentang pola asuh
orang tua dan perfeksionis. Selain itu, manfaat yang didapat setelah mengikuti
seminar ini menurut Bunga yaitu, bisa lebih memahami apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan terhadap anak di kemudian hari, dan memberikan bekal buat kita
terutama anak-anak muda untuk mempersiapkan diri agar dapat menjadi orang tua
yang siap, khususnya secara mental dalam mendidik anak.
Wah keren sekali ya Edufriend acara
ini! Harapan ke depannya, Nisalia Ningrum selaku ketua pelaksana mengucapkan semoga
peserta semakin banyak dalam acara ini, agar dapat mengembangkan pengetahuannya
dalam bidang pendidikan dan semoga acara yang selanjutnya tidak ada kendala
apapun.
Natalia
Kristiani Maru’ao
Editor:
Riska Damayanti
Kamis, 11 Juni 2020
Puisi Aku Sebagai Kekosongan
Aku
Sebagai Kekosongan
Muhammad Taufiqul Hakim
Aku
menelisik dingin angin laut
Derai
dan desir ombak ibarat lagu kekosongan
Mengisi
dengan lihai sampai lupa soal sekitar
Dan
matahari sore yang mulai kabur dari pupil mataku
Katanya,
bulan hadir sebagai pelipur
Purnama
larut dalam kepalaku yang lapar
Aku
dengan hati terisi penuh arah yang hilang
Ketika
riuh tawa hanya berisi kebohongan
Semua
terlihat biasa-biasa saja
Kau
yang larut dalam dekap bahu kokoh
Sedang,
mataku perih dilahap asap polusi
Sebagai
sebab, banyak objek yang aku hiraukan
Puisi Kamu dan Hati ini
Kamu
dan Hati ini
Febrizka Nabilla
Tidak lagi kulihat
pelangi di langit setelah hujan
Tidak ada embun sejuk
pagi di kala panasnya
Tidak ada tenang malam
berikutnya
Aku sudah jatuh
menembus langit hingga dingin malam
Lalu siap dipeluknya
Cerita singkat ini kan
jadi tumpukan cerita
Berhasil mengenalmu
sekali saja, namun gagal membuatmu berwarna
Penantianku terbayar,
sakitnya hambar, namun rasanya tak hilang
Aku di sini ketika kamu
butuh warna pelangi
Sejuk embun pagi atau
hanya ingin menembus tenang malam
Karena rasanya hilang
Dan aku tak mau hilang
Rabu, 10 Juni 2020
Talkshow The Office Explorer 4.0
Talkshow The Office
Explorer 4.0
Acara ini diselenggarakan oleh program studi D3
Administrasi Perkantoran berkolaborasi dengan S1 Pendidikan Administrasi
Perkantoran Universitas Negeri Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan
program studi tersebut ke khalayak umum dengan mengadakan perlombaan bagi
siswa/i SMK dan mahasiswa/i universitas. Tahun ini adalah keempat kalinya acara
tersebut berlangsung. Dengan konsep yang berbeda dengan tahun sebelumnya, acara
ini menggunakan media online berhubung dengan adanya pandemic Covid-19. Acara
TOE 4.0 dilaksanakan selama 2 hari, hari pertama diadakan tanggal 9 Juni 2020,
sebagai pembukaan acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan perlombaan yang
diikuti oleh berbagai macam universitas dan SMK. Pada hari kedua, diadakan
talkshow dengan moderator Rima Selviana selaku alumni D3 Administrasi
Perkantoran dan pemateri Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. dan
Bapak Dr. Hendrik Heri Sandi, S.Pd. M.M.
Talkshow tersebut mengusung tema “Improving Our
Interpersonal Skill to Survive The Industrial Revolution 4.0”. Dihadiri oleh
±340 peserta, dengan media online Zoom dan Youtube Streaming, talkshow ini diawali
dengan pemutaran video sponsor, selanjutnya sambutan, pengisian materi, serta
sesi tanya jawab dan acara penutupan.
Bapak Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., selaku
pemateri, memaparkan materi tentang Team
Work and Creative Thinking. Dalam materi tersebut beliau menjelaskan walaupun
sedang keadaan pandemi seperti ini, kita harus selalu melihat peluang yang ada
dengan memanfaatkan kesempatan tersebut, dimulai dengan mengenali passion diri sendiri kemudian mencari
peluang usaha dengan melihat data e-commerce.
Rupanya banyak peserta yang berfokus pada wajah yang biasa disebut dengan papa online ini, dilihat dari sosial media
peserta yang sangat antusias dengan beliau.
Selanjutnya, pemateri kedua adalah Bapak Dr. Hendrik Heri
Sandi, S.Pd. M.M. dengan memaparkan materi tentang materi Komunikasi dan Jiwa
Kepemimpinan. Beliau menjelaskan bahwa komunikasi yang baik akan menimbulkan jiwa
kepemimpinan dalam diri kita dan hal tersebut akan berdampak pada lingkungan
sekitar.
Intan Maulida Rizaldy
Editor: Riska Damayanti
DESA PENDIDIKAN
DESA
PENDIDIKAN
Halo Edufriend! Pernahkah kalian
berpikir bagaimana sih lingkungan pendidikan yang asri dan ramah? Jika kalian
pernah berpikir seperti itu, bisa kalian lihat nih dari salah satu komunitas
Fakultas Ilmu Sosial yaitu, Desa Pendidikan atau yang disingkat menjadi DEPE.
Ngomong-ngomong, nama Desa Pendidikan sendiri mempunyai
makna loh, Edufriend. Makna dari nama Desa merupakan sebagai gambaran
lingkungan yang asri dengan penduduk yang ramah. Nama desa pun menjadi salah
satu pengikat yang mencerminkan karakter dari pengurus DEPE. Hingga akhirnya,
nama dari Community Development FIS
UNJ adalah Desa Pendidikan. Harapan dengan dinamakannya Desa Pendidikan bisa
menjadikan satu lingkungan yang asri dan ramah. Dengan bertambah besarnya
komunitas ini, akhirnya DEPE mulai diperkenalkan kepada seluruh mahasiswa
khususnya FIS UNJ.
Komunitas yang sudah berdiri sejak
Agustus 2012 dan didirikan oleh salah satu mahasiswa program studi Sosiologi
2009, yaitu Gunardi Ridwan. Tujuan komunitas ini berdiri pun sangat mulia loh
Edufriend, yaitu menjadi tempat belajar gratis bagi anak-anak dengan kisaran
usia 3-15 tahun; mengurangi tingkat kriminalitas terhadap anak-anak yang
biasanya dilakukan oleh remaja dan orang dewasa; mencetak generasi penerus yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, cerdas, berbudi pekerti, penuh
semangat dan ceria; serta memberdayakan anak remaja dalam hal pendidikan supaya
selepas dari SMP bisa mengajari adik-adik di wilayahnya. Keren banget kan
Edufried tujuan dibentuknya Desa Pendidikan ini.
Selanjutnya, kegiatan yang sudah
dilakukan Desa Pendidkan juga banyak loh Edufriend yaitu, pengajaran rutin yang
dilakukan setiap minggu pada hari sabtu. Pengajaran pun sebagai kegiatan rutin
dalam mengajar dan mendidik adik-adik binaan di sekitar yayasan tempat
pengajaran lalu, ada festival anak, dan pendidikan & kepelatihan (diklat),
serta DEPE juga mengadakan study tour
yang biasanya ke museum-museum loh, Edufriend! Seru banget ya kegiatan yang
dilakukan oleh Desa Pendidikan.
Desa pendidikan sendiri mempunyai
kegiatan rutin untuk pengurus seperti, evaluasi pembelajaran yang diadakan
sekali dalam sebulan yang pastinya evaluasi tersebut membuat komunitas Desa
Pendidikan semakin maju dalam mengajarkan adik-adik kita. Selain evaluasi
pembelajaran, adanya kegiatan rutin kumpul bersama untuk tetap mempererat tali
persaudaraan antar pengurus, biar ga ada yang slek (konflik) gitu Edufriend.
Komunitas Desa Pendidikan pun mempunyai hal yang menarik,
menurut Kepala Sekolah (ketua) Desa Pendidikan tahun 2020 dan sebagai narasumber,
yaitu Aldi Waskito, hal yang membuat Desa Pendidikan menarik adalah sebagai
tempat mahasiswa untuk mengabdikan dirinya untuk masyarakat, seperti salah satu
tri dharma perguruan tinggi ya Edufriend, yaitu pengabdian masyarakat. Lalu,
manfaat yang banyak didapati dari Desa Pendidikan yang membuat hal itu semakin
menarik yaitu, mengasah kemampuan mengajar, mendapatkan teman-teman
seperjuangan dan manfaat lainnya.
Setelah Edufriend berkenalan dengan
komunitas Desa Pendidikan, mungkin Edufriend tertarik untuk ikut sebagai
pengurus di dalamnya. Nah, untuk Edufriend yang minat menjadi pengurus di
dalamnya, Desa Pendidikan ini membuka Open Recruitment setiap tahun yang dimana
ada tahap-tahap yang nantinya Edufriend ikuti, dimulai dari ikut pendidikan,
dan pelatihan yang telah disediakan oleh para pengurus Desa Pendidikan. Namun,
Desa Pendidikan baru membuka open recruitment bagi mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial UNJ saja nih, Edufriend. Kita doakan saja semoga Desa Pendidikan bisa
terbuka untuk umum ya Edufriend, sehingga tujuan yang ada bisa tercapai dengan
maksimal.
Harapan dari ketua Desa Pendidikan sendiri,
yaitu semoga DEPE bisa lebih baik dalam segala hal. Baik dalam hal pengajaran,
pengorganisasian dan hal-hal lainnya. Serta, DEPE bisa berkembang lebih besar
dan lebih baik lagi.
Semoga DEPE bisa berkembang lebih
besar dan lebih baik lagi.
Natalia Kristiani
Maru’ao
Minggu, 07 Juni 2020
MEMBUAT BANOFFEE, CARA TERBARU MENGHILANGKAN BOSAN SAAT DI RUMAH AJA
MEMBUAT BANOFFEE, CARA TERBARU
MENGHILANGKAN BOSAN SAAT DI RUMAH AJA
Oleh
@larsdinda
Kamu udah mulai bosen dan bingung
mau mengisi waktu luang selama di rumah aja? Tenang Edufriend, saya udah
menyiapkan sebuah resep yang mudah dibuat, anti gagal dan rasanya dijamin enak.
Kali ini, saya akan membuat Banoffee. Banoffee atau banana toffee
ini merupakan dessert pie asal Inggris yang merupakan
perpaduan antara pisang,
karamel, dan krim, dengan bagian dasar yang terbuat
dari remahan biskuit dan mentega. Jadi,
gimana Edufriend? Kamu
udah mulai penasaran sama resepnya, kan? Yuk, simak resep dibawah ini!
Resep
Banoffee :
- Bahan-bahan yang perlu disiapkan:
Saus Karamel
200 g gula pasir
80 ml air
180 ml whipping cream
30 g margarin
1 sdt vanili
Sejumput garam
- Untuk base atau
bagian dasarnya, kamu perlu:
20 buah biskuit marie (merk
apa saja)
60 g margarin (cairkan)
- Bahan untuk
membuat whipped cream:
100 g whipped cream bubuk
200 ml air es
- Bahan tambahan:
3 buah pisang (potong
kecil-kecil)
Bubuk coklat untuk taburan
diatasnya
- Cara membuatnya:
1. Saus karamel: Masukan gula pasir dengan air
sampai gula terendam, kemudian nyalakan api sampai gula berubah coklat tua,
lalu matikan api. Masukan whipping cream aduk rata, kemudian masukan mentega
aduk kembali, lalu masukan vanilla dan garam. (Atau kamu bisa pakai saus
karamel yang sudah jadi).
2. Base: Haluskan biskuit marie, kemudian
tuang margarin cair. Aduk rata.
3. Whipped cream: kocok semua
bahan whipped cream sampai kaku.
4. Masukan biskuit ke dalam wadah
apa saja, kemudian masukan caramel di
atasnya,
dan letakan pisang. Lalu,
masukan kembali karamel di atasnya.
5. Beri whipped cream di atas pisang sampai tertutup rapih.
6. Taburi dengan coklat bubuk, kemudian masukan ke dalam kulkas selama satu setengah jam.
Nah, gimana resep di atas? Tertarik untuk kamu coba? Semoga resep di atas bisa kamu coba untuk menemani waktu luangmu selama di rumah aja yaa, Edufriend. Selamat mencoba!