FINference: What’s New on the
Marketplace?
Oleh: Yasinta Roro Anjani
27 November 2021 Finference melaksanakan webinar yang bertemakan
“What’s New on the Marketplace?”. Pada webinar kali ini, Finference mengundang
beberapa narasumber hebat yang diantaranya adalah Ni Luh Djelantik - Founder of
Niluh Djelantik, Randy Julius Kartadinata - CEO and Co-Founder Mangkokku, dan Sonny
Agustiawan - Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya. Pada webinar tersebut
membahas tentang Supporting Local Markets: A Must or A Miss? Indikator
perindustrian pada saat ini cukup besar dampaknya karena perubahan yang terjadi
diakibatkan pandemi pada saat ini. Banyak usaha usaha yang menurun diakibatkan
pandemi, pengusaha yang baru memulai pada awal tahun 2020 pun merasa
tertantang dengan adanya pandemi tersebut.
Mengenai
perubahan pasar lokal di tengah pandemi tersebut mengalami perubahan yang
signifikan. Menurut bapak Antasari Putra, bicara tentang kondisi saat ini ada
banyak hal yang terpengaruh juga misalnya terkait dengan kondisi supply global,
rantai pasok global karena pandemi ini jadi terganggu, kemudian proses
ekspor-impor jadi sulit sehingga pasar lokal menjadi salah satu yang bisa
diandalkan karena kemudian isunya adalah logistik, sehingga market lokal itu
juga menjadi prioritas saat ini. Dilihat dari transaksi di marketplace misalnya, mata publik lokal terjadi peningkatan yang sangat signifikan dan juga cara
transaksi online pun mengalami peningkatan dan terjadi pergeseran dari yang
dulunya anak-anak muda yang mencari barang-barang branded sekarang lebih ke
lokal produk. Pemerintah pada tahun 2020 lalu meluncurkan gerakan nasional
bangga buatan Indonesia salah satunya juga untuk mengoptimalkan pasar lokal.
Permasalahan
yang dialami UMKM Indonesia pada saat ini adalah biaya ongkir ke luar negeri yang
cukup mahal. Anak-anak bangsa Indonesia memikirkan bagaimana bisa mengirimkan
karyanya ke luar negeri dengan ongkir yang bisa bersaing dibandingkan dengan
orang yang berbelanja ke luar negri dengan baju seharga Rp80.000 itu bebas
ongkir sedangkan di Indonesia, modalnya Rp80.000 ongkirnya Rp800.000 untuk
mengirim ke luar negeri. Jadi ini memang peran serta pemerintah juga harus
hadir dalam dunia marketplace. Ibu Ni Luh Djelantik mengucapkan bahwa, jika para
pengusaha ingin UMKM Indonesia maju, maka perjuangkan ongkir saja sudah cukup.
Faktanya
beberapa data-data dari Bank Indonesia yang dipublish baru-baru ini, PDB
triwulan 3 tahun 2021 diketahui bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 3,51% secara
positif dan ini sedikit turun dibanding data 2021 triwulan kedua yaitu 7,07%
tapi dari kedua data ini kita masih berada di angka positif, yang menarik perhatian adalah dimana nilai ekspor meningkat 29% di triwulan ketiga
ini nilai impor meningkat sangat tinggi 30, 11%, akan tetapi nilai konsumsi
rumah tangga peningkatannya tidak begitu signifikan hanya 1,03% di mana produk
Indonesia tidak lebih dari 15% jadi kita bicara pertumbuhan ekonomi yang cukup
besar itu mayoritas karena produk impor.
Pada
dasarnya banyak perubahan positif yang signifikan dalam pandemi. Saat
pandemi, para pengusaha jangan jadikan patokan untuk berhenti melangkah
dalam usahanya. Akan tetapi, pengusaha harus lebih maju dalam mengembangkan
inovasi dan kreativitas mereka dalam mempertahankan usahanya. Dalam diskusi
tersebut Bapak Randy Julius Kartadinata memberi saran kepada pengusaha yang
baru ingin memulai bisnisnya, bahwa jangan terlalu percaya atau tergiur dengan
virality. Pengusaha baru harus mengetahui terlebih dahulu tentang masalah apa
yang sedang terjadi pada industry marketplace saat ini
0 komentar:
Posting Komentar