Sabtu, 25 Januari 2014
Tanpa
harus menunggu menjadi orang kaya, kita bisa loh saling berbagi. Berbagi tidak
harus dengan uang, bisa dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Yang penting
kita ikhlas berbagi dengan apa yang kita punya. Salah satu bentuk berbagi lewat
pendidikan melalui YAFI (Youth’s Act For Indonesia). YAFI adalah komunitas yang
bergerak di dunia pendidikan Indonesia yang dibentuk pada 20 November 2011 di
Jakarta sebagai wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi diri pemuda. Foundernya
adalah Juwariyah, mahasiswa Universitas Bakrie. Co-Foundernya banyak, ada Widya
dari PNJ, Rachmat dari STAN, Rabia dari UI, Ayu dari UNJ.
YAFI
bukan mengajar tetapi beraksi dan menginspirasi. Ada tiga sekolah tempat
teman-teman YAFI memberikan materi. Di Pancoran MI I’anatul Falah, Tambora SD
Islam Tambora, dan Petamburan SD Nurani Insani. Sejak kegiatan “Kami Berbakti 2
dan 3” teman-teman YAFI membawakan tema yang berbeda, tidak lagi mengenai
pelajaran sekolah. Ada materi tentang cinta Indonesia, mari menabung, mari
gosok gigi, cinta lingkungan. Sekarang sedang berjalan materi anti korupsi,
anti narkoba, dan kesehatan reproduksi. Sekolah-sekolah yang didatangi adalah
sekolah swasta yang notabene dari keluarga dengan latar belakang ekonomi
rendah. Untuk biaya fotokopi dan lain-lain, YAFI mempunyai donator dari
perusahaan yang menyumbang atau orang-orang terdekat anggota YAFI yang mau
menyumbang.
Mereka
yang tergabung di YAFI adalah kakak-kakak volunteer,
artinya mereka melakukan kegiatan itu ikhlas demi perubahan yang lebih baik
untuk adik-adik. Salah satunya adalah Tetta Suryawati mahasiswa FBS UNJ yang
tergerak untuk melakukan perubahan soial. “Setelah ikut YAFI, perasaannya
senang banget. Tanpa harus menunggu menjadi orang kaya, konglomerat, gue bisa
berbagi yang gue bisa dan gue punya untuk orang lain. Momen jadi manusia
seutuhnya.” Kata Tetta Suryawati.
Identik
dengan warna orange, macan, dan sepak bola. Yup. Itulah Persija Jakarta. Buat
kamu yang cinta sepak bola Indonesia khususnya Persija bisa bergabung dalam
komunitas Orange UNJ. Komunitas ini biasanya mengadakan kopdar pada hari Rabu
di Teater Terbuka. Kegiatan mereka tidak hanya membahas Persija. Mereka juga
mengadakan nobar jika Persija bertanding. Kalau Persija main di Jakarta, mereka
semua nonton bareng di stadion. Kalau main di luar Jakarta biasanya gelar nobar
di UNJ.
Sebagai
sesama pencinta dan pendukung setia Persija, Nugroho Sejati, Mahasiswa FBS UNJ
sangat senang dengan komunitas ini meski tidak bisa ikut bergabung karena
waktunya tersita oleh kuliah dan organisasi. “Teman satu angkatan gue waktu SMA
ikut komunitas ini. Jadi dia suka diajak untuk sama-sama mendukung Persija. Dukung
Persija kan ga harus ikut komunitas pendukung. Gue sebenarnya sering diajak
buat ikut kumpul bareng. Tapi waktu gue udah tersita banyak di organisasi dan
kuliah.” Ujar Nugroho Sejati yang sangat mendukung Persija.
“Pengaruh
komunitas terhadap mahasiswa itu cukup baik. Banyak manfaatnya selain menambah
relasi lintas jurusan/fakultas, komunitas juga berperan sebagai sarana berbagi
pendapat atau pengalaman tentang kuliah masing-masing, secara ga langsung
berperan dalam meredam gesekan antar jurusan/fakultas.” Jelasnya ketika ditanya
manfaat ikut komunitas di luar kuliah.
“Kami
satu jiwa, kami satu cita, kami satu cinta PERSIJA.. Demi kemenangan, demi
kejayaan, demi kesatuan PERSIJA…” –The Jakmania–
Oktiani Endarwati
Jika
kalian suka klub sepak bola luar negeri, khususnya Arsenal, kalian bisa
bergabung dalam komunitas Gooners UNJ. Di sana adalah perkumpulan Gooners yang
mendukung klub sepak bola Arsenal di lingkungan UNJ. Biasanya mereka melakukan
kopdar setiap Kamis di Teater Terbuka UNJ. Penggagasnya adalah Evan Ramadhan,
Meika Pasondi, dan Faris. Gooners UNJ mulai berdiri pada 23 Februari 2012.
Gooners UNJ saat nobar Arsenal ke Jakarta |
Gooners
UNJ memiliki 3 Agenda rutin yakni Nonton Bareng (Nobar), Futsal, dan Kopdar. Nurul
Azizah mengaku alasan ikut Gonners UNJ agar ada teman bareng nonton Arsenal yang
datang ke Jakarta pada 14 Juli 2013 lalu. “Manfaat ikut komunitas ini banyak
teman, kenalan, relasi, nambah pengalaman, pengetahuan, bisa nanya-nanya
tentang Arsenal. Yang dibahas bukan hanya tentang bursa transfer pemain
Arsenal. Klub lain juga dibahas. Mau klub dalam negeri maupun luar negeri
sampai masalah kuliah. Ada lagi manfaatnya, memaknai slogan Arsenal “Victoria
Concordia Crescit”. Memahami arti kebersamaan. Chant-nya banyak. Chant yang
dinyanyiin supporter pas pertandingan.” Ujar Nurul Azizah yang mengidolakan Aaron
Ramsey, Theo Walcott, dan Mesut Ozil.
Jadi,
tidak ada salahnya jika kita ikut komunitas dalam lingkungan kampus. Selain
menambah teman, kita bisa berdiskusi hal-hal lain yang berhubungan dengan
kesamaan hobi.
Oktiani Endarwati
Menurut
Edufriend, apa sih manfaat ikut
organisasi? Apakah ikut organisasi di kampus akan menghambat kuliah kalian? Mengikuti
berbagai macam organisasi di kampus memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal
itu tergantung dari bagaimana Edufriend
membagi waktu antara kuliah dan organisasi sehingga keduanya bisa berjalan
dengan baik dan seimbang. Selain menambah teman dari berbagai lintas jurusan,
pengalaman berharga juga akan Edufriend
dapatkan loh. Makanya pilih organisasi sesuai minat dan bakat.
Jika
kurang puas dengan ikut organisasi di kampus, coba ikut di organisasi di luar
kampus. Seperti salah satu mahasiswa FE, Annisa Virdania yang mengikuti PPMI (Purna
Prakarya Muda Indonesia) pada tahun 2013 lalu. Tujuan dari komunitas ini adalah
pendidikan dan kebudayaan Jakarta. Salah satu kegiatannya adalah JPI (Jambore
Pemuda Indonesia) yang merupakan program pertukaran pemuda pemudi di setiap
provinsi di Indonesia.
Untuk
bisa bergabung di PPMI ternyata tidak mudah loh karena harus mengikuti seleksi
kurang lebih 3 bulan. “Perasaannya senang, bangga. Selain punya teman baru dan
relasi, jiwa nasionalisme kita semakin kental karena di JPI selama seminggu
hidup bareng sama orang-orang yang baru kita kenal 33 provinsi di Indonesia.”
Ujar Annisa Virdania.
Senin, 20 Januari 2014
Antusias
masyarakat terhadap kesenian tampaknya semakin meningkat, terutama di kalangan
mahasiswa. Hal tersebut terbukti dari terselenggaranya acara Pameran Seni Rupa
yang bertemakan “Dialog Hati”. Acara ini diselenggarakan oleh organisasi
mahasiswa Unit Kesenian Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Acara ini
berlangsung pada tanggal 7 – 10 Januari 2014 di Museum Bank Mandiri, Jakarta pada
pukul 09.00 WIB-15.00 WIB. Selain10 mengadakan pameran, acara ini juga diisi
oleh perlombaan menggambar serta mewarnai untuk tingkat TK, SD, SMP, SMA dan
UMUM, dan pemenangnya akan diberikan hadiah berupa uang tunai.
Pameran Seni Rupa |
Selain
memamerkan hasil lukisan serta karya lain, dalam pameran ini juga diadakan
lelang bagi masyarakat yang berminat untuk membeli lukisan yang ada. Ada juga pojok
testimony yang disediakan panitia
untuk menampung saran dari para pengunjung. Acara ini ditutup dengan hiburan
berupa penampilan band serta modern dance
yang membuat acara makin meriah.
Septia Lutfiani