Senin, 05 April 2021

HARI PENYIARAN NASIONAL : Sejarah dan Peringatan Harsiarnas ke-88

 HARI PENYIARAN NASIONAL : Sejarah dan Peringatan Harsiarnas ke-88


Syifa Khalila



Sejak dulu, radio menjadi bagian penting dari keseharian masyarakat. Jika ditelusuri melalui sejarah, kabar kemerdekaan Indonesia juga diberitakan melalui radio. Di zaman modern seperti sekarang, radio berperan sebagai media informasi sekaligus menemani di kala sepi. Sebagai lembaga kepenyiaran, pasti radio memiliki penyiar, dan penyiar memiliki hari spesial untuk memperingatinya. 

 

Indonesia memulai sejarah kepenyiarannya sejak 1 April 1933, dengan berdirinya Solosche Radio Vereeniging (SRV), di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah. Anggota paguyuban seni dan wartawan Surakarta menghadiri acara berdirinya SRV ini, dan kala itu tidak mampu membeli pemancar baru sebab kekurangan dana. Untungnya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegaran VII memiliki ketertarikan terhadap radio dan bersedia untuk membantu membeli pemancar baru. Hal itulah yang mendasari adanya peringatan Hari Penyiaran Nasional setiap tanggal 1 April, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 9 tahun 2019.

 

SRV awalnya melakukan siaran dari Pendopo Kepatihan Mangkunegaran, belum melalui studio siaran sendiri. Lalu pada 15 September 1935, pembangunan studio SRV mulai dibangun setelah SRV mengikuti kompetisi desain gedung studio dan dimuat di koran De Indische Courant pada 18 Agustus 1935. Seiring berjalannya waktu, SRV memperluas cabangnya di kota-kota di Pulau Jawa. Dalam perkembangannya, SRV menyiarkan kebudayaan dan musik Jawa. Studio SRV Solo lalu dijadikan stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. 

 

Peringatan Harsiarnas ke-88 diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan berlokasi di Solo (puncak peringatan) dan Batam (pembuka peringatan), dengan tema “Penyiaran sebagai Pendorong Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi”. Kota Solo dipilih sebagai tempat puncak peringatan selaku kota tempat berdirinya Solosche Radio Vereeniging sebagai lembaga penyiaran radio pertama dari pribumi. Sementara itu, Kota Batam dipilih sebagai tempat pembuka peringatan karena menurut ketua panitia pelaksana Harsiarnas 2021, Hardly Stefano Pariela, Batam merupakan wilayah perbatasan dan dapat menjadi benteng dari luberan informasi melalui siaran asing. Tema Harsiarnas ke-88 ditetapkan demikian atas dasar adanya optimisme terhadap berakhirnya pandemi Covid-19 dan lembaga penyiaran yang menjadi salah satu lembaga yang dapat berkontribusi terhadap program pemerintah melalui pemberitaan dan iklan layanan masyarakat, dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.

 

Harsiarnas tahun ini dibuka di Kota Batam dengan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP). Rangkaian acara lalu dilanjutkan dengan Napak Tilas Sejarah Penyiaran Nasional, Seminar Nasional, Sekolah P3 & SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran), Bakti Sosial, dan Webinar 5 jam Nonstop. Pelaksanaan peringatan Harsiarnas tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

 

 

SUMBER

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/solosche-radio-vereeniging/

https://tirto.id/hari-penyiaran-nasional-1-april-2021-dan-tema-peringatan-tahun-ini-gbCF

https://jurnalmakassar.pikiran-rakyat.com/berita/pr-821703449/sejarah-hari-penyiaran-nasional-yang-diperingati-setiap-1-april

https://nasional.sindonews.com/read/364682/15/gerakan-literasi-jadi-pembuka-peringatan-harsiarnas-2021-1615777385

http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/36159-songsong-peringatan-harsiarnas-2021-kpi-sinergikan-seluruh-komponen-penyiaran

 

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878