Di UNJ selain
prodi kependidikan, udah banyak juga prodi 'murni' yaitu prodi
non-kependidikan. Salah satu prodi murni tersebut adalah Sastra Indonesia. Yang
berada di bawah naungan Fakultas Bahasa dan Seni. Sastra Indonesia sendiri awalnya
tergabung dalam rumpun Jurusan Bahasa & Sastra Indonesia (JBSI). Dahulu
pendidikan dan sastra melebur dalam satu jurusan, akan tetapi akhirnya keduanya
resmi dipisah menjadi program studi. Faktanya, mata kuliah dalam kedua ini
hampir sama. Yang membedakan adalah di sastra, tidak memperoleh mata kuliah
kependidikan.
Prodi Sastra Indonesia berlokasi di
Gedung Q, samping prodi Bahasa Inggris dan Prodi Seni Musik & Tari.
Gedungnya terdiri dari dua lantai, selain ruang dosen dan perpustakaan di
lantai dua terdapat Laboraturium Menyimak (listening).
Tidak hanya prodi Sastra Indonesia saja yang memakai ruangan tersebut, tetapi
prodi lain di FBS juga turut memakainya.
Mungkin banyak Edufriend yang
bertanya-tanya, “masuk Sastra Indonesia ngapain sih? Kerjanya nanti jadi apa?”.
Kuliah di Sastra Indonesia itu seru lho Edufriend. Selain mempelajari ilmu
sastra dan tata bahasa, kita juga mendapat sedikit ilmu berakting. Kenapa
berakting? Hal ini disebabkan karena di sastra kita juga mempelajari seni
teater. Bahkan, enggak jarang ada mata kuliah yang diganti dengan menonton
pementasan teater dari kakak tingkat. Selain teater, kita juga diajarkan cara
membaca puisi yang baik dan benar.
Selain itu ada hal unik lainnya dari
prodi ini, Edufriend. Yakni tiap mahasiswa semester 1 diwajibkan untuk
mengadakan Festival Palang Pintu sebagai UAS mata kuliah Apresiasi Sastra. Pada
acara tersebut, para mahasiswa layaknya dalam resepsi pernikahan sungguhan. Ada
yang pantun, silat, dua mempelai laki-laki dan perempuan, serta grup kosidah.
Sebelum melakukan pantun, acara ini diawali dengan keliling kampus A UNJ sambil
menyanyikan shalawat Badr. Acara ini diadakan sebagai bentuk apresiasi terhadap
budaya Betawi, Edufriend.
Mahasiswa prodi Sastra Indonesia
punya dosen favorit, diantaranya Helvy Tiana Rosa dan Irsyad Ridho. Wanita yang
kerap dipanggil dengan sebutan bunda Helvy ini adalah kakak dari Asma Nadia,
penulis buku “Rumah Tanpa Jendela”. Bunda Helvy juga penulis lho, Edufriend !.
Beliau telah menerbitkan 50 buku dan saat ini telah menjadi produser di
beberapa filmnya yang berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi”, “Duka Sedalam Cinta”,
dan yang terbaru “212: The Story Of Love”. Nah, kalau pak Irsyad Ridho
diidolakan oleh para mahasiswa karena pembawaannya yang santai terhadap mahasiswa.
Tidak jarang beliau ditemui sedang duduk mengobrol dengan mahasiswa Sastra
Indonesia di pendopo Puri Lingua.
Buat Edufriend yang mau nemuin
mahasiswa Sastra Indonesia, Edufriend bisa datang ke pendopo Puri Lingua yang
ada di depan Gedung Q. Tempat tersebut
adalah tempat favorit buat nongkrong-nongkrong minum kopi, makan siang, atau
sekedar main game. Prodi Sastra Indonesia selain punya badan eksekutif dan
legislative, juga punya ORMAWA yang menarik banget lho, Edufriend.
Ada 4 ORMAWA, yaitu Bengkel Sastra
(teater, musik, dan penulisan), Teater Zat, Lifosa (penulisan), dan Stomata
(majalah). Tapi ada komunitas baru nih di Sastra Indonesia, yaitu Tanggal
Merah, organisasi buat yang punya minat dengan perfilman. Bengkel Sastra udah
cukup terkenal lho Edufriend, mereka sudah sering melakukan pementasan baik di
kampus hingga Gedung Kesenian Jakarta dan Taman Ismail Marzuki. Organisasi ini
cocok banget buat Edufriend pecinta sastra karena di dalamnya terdapat teater,
pembacaan puisi, dan musikalisasi puisi. Tenang saja, Edufriend. Bengkel Sastra
itu terbuka untuk seluruh mahasiswa UNJ, jadi tidak hanya untuk mahasiswa
Sastra Indonesia saja. Selain itu, juga ada Teater Zat buat Edufriend yang suka
teater bisa juga ikut ORMAWA yang satu ini.
Prospek kerja dari prodi Sastra
Indonesia itu cukup luas lho!. Selain menjadi editor maupun penulis buku,
Edufriend bisa menjadi ahli linguistik forensik, jurnalis, presenter/MC, penulis
skenario, copywriter, dan sebagainya.
Karena hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan bahasa Indonesia. Jadi, masih
mau bertanya “kerjanya nanti jadi apa?” ke anak Sastra Indonesia? J
Nabila
Hidayah
0 komentar:
Posting Komentar