Universitas Negeri Jakarta adalah
satu-satunya Universitas Negeri di Jakarta, oleh karena letak geografisnya
tersebutlah, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Budaya Betawi sangat erat
kaitannya dengan kehidupan masyarakat Jakarta. Oleh karena itulah ke empat
lembaga ini saling bekerja sama yaitu, Pusake Betawi UNJ, Betawi Center Foundation / Penerbit Padasan,
Jurnal Stomata UNJ dan Prodi Sastra Indonesia UNJ. Keempat lembaga ini bekerja
sama untuk menyelenggarakan Dialog Interaktif Pusake Betawi.
Dialog Interaktif Pusake Betawi ini
memiliki tema “Pantes gak ya Bahasa dan Sastra Betawi masuk Universitas untuk
dijadiin Mata Kuliah?” Dialog ini diselenggarakan pada Senin, 29 Februari 2016 di Aula Maftuhah Yusuf Universitas Negeri Jakarta. Dialog ini dihadiri oleh
keempat pembicara dengan latar belakang yang berbeda-beda, Dr. Irsyad Ridho, M.
Hum (Peneliti Culture Studies), Abdul
Chaer (Pakar Linguistik & Mantan Dosen UNJ), Chairil Gibran Ramadhan alias
CGR (Sastrawan Terkenal & Pendiri Betawi Center Foundation), serta Sam Mukhtar
Chaniago (Wakil Ketua Pusake Betawi). Dialog ini juga dipimpin oleh seorang
moderator yakni Erfi Firmansyah (Mantan Sekretaris Jurusan Bahasa Indonesia
serta peneliti kebudayaan Betawi)
Sebagai wakil Pusake Betawi, Bapak
Sam Mukhtar Chaniago mengatakan maksud dari diselenggarakannya dialog
interaktif ini adalah agar Universitas Negeri Jakarta dikenal sebagai
Universitas yang peduli dan memperhatikan budaya Betawi, selain itu beliau
berharap agar “Bahasa dan Sastra Betawi” dapat menjadi mata kuliah baru di
seluruh jurusan dan prodi yang ada di UNJ, Karena beliau mengatakan “Baru jurusan Seni Musik saja yang memasukkan
mata kuliah berbau Betawi di program pendidikannya, yakni Seni Budaya Betawi
dan Seni Musik Betawi” oleh karena itu sepatutnya semua jurusan di Universitas
Negeri Jakarta sedayanya memasukkan mata kuliah berbau betawi di program
pendidikannya.
Ivan Rizky Pratama
0 komentar:
Posting Komentar