Jumat, 19 Desember 2014

Belajar Untuk Bertanya (Kata UNJ edsi VI)

“Orang yang bertanya adalah orang yang bodoh selama 5 menit, sedangkan orang yang tidak mau bertanya adalah orang yang akan bodoh selamanya.” (Pribahasa Cina)
S

emua orang memiliki hasrat dasar untuk ingin tahu dan ingin memahami, tetapi tidak semua orang memasukan budaya bertanya ke dalam daftar prioritasnya. Sesungguhnya semua manusia memiliki perasaan heran, dan Aristoteles-lah yang mengatakan bahwa dari perasaan heran, maka orang ingin tahu, lalu mereka bertanya. Tidak sedikit ruang-ruang kelas terlihat begitu pasif dan membosankan. Pelajar diam melihat apa yang diajarkan oleh pengajar, yang mengajarkan berbicara dan melihat anggukan tanda mengerti dari yang diajar. Ketika itu pula ruang akademik terlihat statis dan hanya berjalan di tempat.
Seorang dosen bukan melemparkan ban pengaman untuk menyelamatkan mahasiswanya yang sedang tenggelam. Melainkan mencegah mereka agar tidak tenggelam dengan cara mengajarkan bagaimana mereka dapat berenang sendiri. Artinya, diperlukan suasana kelas yang aktif dan mendukung munculnya sebuah pertanyaan dari seorang mahasiswa. Karena keberhasilan universitas bukanlah mengisi mahasiswanya dengan segala macam pengetahuan, melainkan membuat mereka untuk berpikir sendiri.
Membiasakan untuk bertanya adalah kuncinya, kunci untuk mendobrak pelbagai kemacetan dan perkembangan intelektual. Mengajukan pertanyaan dan mempertanyakan yang ada akan mendobrak wawasan yang telah kaku dan sempit, membuka cakrawala, dan mencerdaskan. Kritislah terhadap segala macam hal yang berbau dogmatis dan ideologis. Jangan tunduk terhadap segala sesuatu yang diajukan terhadap kita.

Salah satu kendala untuk memulai bertanya adalah ‘malu’ tetapi tetaplah untuk bertanya. Jangan dengarkan komentar atau cemoohan orang yang ditujukan terhadap kita. Ketika kita bertanya, lalu ditertawakan, anggaplah itu sebagai sesuatu hal yang biasa. Jangan sampai muncul pemikiran bahwa pertanyaan yang diajukan tidak bermutu. Bukankah belajar bertanya merupakan proses? Apakah ada orang yang baru bangun tidur langsung berlari? Pasti harus bangun terlebih dahulu, berjalan untuk mencuci muka, baru setelah itu memulai untuk berlari. Begitupun dengan bertanya, kita harus berani untuk memulai dan mau untuk mengikuti prosesnya.
Saya bicara tentang mahasiswa. Tetapi mahasiswa hanya mencerminkan dosen mereka. Kalau mahasiswa tidak kreatif, berarti dosen tidak kreatif. Kalau mahasiswa tidak bisa bertanya, dosen tidak mampu merangsang berfikir. Barangkali ia sendiri tidak berani berfikir.

Andika Ramadhan Febriansah

Mahasiswa Sejarah 2012

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878