Rabu, 01 Desember 2021

FINference: What’s New on the Marketplace?

FINference: What’s New on the Marketplace?

Oleh: Yasinta Roro Anjani



27 November 2021 Finference melaksanakan webinar yang bertemakan “What’s New on the Marketplace?”. Pada webinar kali ini, Finference mengundang beberapa narasumber hebat yang diantaranya adalah Ni Luh Djelantik - Founder of Niluh Djelantik, Randy Julius Kartadinata - CEO and Co-Founder Mangkokku, dan Sonny Agustiawan - Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya. Pada webinar tersebut membahas tentang Supporting Local Markets: A Must or A Miss? Indikator perindustrian pada saat ini cukup besar dampaknya karena perubahan yang terjadi diakibatkan pandemi pada saat ini. Banyak usaha usaha yang menurun diakibatkan pandemi, pengusaha yang baru memulai pada awal tahun 2020 pun merasa tertantang dengan adanya pandemi tersebut.


Mengenai perubahan pasar lokal di tengah pandemi tersebut mengalami perubahan yang signifikan. Menurut bapak Antasari Putra, bicara tentang kondisi saat ini ada banyak hal yang terpengaruh juga misalnya terkait dengan kondisi supply global, rantai pasok global karena pandemi ini jadi terganggu, kemudian proses ekspor-impor jadi sulit sehingga pasar lokal menjadi salah satu yang bisa diandalkan karena kemudian isunya adalah logistik, sehingga market lokal itu juga menjadi prioritas saat ini. Dilihat dari transaksi di marketplace misalnya, mata publik lokal terjadi peningkatan yang sangat signifikan dan juga cara transaksi online pun mengalami peningkatan dan terjadi pergeseran dari yang dulunya anak-anak muda yang mencari barang-barang branded sekarang lebih ke lokal produk. Pemerintah pada tahun 2020 lalu meluncurkan gerakan nasional bangga buatan Indonesia salah satunya juga untuk mengoptimalkan pasar lokal.




Permasalahan yang dialami UMKM Indonesia pada saat ini adalah biaya ongkir ke luar negeri yang cukup mahal. Anak-anak bangsa Indonesia memikirkan bagaimana bisa mengirimkan karyanya ke luar negeri dengan ongkir yang bisa bersaing dibandingkan dengan orang yang berbelanja ke luar negri dengan baju seharga Rp80.000 itu bebas ongkir sedangkan di Indonesia, modalnya Rp80.000 ongkirnya Rp800.000 untuk mengirim ke luar negeri. Jadi ini memang peran serta pemerintah juga harus hadir dalam dunia marketplace. Ibu Ni Luh Djelantik mengucapkan bahwa, jika para pengusaha ingin UMKM Indonesia maju, maka perjuangkan ongkir saja sudah cukup.


Faktanya beberapa data-data dari Bank Indonesia yang dipublish baru-baru ini, PDB triwulan 3 tahun 2021 diketahui bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 3,51% secara positif dan ini sedikit turun dibanding data 2021 triwulan kedua yaitu 7,07% tapi dari kedua data ini kita masih berada di angka positif, yang menarik perhatian adalah dimana nilai ekspor meningkat 29% di triwulan ketiga ini nilai impor meningkat sangat tinggi 30, 11%, akan tetapi nilai konsumsi rumah tangga peningkatannya tidak begitu signifikan hanya 1,03% di mana produk Indonesia tidak lebih dari 15% jadi kita bicara pertumbuhan ekonomi yang cukup besar itu mayoritas karena produk impor.


Pada dasarnya banyak perubahan positif yang signifikan dalam pandemi. Saat pandemi, para pengusaha jangan jadikan patokan untuk berhenti melangkah dalam usahanya. Akan tetapi, pengusaha harus lebih maju dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas mereka dalam mempertahankan usahanya. Dalam diskusi tersebut Bapak Randy Julius Kartadinata memberi saran kepada pengusaha yang baru ingin memulai bisnisnya, bahwa jangan terlalu percaya atau tergiur dengan virality. Pengusaha baru harus mengetahui terlebih dahulu tentang masalah apa yang sedang terjadi pada industry marketplace saat ini            


0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878