Telah
diadakan Seminar Psikologi pada hari Sabtu tanggal 23 September 2017 pukul
09.00-12.30 di Auditorium Gedung H Lantai 4 Fakultas Psikologi, Universitas
Indonesia. Seminar yang mengusung tema besar Mental Health for Everyone ini
berlangsung dengan tertib dan tenang. Untuk pematerinya sendiri BEM Psikologi
UI mengundang empat orang tamu istimewa, diantaranya yaitu, ada Ivan Sujana M.
Psi., Psikologi selaku Dosen Fakultas Psikologi UI Psikologi Klinis, Ir.
Bambang Harymurti MPA selaku Mantan Wakil Ketua Dewan Pers, Fairuziana S.Psi.,
MA selaku Dosen Fakultas Psikologi UI Bidang Psikologi Sosial, dan yang
terakhir ada Benny Prawira Siauw selaku Kepala Koordinator Info The Light
Indonesia.
Seminar ini membicarakan tentang Suicide Portrayal In Our Media
yang apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Penggambaran Bunuh
Diri di Media Kita. Tujuan diadakannya seminar ini tidak lain adalah untuk
menjadikan sarana agar masyarakat menjadi pembaca yang bertanggung jawab
terhadap berita-berita bunuh diri yang ada di media. Karena, terkadang media
mendramatisasi berita tersebut, sehingga membuat orang lain yang sedang depresi
menjadi ingin untuk melakukan bunuh diri. Panitia dari Seminar Psychology
Summit ini berharap agar teman-teman bisa menyalurkan informasi-informasi
penting terkait bunuh diri setelah menghadirkan seminar ini.
Di dalam seminar ini dijelaskan bahwa bunuh diri berkaitan dengan
kesehatan mental. Mas Ivan mengatakan menurut WHO, tingkat bunuh diri di
Indonesia masih minim. Meskipun demikian, bunuh diri adalah hal yang sangat
disayangkan untuk terjadi. Bahkan sebenarnya, setiap tahunnya itu pasti ada
orang yang bunuh diri. Secara definisi bunuh diri adalah tindakan menyakiti
diri sendiri sampai ke batas fatal. Mas Ivan juga membeberkan beberapa hal yang
dirasakan oleh orang yang ingin bunuh diri. Pertama, adanya rasa lelah pada
diri sendiri. Kedua, adanya rasa malu atau kecewa pada diri sendiri, karena
tidak bisa berbuat apa-apa. Ketiga, adanya rasa ketidakpercayaan diri pada hal
yang dilakukan. Keempat, adanya rasa putus asa pada setiap hal yang telah
dilakukan. Kelima, merasa dirinya tidak mempunyai tujuan hidup atau harapan
atau alasan untuk hidup.
Adapun faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bunuh diri adalah
keadaan ekonomi, faktor bawaan dan lingkungan, serta faktor kesempatan untuk
melakukan bunuh diri. Beberapa tanda-tanda orang yang ingin melakukan bunuh
diri, yaitu adanya perubahan atau tingkah laku dalam bicara. Mereka – orang
yang ingin bunuh diri akan lebih sering membicarakan kehidupan selanjutnya atau
dunia setelah kematian. Lalu, mereka akan lebih sering berpikir yang negatif.
Perubahan mood juga merupakan salah satu tanda-tanda orang yang ingin melakukan
bunuh diri.
Hal yang harus dilakukan oleh kita untuk mencegah bunuh diri
adalah melihat sekitar anda apakah ada yang aneh atau berubah sama teman anda
di sekitar anda, jika ada coba lakukan pendekatan yang tidak terlalu mencolok
dan apabila mereka tertangkap ingin melakukan bunuh diri, cobalah sebisa
mungkin untuk mencegahnya dan ikut membantunya keluar dari zona kesendiriannya.
Pak Bambang mengatakan kalau
setiap orang itu mempunyai hak untuk mati dengan cara terhormat. Di beberapa
negara sudah ada yang menterapkan kematian secara hormat itu. Namun, di
Indonesia masih belum jelas keresmiannya.
Menurut Fairuziana atau yang
biasa dipanggil Mba Fei ini, mengatakan bahwa ada beberapa orang yang
terdoktrinisasi untuk melakukan bunuh diri. Ia menjelaskan kalau bunuh diri itu
adalah suatu penyakit yang menular. Siapa saja bisa dan mempunyai peluang untuk
bunuh diri. Di dalam penjelasannya Mba Fei memberikan penggambaran bunuh diri
di media sosial dan cetak. Mba Fei membaginya menjadi dua kategori, yaitu
sensasional dan informatif. Untuk berita sensasional biasanya akan menceritakan
cerita, memasukkan foto atau video, simplistis dan terlihat seperti
tanda-tanda, memasukkan isi pesan terakhir dalam bentuk surat dan lainnya,
serta terdengar seperti laporan kriminal termasuk wawancara polisi. Sedangkan
untuk berita yang informatif lebih menggunakan kata meninggal atau mengakhiri
hidup, memasukkan foto bersama tempat untuk mencari pertolongan, memasukkan
data populasi, melihat sebagai masalah kesehatan masyarakat, serta memasukkan
kutipan wawancara pakar kesehatan jiwa. Sebelum menutup pembicaraanya Mba Fei sempat
berpesan untuk memiliki sikap aktif yang bertanggung jawab dalam membaca berita
di media.
Lain dengan Kak Benny yang
mengatakan kalau bunuh diri itu berasal dari pemikiran-pemikiran kecil untuk
mengakhir hidup. Perkiraan bunuh diri sekitar 800.000 orang per tahunnya.
Rata-rata yang bunuh diri kisaran usia 15-29 tahun.
Nadia
0 komentar:
Posting Komentar