kiri: Nur (reporter), Mahdavi (penulis buku). Ulfa (reporter) |
06/11/2013. Buku ini menceritakan tentang
seorang feminisme yang bernama Charlotte Melati Neumuller yang kemudian menjadi
seorang mualaf. Di dalam dunia feminis itu sebenarnya banyak propaganda yang
menyudutkan umat Islam terutama pada tatanan umat Islam yang merendakan kaum
perempuan. Selain itu muncul pandangan bahwa melegalkan kekerasan terhadap kaum
perempuan sebagai pelopor poligami. Dalam buku itu Mahdavi mengupas tuntas
tentang berbagi prespektif tentang tatanan Islam yang sesungguhnya yang bukan
berasal dari berbagai propaganda. Kajian utama buku ini berasal dari Al-Quran
dan Hadist.
Tujuan dari membuat buku ini adalah untuk
membuat prespektif kepada dunia luas bahwa tatanan Islam sangat memberikan
penghormatan tertinggi kepada perempuan dalam islam. Islam tidak mengenal kata
feminisme. Bahkan antara laki-laki dengan perempuan tidak untuk bersaing tetapi
untuk menjadi penolong bagi yang lain dan saling melengkapi.
Sasaran utama dari buku ini menurut penulis
sebenarnya universal bisa siapa saja yang membaca karena penulis menulis buku
ini secara sederhana dari hati. Buku ini bisa dibawa oleh kaum muslim bahkan
kaum non-muslim sekalipun. Dan untuk kaum muslim penulis ingin meyampaikan Islam
untuk memahami dan tidak memandang sebelah mata terhadap tatanan Islam.
Di sini Mahdavi menceritkan bahwa orang yang
bersujud atau ratu yang bersujud akan dimuliakan oleh Allah karena dia memerdekakan
orang yang bersujud. Dalam buku “Ratu yang Bersujud” ini ada 3 karakter yaitu :
- Charlotte Melati
Neumuller. Dia adalah seorang feminis yang
optimis,yang objektif yang ingin mencapai segala sesuatunya berdasarkan
bukan saja berdasarkan hatinya tapi juga akalnya. Dan disini akhirnya
Charlotte menemukan islam didalam perjalannya.
- Hamada.
Sosok yang sangat mencintai umat Islam. Ia ingin menjadikan mesjid tidak
hanya sebagai tempat salat saja tetapi juga sebagai pusat pembangunan
peradaban, ekonomi, dan budaya.
- Lale.
Seorang akademis, seorang yang aktif dari berbagai organisasi tetapi tetap
memegang teguh iman Islamnya. Dia selalu menjadi pembicara dalam forum Internasional.
Mahdavi
berharap sebagai perempuan muslimah harus berani bicara tentang islam kepada
dunia. Dalam buku ini tokh-tokoh seperti malaikat itu ada di dunia nyata
seperti menghapal Al- Quran tetapi yang disorot media hanyalah orang-orang yang
mabuk-mabukkan, obat-obatan. Padahal banyak juga orang-orang yang seperti tokoh
di dalam buku “Ratu yang Bersujud” ini seperti Lale, Hamda, dan Charlotte.
Mahdavi menulis buku ini sekitar 2 tahun silam dalam
jangka waktu 40 hari. Penulis tidak mendapatkan kesulitan sama sekali karena
jika ada hambatan dalam menulis mahdavi selalu memeluk Al-Quran. Ada satu pesan
dalam buku ini bahwa seorang muslimah bersujud menghamba kepada Tuhan dengan totalitas dan rasa cinta itu akan
dimerdekakan Tuhannya dan dia akan diangkat derajatnya seperti layaknya seorang
ratu.
Halimatu Ulfah
0 komentar:
Posting Komentar