Bagi
mahasiswa UNJ, prodi kependidikan pasti sudah tidak asing lagi. Tidak
ketinggalan pula dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) juga terdapat beraagam prodi
pendidikan maupun prodi murni. Salah satu prodi dari FIS yang akan dibahas kali
ini ialah prodi Pendikan Sosiologi. Nah, rasanya jadi mahasiswa Pendidikan
Sosiologi itu seperti apa sih?
Dilansir dari website fis.unj.ac.id/sosiologi,
prodi ini tadinya termasuk dalam lingkup Jurusan Sosiologi FIS. Dalam Jurusan
Sosiologi tersebut terdapat Pendidikan dan Sosiologi murni. Kemudian, atas izin
penyelenggaraan program studi dari Departemen Pendidikan Nasional pada tahun
2004, barulah prodi Pendidikan Sosiologi resmi dibuka.
Walaupun
kini telah terpisah, baik mahasiswa dari Pendidikan Sosiologi maupun Sosiologi
Pembangunan tidak saling membedakan. Mereka kerap mengadakan acara bersama. Seperti
pada acara Malam Keakraban (Makrab) dan pelaksanaan program kerja BEM.
Ternyata
di prodi Pendidikan Sosiologi ini, selain mendalami bidang sosiologi mahasiswa
juga mendapat mata kuliah di bidang pengetahuan sosial lainnya. Seperti ilmu
politik, antropologi, geografi, sejarah, serta ekonomi. Hal ini disebabkan
karena lulusan dari Pendidikan Sosiologi selain menjadi guru sosiologi
diharapkan juga dapat menjadi guru antropologi maupun guru IPS.
Mahasiswa
prodi Pendidikan Sosiologi itu sudah biasa dibilang sebagai pemberontak. Hal
ini disebabkan oleh sifat mereka yang kritis, baik dari prodi pendidikan maupun
sosiologi murni. Mahasiswa prodi Pendidikan sangat peka terhadap isu-isu yang
ada sehingga sering berkomentar terhadap isu yang sedang hangat di kalangan
kampus maupun lingkungan luar kampus.
Bahkan
untuk mengikuti aksi pun mereka didukung oleh dosen dan diperbolehkan tidak
mengikuti kelas. Namun, tergantung kepada mereka apakah mau diadakan kelas
pengganti atau tidak. Jika tidak, mahasiswa pun diminta untuk absen dan per
kelas yang mengikuti aksi diminta untuk membuat laporan tentang aksi tersebut.
Dalam laporan yang dibahas adalah seperti apa tuntutannya, siapa yang
mengadakan aksi tersebut, dan sebagainya. Cukup keren juga ya….
Akan
tetapi ada suatu hal yang sangat membedakan mahasiswa pendidikan dengan
sosiologi, yaitu di prodi Pendidikan Sosiologi untuk laki-laki tidak
diperbolehkan memanjangkan rambut. Jika di prodi Sosiologi bahkan ada yang
rambutnya sudah panjang dan baru akan dipotong ketika akan wisuda. Bagi
mahasiswa Pendidikan Sosiologi sudah wajib hukumnya untuk berpakaian sopan dan
rapi karena terdapat mata kuliah kependidikan.
Selain
pencapaian profesi utama sebagai guru, lulusan Pendidikan Sosiologi yang
bergelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) ini nantinya juga dapat menjadi peneliti
pendidikan dan kemasyarakatan, pekerja community
developmen yang bergerak di bidang pendidikan, dan ternyata lulusan dari
prodi Pendidikan Sosiologi juga dapat bekerja di media. Lulusan Pendidikan
Sosiologi dapat menjadi jurnalis pendidikan, editor buku, hingga penulis buku
pendidikan dan kemasyarakatan.
Buat
Edufriend yang mahasiswa FIS pasti tahu sebutan DPR. DPR ini adalah tempat
nongkrong favoritnya mahasiswa Pendidikan Sosiologi dan Sosiologi. DPR adalah
singkatan dari Di bawah Pohon Rindang. Karena tempatnya memang di bawah pohon
depan Gedung L. Ternyata, selain nongkrong mereka juga punya kegiatan setiap
Kamis yaitu DKS (Diskusi Kamis Sore). Kegiatan ini udah berjalan cukup lama dan
biasanya mereka membahas isu-isu di kampus atau di luar kampus, diskusi film,
yang nantinya akan dianalisis konfliknya.
“Kalau
di prodi Pendidikan Sosiologi dosen killer
sih enggak ada ya.. Semua sama aja. Santai juga, yang membedakan cuma cara
penilaian masing-masing dosen. Tapia da salah satu dosen yang dikagumi sama
mahasiswa Sosiologi. Yaitu pak Ubeddilah Badrun” ujar Rizqi Imannitya salah
satu mahasiswa Pendidikan Sosiologi, angkatan 2017.
Banyak
mahasiswa Sosiologi yang mengangumi Ubeddilah Badrun. Ia adalah dosen
dasar-dasar ilmu politik dan filsafat. Selain itu beliau juga menjadi ahli
politik UNJ di bawah naungan prodi Sosiologi. Beliau dinilai berkharisma karena
didukung pengetahuan yang dikuasainya cukup luas. Mahasiswa pun senang
dengannya karena beliau dinilai dapat menjawab semua pertanyaan yang mengenai
politik, IPS, dan filsafat.
Mahasiswa
dari Pendidikan Sosiologi juga tergabung dalam JMSJ. JMSJ ini adalah Jaringan
Mahasiswa Sosiologi Sejawa. JMSJ tiap tahunnya mengadakan acara kunjungan ke
berbagai universitas yang terdapat prodi Sosiologi. Pada tahun 2018 ini,
Universitas Brawijaya yang akan menjadi tuan rumahnya. JMSJ tidak dapat diikuti
oleh semua mahasiswa di Pendidikan Sosiologi atau Sosiologi, Edufriend. Karena
sebelum mengikuti acara kunjungan tersebut terdapat seleksi yang harus diikuti
calon peserta.
Nah
itu tadi seputar prodi Pendidikan Sosiologi, Edufriend. Buat yang mau kenalan
sama mahasiswa sosiologi bisa tuh nemuin mereka di bawah pohon rindang depan
Gedung L samping parkiran FIS.
Nabila Hidayah
0 komentar:
Posting Komentar