Polemik
Kembalikan SPU 0 Rupiah Berujung Damai
Oleh : Muhammad Hasni
(Sumber: @bemunj_Official)
Hallo Edufriend, kalian tau ga sih
apa itu SPU? SPU adalah sumbangan sukarela yang dikenakan kepada mahasiswa,
orangtua, atau wali mahasiswa Jalur Penmaba. SPU ini dipungut oleh Universitas
Negeri Jakarta (UNJ) hanya satu kali selama masa studi yang dilakukan melalui
bank yang ditunjuk oleh UNJ. Tapi kenapa ada aksi Seruan mimbar mengembalikan
Pilihan 0? Karena ada berita berisi
pilihan SPU 0 untuk tahun ajaran 2022/2023 mendadak dihapus.
Sebenarnya SPU adalah Sumbangan
Pembangunan Universitas yang memang seharusnya tidak ada batas minimal alias
bisa memilih nominal 0 rupiah. Tetapi, berbeda pada tahun ini, SPU mendadak
memiliki batas minimal sebesar Rp750.000,00. Hal ini membuat para mahasiswa
geram dan bertanya-tanya sebenarnya arti SPU ini Sumbangan Pembangunan
Universitas atau Sumbangan Pemaksaan Universitas? Tujuan dari gerakan seruan
mimbar bebas ini adalah jelas untuk mengembalikan pilihan SPU sebesar 0 rupiah
dan juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri calon mahasiswa yang
ingin mendaftar ke UNJ melalui jalur penmaba (mandiri), agar tidak takut untuk
memilih SPU 0 dan menghilangkan pemikiran bahwa orang yang lolos itu hanya
untuk orang-orang yang memilih SPU dengan nominal yang tinggi.
Seruan mimbar bebas ini dilaksanakan
sekitar pukul 14.00, dimana para mahasiswa yang ingin mengikuti aksi harus
menggunakan almamater kebanggaan UNJ dan menumpahkan segala pendapatnya.
Rangkaian awal, yaitu para mahasiswa diberikan briefing terlebih dahulu oleh
koordinator antar fakultas. Setelah itu, para mahasiswa melakukan long march
dari gedung Ki Hajar Dewantara menuju ke depan gedung parkir spiral. Mahasiswa
berbaris rapi dan mulai menyuarakan aspirasinya. Tetapi, tak lama UNJ diguyur
hujan deras yang mengakibatkan para mahasiswa yang mengikuti aksi diarahkan
untuk melanjutkan menyampaikan aspirasinya di lantai 4 gedung parkir spiral.
Selama di dalam gedung spiral, mahasiswa diperbolehkan untuk menyampaikan
orasinya dalam bentuk apapun, seperti yang dilakukan oleh Kak Agil Prasojo,
perwakilan dari BEM Prodi Akuntansi, yang menyampaikan aspirasinya. Sekitar
pukul 15.40, hujan mulai reda dan massa diarahkan untuk kembali membentuk
barisan di depan gedung parkir spiral. Para mahasiswa melanjutkan menyampaikan
orasinya secara bergiliran antara fakultas yang satu dengan fakultas lainnya.
Ada yang melakukan orasi dengan mengajak peserta aksi dan menyamakan persepsi
mengenai arti SPU ini dan ada juga yang menyampaikan orasi dengan cara
membacakan puisi, seperti yang dilakukan oleh perwakilan dari Fakultas Bahasa dan
Seni (FBS).
Sementara mahasiswa menyampaikan
aspirasinya di depan gedung parkir spiral, perwakilan dari BEM UNJ dan
perwakilan fakultas mengadakan rapat audiensi dengan pimpinan dan pihak-pihak
yang terkait. Setelah melakukan rapat, semua mahasiswa melakukan ibadah sholat
maghrib terlebih dahulu. Setelah itu, Kak Ahmad Sauqy selaku Ketua BEM UNJ
2022, menyampaikan hasil rapat audiensi yang baru saja dilakukan ke peserta
aksi. Aksi ditutup karena pihak pimpinan dari tiap fakultas berwacana bahwa
akan kembali menggelar rapat dan mengkaji mengenai nominal SPU. Para peserta
aksi pulang dengan rasa sedikit lega karena sudah ada respon dari pimpinan
terkait dan sedikit rasa kecewa karena merasa belum ada titik terang yang pasti
mengenai nominal SPU dari aspirasi yang sudah disampaikan. Mari kita doakan
semoga nominal SPU tetap berpendirian pada makna yang sebenarnya, yaitu
Sumbangan Pembangunan Universitas bukan Sumbangan Pemaksaan Universitas.
Pada Hari Jumat, 17 Juni 2022, para
pihak pimpinan menyepakati atau menyetujui tuntutan yang dilakukan melalui
seruan mimbar bebas. Pilihan 0 pada SPU sudah ada dan dapat ditegaskan bahwa
SPU tidak menjadi acuan kelulusan di UNJ.
Sumber:
https://www.instagram.com/p/Ce-gRWKLF22/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
0 komentar:
Posting Komentar