Rabu, 9 Mei 2018, dilaksanakan
Aksi Dalam Kampus yang ramai bertagar #UNJDaruratRektor. Aksi ini
dilatarbelakangi atas ketidakadaannya rektor definitif Universitas Negeri
Jakarta, padahal dalam sebuah Perguruan Tinggi Negeri sangat dibutuhkan rektor
agar dapat mengambil keputusan dan mengambil kebijakan. Perlu diketahui bahwa
pasca diberhentikannya Rektor Universitas Negeri Jakarta oleh Menristekdikti
pada 2017 lalu, UNJ kini dipimpin oleh seorang Plt. Rektor. Maka
terhitung sudah kurang lebih 7 bulan UNJ belum memiliki Rektor definitif.
Berikut adalah tuntutan dari
Mahasiswa UNJ:
1. Menuntut adanya publikasi
rancangan statuta UNJ kepada mahasiswa pada hari Rabu, 9 Mei 2018.
2. Mendesak pengesahan statuta
dengan mempertimbangkan masukan mahasiswa selambat-lambatnya pekan ini.
3. Mendesak terbentuknya senat
UNJ dan panitia pemilihan rektor UNJ pekan ini
4. Menuntut peran strategis
mahasiswa dalam kepanitiaan pemilihan rektor UNJ demi terwujudnya pemilihan
rektor UNJ yang bersih.
5. Menuntut terpilihnya Rektor
Baru UNJ selambat-lambatnya 31 Mei 2018.
6. Menuntut pertanggungjawaban
PLt rektor UNJ untuk:
a. Mencabut
ijazah plagiator
b. Membatalkan
kerjasama kredit pendidikan antara Bank BTN dan UNJ.
"Aksi itu, menurut saya,
sebagai jati dirinya mahasiswa karena mahasiswa yang ikut beraksi tandanya
hatinya bergerak untuk menyuarakan suara rakyat atau suara mahasiswa tersebut.
Apalagi dalam rangka #UNJDaruratRektor, mahasiswa itu harus sadar bahwa sebuah
kampus atau universitas membutuhkan seorang rektor yang dapat memimpin adanya
perkuliahan. Maka dari itu kita harus menyuarakan suara kita di depan Gedung
Rektorat," kata Hanan Amirah Alamudy, salah satu massa Aksi Dalam Kampus
ini.
Aksi ini dimulai pada pukul 11.15
waktu setempat yang beberapa waktu sebelumnya telah dilakukan persiapan seperti
Konsolidasi Akbar pada hari Senin di Tugu UNJ. Agitasi massa dari fakultas ke
fakultas menandai dimulainya aksi ini
Aksi ini diwarnai oleh yel-yel
buatan mahasiswa serta berbagai orasi yang berhubungan dengan tuntutan
mahasiswa. Dilakukan juga gimmick yaitu aksi media dengan cara mem-posting aksi
tersebut di media sosial Instagram dan WhatsApp setelah dibunyikannya sirine
oleh Komandan Green Force 2018, Syahputra Pratama. Anas Abi Anzah selaku
Komandan Red Soldier FIS UNJ 2018 juga turut serta memandu massa bersama
Komandan GF 2018 nih Edufriend. Spanduk, poster dan selembaran juga dipajang di
sekitaran lokasi aksi. Terdapat juga selembaran yang dibagikan kepada mahasiswa
UNJ.
Walaupun matahari semakin terik
namun tidak menyurutkan semangat mahasiswa yang ada. Semakin sore pun massa
aksi semakin bertambah mengingat waktu perkuliahan sudah berakhir. Aksi kali
ini belum menemui titik terang dikarenakan Plt. Rektor UNJ yang awalnya bisa
ditemui oleh massa nyatanya mempunyai agenda lain di luar kampus yang
mengakibatkan ia tidak dapat menemui massa. Massa pun mengirimkan pesan singkat
kepada Prof. Intan Ahmad, Ph.D selaku Plt. Rektor UNJ secara serentak yang
isinya menunggu itikad baik dari beliau. Akhirnya pada pukul 18.00, aksi disudahi dikarenakan
Plt. Rektor tak kunjung bertemu oleh massa dan juga beliau berjanji akan
menemui massa pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2018. Aksi juga ditutup dengan
penyegelan Gedung Rektorat sebagai bentuk keseriusan massa.
Widya Arumdwita
0 komentar:
Posting Komentar