“Orang
yang bertanya adalah orang yang bodoh selama 5 menit, sedangkan orang yang
tidak mau bertanya adalah orang yang akan bodoh selamanya.” (Pribahasa Cina)
S
|
emua
orang memiliki hasrat dasar untuk ingin tahu dan ingin memahami, tetapi tidak
semua orang memasukan budaya bertanya ke dalam daftar prioritasnya.
Sesungguhnya semua manusia memiliki perasaan heran, dan Aristoteles-lah yang
mengatakan bahwa dari perasaan heran, maka orang ingin tahu, lalu mereka
bertanya. Tidak sedikit ruang-ruang kelas terlihat begitu pasif dan
membosankan. Pelajar diam melihat apa yang diajarkan oleh pengajar, yang
mengajarkan berbicara dan melihat anggukan tanda mengerti dari yang diajar.
Ketika itu pula ruang akademik terlihat statis dan hanya berjalan di tempat.
Seorang
dosen bukan melemparkan ban pengaman untuk menyelamatkan mahasiswanya yang
sedang tenggelam. Melainkan mencegah mereka agar tidak tenggelam dengan cara
mengajarkan bagaimana mereka dapat berenang sendiri. Artinya, diperlukan
suasana kelas yang aktif dan mendukung munculnya sebuah pertanyaan dari seorang
mahasiswa. Karena keberhasilan universitas bukanlah mengisi mahasiswanya dengan
segala macam pengetahuan, melainkan membuat mereka untuk berpikir sendiri.
Membiasakan
untuk bertanya adalah kuncinya, kunci untuk mendobrak pelbagai kemacetan dan
perkembangan intelektual. Mengajukan pertanyaan dan mempertanyakan yang ada
akan mendobrak wawasan yang telah kaku dan sempit, membuka cakrawala, dan mencerdaskan.
Kritislah terhadap segala macam hal yang berbau dogmatis dan ideologis. Jangan
tunduk terhadap segala sesuatu yang diajukan terhadap kita.
Salah
satu kendala untuk memulai bertanya adalah ‘malu’ tetapi tetaplah untuk
bertanya. Jangan dengarkan komentar atau cemoohan orang yang ditujukan terhadap
kita. Ketika kita bertanya, lalu ditertawakan, anggaplah itu sebagai sesuatu
hal yang biasa. Jangan sampai muncul pemikiran bahwa pertanyaan yang diajukan
tidak bermutu. Bukankah belajar bertanya merupakan proses? Apakah ada orang
yang baru bangun tidur langsung berlari? Pasti harus bangun terlebih dahulu,
berjalan untuk mencuci muka, baru setelah itu memulai untuk berlari. Begitupun
dengan bertanya, kita harus berani untuk memulai dan mau untuk mengikuti
prosesnya.
Saya
bicara tentang mahasiswa. Tetapi mahasiswa hanya mencerminkan dosen mereka.
Kalau mahasiswa tidak kreatif, berarti dosen tidak kreatif. Kalau mahasiswa
tidak bisa bertanya, dosen tidak mampu merangsang berfikir. Barangkali ia sendiri
tidak berani berfikir.
Andika
Ramadhan Febriansah
Mahasiswa
Sejarah 2012
0 komentar:
Posting Komentar