Selasa, 15 Agustus 2017
Young On Top National Conference atau yang biasa disebut YOTNC
merupakan event besar tahunan yang
diselenggarakan oleh PT YOT Inspirasi Nusantara. Tahun 2017 ini menjadi tahun
ke-7 diselenggarakannya conference
tingkat nasional tersebut. Sejak digelar pertama kalinya pada tahun 2011, YOTNC
telah berhasil menarik perhatian para generasi muda Indonesia.
Dalam conference ini, setiap tahun mengangkat tema yang berbeda dan diisi
oleh para praktisi yang ahli di bidangnya masing-masing. Tujuan diadakan YOTNC
yaitu agar generasi muda Indonesia mendapatkan inspirasi yang diperoleh dari
para speakers. Selain itu juga agar
generasi muda bisa terhubung dengan satu sama lain alias bisa menambah koneksi
pertemanan.
Young
On Top National Conference
lahir sebagai bentuk kepedulian Young On
Top untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang berkualitas. Sama
seperti visinya yaitu “To Create a
Stronger Generation For Indonesia”. Young
On Top sadar betul bahwa generasi mudalah yang akan menjadi generasi
penerus bangsa. Maka dari itu, peran generasi muda sangatlah penting demi
membawa perubahan kepada Indonesia.
Selain itu, Young On Top National Conference juga
memiliki misi untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda Indonesia bahwa sukses
tidak hanya bisa diraih saat usia menginjak tua, sukses bukan tidak mungkin
diraih pada usia muda. Dengan tagline
“Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?” Young On Top memotivasi generasi muda Indonesia untuk meraih
kesuksesannya di usia muda.
YOTNC 2017 mengangkat
tema “FORWARD”, YOTNC 2017
menargetkan kepada generasi Millenials. Generasi Millenials (atau biasa disebut
generasi Y) adalah generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai tahun 2000
yang kisaran umurnya antara 15 sampai 34 tahun. Sedangkan maksud dari tema tersebut
adalah, YOTNC 2017 ingin menjadi ajang para millennials untuk terus sama-sama
melangkah ke depan agar bisa turut memajukan Indonesia. Karena Young On Top sadar betul bahwa
millennials adalah generasi yang menjadi penentu kemajuan bangsa.
YOTNC 2017
menghadirkan sederet pembicara yang sangat ahli di bidangnya dan siap
menginspirasi para millennials. Pembicara yang sudah pasti akan hadir adalah,
Dian Siswarini (CEO XL Asiata), Wishnutama (CEO & Co-Founder NET
Mediatama Televisi), Desi Anwar (Senior Anchor & Director CNN
Indonesia), Yuliandre Darwis (Ketua Komisi Penyiaran Indonesia), Yoris
Sebastian (CCO OMG Creative Consulting), Salman Subakat (Marketing Director
Wardah Cosmetics), Ongki Kurniawan (Managing Director LINE Indonesia), Veronica
Colondam (Founder & CEO YCAB Foundation), dan para mentors BIG CIRCLE
Metro TV (Rene Suhardono, William Tanuwijaya, Arto Soebiantoro, Danton
Sihombing, dan Ben Soebiakto) dan dipandu langsung oleh Billy Boen (Founder
Young On Top) dan Andi F Noya (Host Kick Andy).
Nurul Azizah
Rabu, 09 Agustus 2017
Pada Minggu 6 Agustus 2017 telah
digelar acara tahunan milik Program Studi Bahasa Jepang FIB Universitas Indonesia.
Acara ini memiliki nama Gelar Jepang UI atau disingkat GJUI dan telah memasuki
tahun ke-23. Acara ini digelar selama 3 hari yaitu mulai tanggal 4-6 Agustus
2017. Pada tanggal 4&5 Agustus acara digelar di Pusat Studi Jepang FIB UI
Depok, dan pada tanggal 6 Agustus acara digelar di Boulevard UI Depok. Selain
tempat yang membedakan, harga tiket masuk pun berbeda. Pada tanggal 4&5 Agustus jika datang ke acara ini tidak dikenakan biaya alias free, sedangkan
pada tanggal 6 Agustus dikenakan HTM sebesar Rp 30.000.
Menurut penyelengggara, tujuan
diadakannya acara ini yaitu karena ingin budaya Jepang lebih dikenal oleh
masyarakat umum. Tema yang diusung pada acara gelar jepang tahun ini yaitu
“Japan in Harmony” dengan harapan adanya harmony antara budaya, seni, dan
pendidikan. Acara gelar Jepang ini telah dipersiapkan sejak 6 bulan lalu dan
hanya anak Program Studi Jepang FIB UI yang terlibat dalam acara ini. Pada
awalnya, sasaran yang ditunjukkan oleh acara ini yaitu untuk kalangan mahasiswa
dan anak sekolah tetapi banyak juga karyawan atau pekerja yang datang ke acara
gelar Jepang ini.
Penyelenggara juga memilik harapan
agar pengunjung setiap tahun naik dan yang datang tidak hanya wibu saja, tapi
dari semua kalangan.
Atuy
Selasa, 08 Agustus 2017
Acara LGV berlangsung
dengan open registration jam 7 sampai 9 pagi dan dilanjutkan membuka acara oleh dua MC yang
menyapa hangat peserta kursus. Selanjutnya diberikan kesempatan kepada ketua
pelaksana untuk memberikan sambutan dan dilanjutkan dengan
penampilan-penampilan yang melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Prancis. Mulai dari panitia angkatan 2016 sampai senior
angkatan 2013 yang ikut tampil menunjukkan bakatnya dalam menguasai budaya dan
bahasa Prancis.
Ada sebuah
penampilan yang menyanyikan salah satu lagu berbahasa Perancis dengan judul Le Sens de la Vie dan satu lagu lainnya. Dilanjutkan oleh penampilan Standup Comedy oleh mahasiswa prodi lain
yang diundang khusus di LGV ini.
Kelangsungan
acara cukup ramai karena seperti yang sudah dikatakan bahwa jumlah peserta memenuhi
kuota. Menariknya akan dipilih salah satu peserta terbaik yang mengikuti kursus
dengan keseriusan dan keaktifannya dalam mempelajari bahasa Prancis saat
kursus berlangsung.
Setelah
menyaksikan bermacam-macam penampilan, tibalah saatnya para peserta dibagi
berdasarkan kelas kursus. Pada tahun ini, nama-nama kelas kursus diambil dari
nama-nama keju yang ada di Prancis. Terdapat 5 kelas yaitu Brie, Faiselle, Delice, Vachrins, Camemberf.
Peserta
mengikuti fasil masing-masing menuju ruang kelas yang dimana adalah kelas-kelas
di salah satu gedung IDB yang juga berada di kampus A, Universitas Negeri
Jakarta.
Manfaat yang di
dapat dengan mengikuti kursus ini adalah sertifikat, modul pembelajaran,
merchandise, cemilan khas Prancis sampai menonton film Prancis.
Motivasi diadakannya
acara ini untuk melatih mahasiwa maupun mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa
Prancis agar terlatih memberikan ilmu, mengajar sesama mengenai budaya dan
bahasa Prancis. Sehingga keuntungan tidak hanya dirasakan oleh peserta kursus
namun juga untuk panitia.
Suatu acara pasti
tidak hanya memiliki hal-hal yang baik saja, adapun faktor penghambat seperti
yang terjadi dalam LGV. Menurut sang ketua, Muhammad Irfan, ada beberapa
kendala seperti kurang menguatkan dalam hal publikasi, mengajak mahasiswa baru
(maba) untuk memenuhi target sosialisasi
budaya dan bahasa Prancis kepada mereka, sampai hal administrasi. Namun,
beruntungnya semua itu bisa dihadapi karena acara LGV ini bisa terlaksanakan.
Dengan
berlangsungnya acara ini dan beberapa kendala yang sempat ada, Irfan mengharapkan
LGV pada tahun berikutnya akan lebih baik lagi dengan persiapan yang lebih
matang agar acara nya tetap menjadi acara unggulan yang ada di dalam Prodi
Pendidikan Bahasa Prancis.
Ravica
Sabtu, 05 Agustus 2017
1.1. Peresmian secara simbolis oleh jajaran direksi Philips Lighting Indonesia dan Kopernik |
Jakarta, 2 Agustus 2017- Philips Lighting resmi meluncurkan
program “Kampung Terang Hemat Energi”. Philips Lighting memberikan sistem
pencahayaan LED tenaga surya untuk menerangi lebih banyak desa terpencil di
seluruh Indonesia melalui program ini. Sebelum adanya program ini desa-desa
mengandalakan sumber pencahayaan yang menggunakan minyak tanah dan lilin
sehingga penduduknya rentan terhadap bahaya kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan.
Program “Kampung Terang Hemat Energi” ini telah dimulai
sejak tahun 2015 dan sudah berhasil di Sembilan desa yang tersebar di tiga
kabupaten di Sulawesi Selatan. Program “Kampung Terang Hemat Energi” ini
menyediakan penerangan untuk rumah dan fasilitas umum seperti Puskesmas,
sekolah, balai desa, dan jalan umum di desa tersebut. Pada tahun ini (2017)
Philips akan melakukan ekspansi ke wilayah Sumatera utara, Bali Timur,
Kalimantan Tengah, dan Maluku, diawali dengan menjangkau enam desa di Sumatera
Utara.
1.2 Percontohan LED tenaga surya |
1.3. Proses distribusi lampu LED ke desa-desa |
Untuk setiap desa terpilih, program “Kampung Terang Hemat Energi”
memberikan paket pencahayaan LED tenaga surya Philips yang inovatif, yang
terdiri atas; Solar Indoor Lighting System lengkap dengan panel surya, Philips
LifeLight yang 10 kali lebih terang dari lampu minyak tanah, dan Solar LED Road
Light untuk menerangi jalan-jalan di desa pada malam hari. Tenagasurya yang
digunakan Philips LED ini sangat membantu karena tidak perlu penaikan
kabel-kabel dari PLN.
“Kami sanagat senang dapat menolong lebih banyak lagi
masyarakat dengan menjembatani kesenjangan pencahayaan antara kota dan wilayah
pedesaan melalui program “Kampung Terang Hemat Energi”. Pencahayaan akan
membantu kehidupan masyarakat, memampukan kegiatan sehari-hari seperti belajar,
dan kegiatan kemayarakatan atau pekerjaan rumah lainnya setelah matahari
terbenam.” ujar Rami Hajjar, Country Leader Philipis Lighting Indonesia.
Philips Lighting Indonesia juga bekerjasama sejak tahun 2015
dengan lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) Kopernik yang bergerak di bidang
teknologi untuk memberdayakan penduduk di desa terpencil. Di thaun yang sama,
Philips Lighting secara globalmenyerukan ajakan untuk mengakhiri kemiskinan
cahaya dalam rangka Tahun Cahaya Internasional PBB.
Enggal
Senin, 31 Juli 2017
Pada
tanggal 27 Juli 2017, Jakarta. Program Sabang Merauke kembali di gelar di Ruang
Serbaguna Perpustakaan Kemendikbud RI Gedung A Lantai 1 Kemendikbud ini.
Program yang dimulai semenjak tahun 2013 ini bertujuan untuk menanamkan rasa
toleransi pada sesama tanpa memandang latar belakang agama, budaya, kelas
sosial, ataupun perbedaan-perbedaan lainnya. Memasuki tahun kelima, program
pertukaran pelajar ini dilaksanakan selama tiga minggu sejak 15 Juli-5 Agustus
2017, Program ini diikuti oleh lima belas Adik Sabang Merauke (ASM) yang
berasal dari bermacam daerah di Indonesia yang memiliki latar belakang agama
dan budaya yang berbeda. Selama di Jakarta, para asm tinggal bersama Famili
Sabang Merauke (FSM) yang juga dengan latar belakang agama dan budaya yang
berbeda, asm juga didampingi oleh Kakak Sabang Merauke (KSM) sebagai mentor.
Kegiatan ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan
keindonesiaan.
Kegiatan
yang dilakukan oleh peserta SabangMerauke saat berada di Jakarta yaitu
berkunjung ke berbagai rumah ibadah, Eijikman Institue, Museum Nasional, Museum
Perumusan Naskah Proklamasi dan bertemu para Veteran, lpdp Kementrian Keuangan,
Museum Tekstil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BTPN, INTEL, Universitas
Podomoro, Art Club Universitas Bina Nusantara, Komunitas Muda Digital, dan
Komunitas Duta Cerita The Habibie Center. Yang menarik di tahun ini yaitu
adanya sesi literasi media dan storytelling, dengan adanya materi ini
diharapkan supaya ASM dan KSM dapat membagikan pengalamannya pada publik dan
belajar cara memanfaatkan sosial media secara positif.
SabangMerauke
percaya, bahwa toleransi tidak bisa hanya diajarkan, toleransi harus dialami dan dirasakan. Karna
sering sekali intoleransi muncul karena keengganan untuk mengenal lebih baik.
Sesudah acara ini diharapkan para ASM dan KSM ketika kembali ke daerahnya
masing-masing, dapat menjadi duta perdamaian karna sudah pernah mengalami
interaksi dengan orang lain yang berbeda agama dan budaya. Dengan adanya acara
ini kita bisa menyimpulkan, untuk lebih membuka fikiran, supaya tidak mudah
menilai seseorang hanya karna perbedaan agama, budaya, kelas sosial, dan
perbedaan lainnya.
Endras Angelina