Mengembangkan
dua dimensi yang berbeda adalah sesuatu yang membutuhkan waktu. Terlebih dua
dimensi itu berbeda dalam segi arti dan makna. Mencari arti akan setiap kata
menjadi tujuan guna mencapai pemahaman di dalam setiap kalimat. Perbedaan
mendasar menjadikan kita sering lupa untuk merajut keindahaan bersama. Namun
halangan akan mewujudkan kebersamaan sering mengalami hambatan ditengah upaya
membingkai persaudaraan.
Perselisihan
yang mengerikan yang berlangsung selama berabad-abad adalah pelajaran yang
terpenting, untuk itu kita perlu saling memaafkan kesalahan-kesalahan. Pertikaian
adalah angkara terbesar umat manusia dan toleransi adalah satu-satunya obat
penawarnya.
Tidak ada
seorang pun yang tidak setuju dengan kebenaran ini, baik yang merenungkannya
dengan tenang dalam pikiran mereka atau yang mengkaji kebenaran ini dengan
cermat bersama rekan-rekannya. Memiliki rasa
kebersamaan, saling hidup rukun
dapat terwujud jika masing-masing orang menahan ego struktural dalam menyikapi
permasalahan sosial. Kemampuan kita menahan upaya intimidasi pihak lain untuk memecah sendi - sendi kehidupan bangsa dapat
diminimalisir jika masyarakat dapat berpikir secara rasional.
Kebaikan – kebaikan yang kita sebarkan pada masing-masing orang bisa menjadi
upaya menciptakan kehidupan keharmonisan
dan kerukunan. Setiap orang di alam sadar mereka pasti memiliki sifat-sifat
yang menjurus pada kebaikan, kesabaran, kemurahan hati dan rasa keadilan. Namun,
mengapa orang-orang yang sama secara pribadi menyetujui kesabaran kemurahan
hati, dan keadilan namun dengan begitu
semangat mencemarkan
kebaikan-kebaikan di depan umum? Karena
mereka mempertuhankan kepentingan
diri, karena mereka mengorbankan segalanya demi monster yang mereka sembah.
Kita harus
sadar bahwa solusi konkrit mengenai pertikaian adalah dengan menyebarkan
nilai-nilai agama yang mendorong terciptanya perdamain dan ketentraman. Memberikan
pemahaman melalui pesan-pesan agama adalah upaya yang harus digalakan. Agama
mengajarkan kebaikan, ajaran agama selaras dengan nafas para penganutnya. Ketika
upaya ini terus digalakan masing-masing orang Akan terus berupaya menjadi insan
yang sempurna. Karena itu, memberikan pemahaman dengan argumentasi logis dan
keagamaan bahwa persatuan umat jauh lebih penting dari kepentingan politik dan
pribadi.
Aji Setiawan
Ilmu Agama Islam 2015
0 komentar:
Posting Komentar