Rawamangun (6/7/2018), di lingkup
program studi Sastra Indonesia majalah merupakan salah satu produk yang
dihasilkan selain karya tulis lainnya seperti cerpen, puisi, esai, dan
sebagainya. Di tahun 2018 ini, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2015
berhasil menerbitkan sebuah majalah berjudul “TABIK”. Peluncuran majalah pun
diadakan di Aula UPT Perpustakaan UNJ pada Jumat, 6 Juli 2018.
Acara
peluncuran tersebut diselenggarakan oleh seluruh mahasiswa Sastra Indonesia
angkatan 2015. Acara itu juga turut dihadiri oleh Dr. Miftahulkhairah Anwar,
M.Hum selaku Koor. Prodi Sastra Indonesia serta dosen-dosen yang mengajar di
prodi Sastra Indonesia. Ketua pelaksana peluncuran majalah TABIK yakni Adi
Apria memberikan sambutan dan memberikan sedikit pengenalan terhadap majalah
tersebut.
Dalam
sambutannya, Ia menuturkan bahwa majalah TABIK merupakan produk hasil dari
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Malang dan Purbalingga. Maka dari itu, majalah
tersebut mengangkat tema “Membingkai Eksotisme Malang dan Bromo”. Setelah Adi
Apria, selanjutnya Dr. Miftahulkhairah juga dipersilakan untuk memberikan
sambutan sekaligus memukul gong sebagai symbol diluncurkannya majalah TABIK.
Beliau menyatakan “Saya sangat senang pada akhirnya angkatan 2015 dapat
memberikan judul majalah yang dapat dipakai seterusnya”. Hal tersebut ia
tuturkan sebab sebelumnya angkatan 2014 yang juga membuat majalah, memakai
judul yang hanya merujuk ke daerah tertentu.
Selanjutnya, kita masuk ke acara inti
yaitu presentasi mengenai majalah Tabik yang dimoderatori oleh Devita Yulianti.
Dalam presentasi tersebut terdapat tiga mahasiswi yang mewakili tempat-tempat
yang mereka kunjungi ketika di Malang dan Purbalingga. Yaitu Gradita Audika
mewakili Universitas Negeri Malang, Fitri Febriyani mewakili Radar Malang, dan
Alva Amadea mewakili Museum Panji.
Pada
sesi itu, mereka mempresentasikan topik apa saja yang diangkat dalam majalah
TABIK edisi pertama ini. KKL yang telah dilaksanakan pada tanggal 8 April – 11 April
2018, ini berisi topik tentang tempat-tempat yang mereka kunjungi. Selain itu,
mereka juga mengangkat keunikan dari suku Tengger yang bermukim di Purbalingga.
Nabila Hidayah
0 komentar:
Posting Komentar