CUFFOUR VOL 2 : Harajuku’s Sweetness
Oleh : Yasmine Aneilla
Cuffour adalah acara yang dilaksanakan oleh ekskul bahasa asing SMAN 54 Jakarta yang berisikan berbagai perlombaan dan pentas seni kebudayaan asing. Cuffour memiliki 3 tema yang diusung, yaitu Jepang, Korea, dan Jerman. Pada tahun ini, Cuffour mengusung tema Jepang, yaitu Harajuku’s Sweetness yang artinya kebudayaan Jepang dengan nuansa kota Harajuku yang manis. Tema ini diangkat dengan alasan-alasan tertentu, yaitu kebudayaan Jepang yang menarik, unik, dan juga kota Harajuku yang merupakan tempat rekreasi yang menyenangkan sehingga lebih mampu menarik minat dan perhatian orang yang menilainya. Hal itu yang menjadi alasan panitia Cuffour memilih kebudayaan negara tersebut sebagai tema acara ini.
Tujuan
diadakannya acara ini untuk menampilkan dan memperkenalkan budaya-budaya yang
ada di dunia, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terhadap budaya dari negara
lain, memperkenalkan SMAN 54 Jakarta kepada khalayak umum sekaligus untuk
mengembangkan potensi siswa siswa SMAN 54 Jakarta. Selain itu, untuk
meningkatkan tali silaturahmi antara sekolah dengan masyarakat umum dan dapat memperkaya
kehidupan masyarakat dengan meningkatkan interaksi sosialnya.
Acara
ini diselenggarakan pada Sabtu, 24 Juli 2021 yang bertepatan dengan hari ulang
tahun ekskul bahasa asing SMAN 54 Jakarta yang ke 17 tahun dan bertempat di Youtube
Cuffour Vol2 secara live streaming. Kegiatan
yang dilakukan pada acara ini adalah perlombaan akademik dan non akademik yang meliputi
rodoku, fanart gallery, solo cosplay, dan monogatari. Kemudian acara
ini juga mengundang guest star, yaitu
Heno Heno Muhi band dan U-maku Eisa Shinka Indonesia yang akan menampilkan
kebudayaan tradisional dan modern dari Jepang lewat musik. Selain menjadi
penampil, mereka juga akan membagikan kisah grup budaya masing-masing yang bisa
menjadi pengetahuan baru dan motivasi bagi peserta untuk terus berkarya.
Penampilan
pertama dari acara ini adalah flashmop yang merupakan coveran lagu yang
akan dinyanyikan oleh panitia Coffour 2 dengan judul As If It’s Your Last dari Blackpink dengan versi bahasa Jepang yang
sesuai dengan tema tahun ini.
Penampilan
guest star dan talkshow pertama,
yaitu U-maku Eisa Shinka Indonesia. U-maku Eisa Shinka adalah grup tarian asal
dari Okinawa paling selatan Jepang yang menggunakan alat musik Jepang. U-maku
Eisa Shinka Indonesia bisa tampil secara kompak dengan cara latihan. Kalau
sebelum pandemi, mereka latihan setiap hari minggu dari jam 1 siang hingga jam
5 sore di taman Barito. Jika ingin lomba atau tampil di luar negeri maupun luar
kota, maka latihan seminggu tiga kali sekitar 2-3 jam karena lagunya terbilang rumit
serta memerlukan gerakan, memukul alat musik, dan teriak. Kalau pandemi seperti
saat ini, mereka latihan di zoom menggunakan
alat masak berupa teflon dan spatula karena alat musiknya disimpan di Ketua
U-maku Eisa.
Pada
tahun 2017 U-maku Eisa Shinka Indonesia pernah tampil di Tokyo, Jepang yang
memiliki suka dan duka. Sukanya yang pasti mereka senang karena dapat
kesempatan pergi ke Jepang dan tampil bersama teman-teman U-maku Eisa Shinka
Indonesia, punya teman-teman baru, dapat banyak ilmu. Dukanya karena musim
panas, jadi mereka merasa haus dan perjalanan jauh. Selain itu, mereka
merasakan cemas dengan berkerudung, namun dengan diskusi dari pihak sana mau
mengerti dan mereka adalah tim pertama dari luar Jepang di Shinjuku dan tetap
menggunakan kerudung. Pada saat itu terdapat salah satu anggota bernama Anya yang
berumur 9 tahun ke Shinjuku tanpa orang tua dan kesulitan membuat passport.
Selain
tampil di Jepang, U-maku Eisa Shinka Indonesia juga pernah tampil di Italia.
Disana terdapat masalah bahasa dan mereka membawa 2 orang Jepang yang tidak
bisa berbahasa Indonesia dan Italia, oleh karena itu dua personal menerjemahkan
bahasa dan cuaca disana dingin sekali. Mereka kesulitan untuk menarik
teman-teman Eropa disana karena tantangan bahasa dan budaya juga.
Kemudian
penampilan guest star dan talkshow
kedua, yaitu Heno Heno Moheji Band. Heno Heno Moheji Band adalah grup band yang
mengcover lagu-lagu Jepang. Awal mula mereka mulai mengcover lagu Jepang karena
terinspirasi vokaloid di internet. Mereka memikirkan bagaimana caranya
membawakan lagunya dengan format elektronik menjadi band. Lalu kebawa sendiri
dan seterusnya mengalir begitu saja dan menjadi ciri khas sendiri.
Heno
Heno Moheji Band merilis single yang salah satunya adalah Phosphophyllite.
Harapan dari inti lagunya sendiri mungkin orang-orang selalu ingat walaupun terkadang
kita ingin berbuat baik belum tentu akhirnya benar juga. Terkadang harus dilihat
terlebih dahulu ditunda karena berakhir tidak selalu sesuai harapan. Saran dari
Titan selaku Pemain Drum sekaligus Manager Band ini agar teman-teman yang ingin
mengikuti jejak Heno Heno Moheji Band namun masih takut adalah jangan
ragu-ragu, tidak perlu takut jelek atau memiliki pikiran harus bagus sekali.
Acara apapun atau kita membuat sesuatu selalu bagus, tapi pasti ada jeleknya
dulu dan jangan ragu untuk memulai. Kalau bisa ngeband performnya atau
latihannya direkam. Biasanya dengan melihat rekaman tersebut jadi bisa lihat
apa aja saja yang harus diperbaiki. Nonton bersama teman sekelompok dan saling mengkoreksi.
Band perlu kekompakan dan harus dibangun dulu. Cara Heno Heno Moheji Band
membangun kekompakan adalah sering main bersama atau hangout bersama. Misalnya vokalis wanita membutuhkan kostum baru
dan mereka bersama-sama satu band untuk mencari kain kebutuhan tersbeut. Selain
itu, mereka juga pernah bersama pergi ke kebun binatang untuk jalan-jalan saja.
Hal tersebut yang dapat membuat band ini kompak.
0 komentar:
Posting Komentar