Kamis, 11 Januari 2018
Selamat
tahun baru, Edufriend! Gak kerasa yah sudah 365 halaman terisi cerita-cerita keseharian
yang sudah kita lalui. Hayoo Edufriend lagi bernostalgia apa aja yang udah
terjadi di tahun 2017 ini ya? Mulai dari cerita-cerita bahagia, sedih, susah,
senang, tawa, ria mulai membayangi pikiran. Tapi, pernah terpikir gak sih apa
aja yang sudah kita lakukan selama satu tahun? Mimpi dan harapan apa yang sudah
diraih?
Nah,
momen tahun baru ini bukan cuma perayaan nya aja meriah tapi merupakan waktu
yang paling tepat loh untuk memberikan evaluasi diri selama satu tahun yang
terjadi. Memang pentingnya apa ya? Melalui evaluasi diri ini, Edufriend bisa
tau hal apa aja yang udah dilakuin dan apa aja yang masih harus dicapai di
tahun berikutnya. Jadi, setiap tahunnya selalu ada tantangan yang harus
dilakukan, biar hidupnya gak gitu gitu aja ya kan? Hehe. Selain itu, evaluasi
ini penting untuk membuat resolusi untuk tahun kedepannya, karena ketika
Edufriend menentukan resolusi di tahun baru ini, secara gak langsung, Edufriend
memotivasi diri sendiri untuk bisa mencapainya.
Trus
gimana ya cara menentukan resolusi? Sebenernya hal paling utama yaitu
menententukan prioritas. Misalnya, apa sih hal utama yang mau Edufriend raih di
tahun ini, bisa travelling bareng
temen ke tempat wisata atau mungkin lulus kuliah, itu tergantung keinginan dan
kebutuhan utama Edufriend. Selama prioritas sudah ditentukan, tinggal bagaimana
cara Edufriend untuk menggapai mimpi tersebut. Resolusi ini juga membantu
Edufriend untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang sudah direncanakan.
Jadi, apa nih resolusi Edufriend di tahun ini?
Neneng Halimatusadiah
Pendidikan Bahasa Inggris 2015
Ketika
kita mendengar keajaiban, kita pasti berpikir sesuatu yang magic, langka, luar
biasa, dan lain sebagainya. Adakah di dunia ini keajaiban? Dunia ini penuh
dengan keajaiban ya keajaiban dari yang Maha Kuasa, jika di hubungkan dengan
pariwisata dan pariwisata tidak lepas dari destinasi wisata. Adakah keajaiban
dunia yang dijadikan destinasi wisata? Wah, pastinya ada, yang kita kenal
sebagian besar keajaiban dunia seperti Menara Eifel di Paris, Tembok Besar di
China, Taj Mahal di India, Candi Borobudur di Yogyakarta, Indonesia.
Indonesia?
Jika berbicara tentang Indonesia, Indonesia sangatlah beragam dari mulai bahasa
daerah, suku, seni, dan budaya tersebar dari Sabang sampai Merauke, begitu juga
dengan destinasi wisatanya, banyak sekali yang terkenal diantaranya Bali,
Lombok, Manado, Papua, Aceh, dan lain sebagainya. Indonesia memiliki keajaiban
dunia yang sudah di kenal di dunia ya namanya juga keajaiban dunia yaitu Candi
Borobudur, tapi sebenarnya banyak sekali kalau mau di Eksplore salah satunya
adalah Api Abadi ? Wah dimana itu ? Neraka ? Seram sekali, amit-amit ya. Api
Abadi yang satu ini beda dari yang lainnya api abadi ini berada di Kayangan
Api. Kayangan api adalah destinasi wisata yang terletak di sendangharjo,
ngasem, dander, bojonegoro, Jawa Timur. Kayangan api adalah salah satu
keajaiban dunia yang belum tereksplore, kayangan api memiliki sumber api abadi yang
tak kunjung padam yang terletak di kawasan hutan lindung. Api ini tidak pernah
padam walaupun turun hujan sekalipun. Biaya untuk memasuki khayangan api hanya
Rp. 7500 dan Rp.1.000 untuk asuransi jiwa. Sungguh terjangkau ya harga tiket
masuknya apalagi juga terdapat asuransi jiwanya.
Kayangan Api adalah tempat
bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa atau lebih dikenal dengan
sebutan Mbah Pandhe berasal dari Kerajaan Majapahit. Di sebelah barat sumber
api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang dan menurut kepercayaan saat
itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian
dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain. Sumber Api, oleh
masyarakat sekitarnya masih ada yang menganggap keramat dan menurut cerita, api
tersebut hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah
dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengkubuwana
X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan/wilujengan
dan tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari
yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Oleh sebab itu ketika
gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tidak boleh ditemani
oleh siapapun.
Dan
pada hari-hari tertentu terutama pada hari Jum'at Pahing banyak orang
berdatangan di lokasi tersebut untuk maksud tertentu seperti agar usahanya
lancar, dapat jodoh, mendapat kedudukan dan bahkan ada yang ingin mendapat
pusaka. Acara tradisional masyarakat yang dilaksanakan adalah Nyadranan (bersih
desa) sebagai perwujudan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Pengembangan
wisata alam Kayangan Api diarahkan pada peningkatan prasarana dan sarana
transportasi, telekomunikasi dan akomodasi yang memadai.
Tidak
hanya itu di kayangan api juga ada “pohon cinta”. Pohon cinta merupakan dua
pohon besar yang bergabung jadi satu membentuk semacam gerbang. Konon ini
adalah gerbang ke kayangan. Wah Ajaib sekali kan? Katanya sih, pasangan yang
melewati "gerbang" Pohon Cinta ini, akan langgeng alias cinta
pasangan akan abadi. Disekitar Pohon Cinta ini, juga disediakan tempat duduk
yang sudah dibangun. Jadi kita bisa berfoto ria disana dengan pemandangan
pohon-pohon yang sangat asri.
Selain
terdapat sumber api abadi dan pohon cinta, disekitar lokasi juga terdapat
semburan air bercampur lumpur yang mengandung belerang. Sumber mata air ini
kelihatan panas jika dilihat tapi dingin jika disentuh, sehingga yang biasa
disebut masyarakat sebagai air blukuthuk, karena menyerupai air mendidih. Dan konon,
“air blukuthuk” di percaya masyarakat sekitar maupun pengunjung dapat
menyembuhkan segala penyakit seperti sakit gigi dan gatal – gatal, dan dianggap
dapat membawa keberuntungan bagi mereka yang datang memintanya.
Anugerah
Dwi Fitriani
Usaha Jasa
Pariwisata 2015
Badan
Penyelenggara Radio Siaran ERA FM UNJ
adalah sebuah radio komunitas yang berada di bawah naungan Univesitas Negri
Jakarta. Berbasis radio kampus. Dapat dilihat dari namanya saja EraFM yang berasal dari educational radio, berarti radio pendidikan. Keseharian mereka
menyiarkan sebuah meda informasi, komunikasi, dan pendidikan yang objektif,
mendidik, menghibur, dan ikut serta mencerdaskan masyarakat UNJ. Nah, di situ juga kita bisa dapet informasi
tentang event-event musik dan acara acara anak muda lain nya.
Walau media radio ini sudah jarang yang menggunakan
dan hampir di tinggalkan itu tidak melunturkan semangat para Crew EraFM untuk melakukan kegiatan
siaran . Radio komunitas ini juga sangat gencar melakukan pendekatan terhadap
Edufriend sebutan pendengar mereka melalu media sosial.
Siapa
bilang radio itu akan mati? Buktinya masih banyak yang kehilangan radio ketika
radio dimatiin sama Presiden RI kemarin tuh. So, #RadioGueGaMati juga menjadi
bagian dari Era FM yang bisa dibanggakan karena masih banyak yang menantikan
Era FM terus mengudara pada frekuensinya. Tetap eksis di tengah pesaing-pesaing
visual yang semakin menunjukan taringnya, radio akan terus menjadi pilihan no.1
di hati masyarakat Indonesia.
Dian Atilla Saputra
Fio 2015
Senin, 01 Januari 2018
72
Tahun sudah Indonesia merdeka. Namun, apakah kita merasakan apa arti
‘kemerdekaan’ itu?. Sejarah mencatat Indonesia melepaskan kekangan dari
penjajahan dengan memerdekakan diri sendiri saat itu. Namun kini, apakah kita
masih merasakan kemandirian dari perjuangan tak kenal belah kasih itu?. 89
tahun yang lalu para pendahulu kita bersumpah bahwa Bangsa Indonesia satu.
Namun sekarang, apakah kita masih terasa ‘satu’?
Sungguh
miris ketika kita menengok kebelakang melihat perjuangan para pahlawan Bangsa
yang berkorban apapun demi Bangsa, namun apakah kita sadar saat ini kita malah
berkorban demi apapun meskipun Bangsa yang dikorbankan. Terlalu ironis ketika
tanah yang diperjuangkan secara bersama-sama untuk kemaslahatan Bangsa, namun
kini tanah yang diperjuangkan ternyata ‘masih’ bukan milik kita. Menyedihkan
memang ketika semangat yang dahulu digunakan sebagai bahan bakar pemersatu
Bangsa, namun sekarang semangat itu digunakan untuk memecah belah Bangsa.
Apakah
kita masih bisa tertawa ketika kita menyadari bahwa saat ini setiap tawa kita
menzalimi setiap tetes darah pendahulu kita?. Masih bisa ternyenyak meski sadar
sudah mendustakan sumpah para pendiri Bangsa?. Menyia-nyiakan setiap nyawa yang
dikorbankan demi hari ini?. Apakah masih mau berusaha menutup mata meski
realita pedih ada didepan kita?. Menutup telinga meski jeritan kenyataan
menggelora disekitar kita?. Menutup hidung meski bau-bau kebusukan penoda
kesatuan Bangsa hadir didepan batang hidung kita?. Apakah kita mau tetap diam
saja dengan kondisi seperti itu? Apakah kita sudah tidak punya hati untuk
tergerak? Apakah hati juga kita ‘gadaikan’ seperti Bangsa saat ini?
Ada
dua pilihan saat ini. Hanya diam dan menerima ‘seperti’ orang bodoh atau
memilih melawan karena tahu kita bodoh. Atau malah menjadi orang bodoh dengan
menambah satu pilihan lain yaitu masa bodoh saja pura pura jadi orang bodoh.
Namun, apakah kita siap untuk itu? Memilih antara diam, melawan atau menetapkan
diri menjadi simbol kebodohan itu.
Selalu ada pilihan-pilihan lainnya, selalu ada alasan dan alibi yang
bisa dipilih untuk menyangkalnya. Namun, apakah kita siap untuk apa yang kita
pilih?. Pilihlah, untuk dirimu? atau untuk Bangsamu?
Iqbal
Syafputra
Pendidikan
Teknik Elektro
2015
Permasalahan kampus yang beberapa bulan kebelakang menjadi
perbincangan Civitas Akademika UNJ bahkan sudah sampai telinga para pembuat
regulasi dinegara. Sampai Mahasiswa , dosen dan karyawan berkumpul dalam satu naungan
Aliansi FMI meneriakan yang dirasakan, satu tujuan besar yaitu perbaikan kampus
pendidikan, jika ditarik lebih jauh sebelum hiruk pikuk lapor melaporkan,
fitnah menghoax hoax-kan dan
makar-makaran. Kampus ini sudah lebih Makar terhadap semangat pendidikan,
dengan cara merubah institusi pendidikan menjadi industrisasi pendidikan lewat
peraturan BLU (Badan Layanan Umum) yang membuka pintu lebar akan
privatisasi,swastanisasi dan komersiliasi pendidikan , jadi tak usah heran jika
dikampus ini biaya kuliah mahal karena harus menyesuaikan keinginan pasar,
kampus plat merah tapi rasa swasta yang Kata-nya sudah dapat predikat
akreditasi A dari BAN-PT dan ingin merubah menjadi World Class University.
Entah BAN-PT memberi nilai A pada apa. Coba wisata lah kesini.
AC, dingin kagak panas iya, hanya menjadi hiasan dinding, perpustakaan
yang tidak dikelola secara professional,, toilet yang untuk menemukannya cukup
dengan hidung karena baunya yang ganas, itupun jumlahnya tak sebanding dengan
kelamin yang mengantri, pelataran kampus yang lebih mirip empang ketika musim
penghujan dan menjadi padang tandus berdebu ketika kemarau, parkiran malah
lebih mirip kandang domba, kalo hujan tampak lah pemandangan air terjun
Niagara. Apalagi
persoalan ibadah, musollah dan masjid harus ada kloter-kloteran mulai dari
ngantri wudlu, sampai jadi musafir pencari air, sekretariat lembaga
kemahasiswaan yang lebih tepat disebut gudang atau kantor pos, pembangunan
gedung perkuliahan dan laboratorium yang terbengkalai) tapi yang lebih luar bi(n)asa
dari itu karena banyak dari fasilitas tersebut yang dikomersilkan, termasuk
kepada warga kampusnya sendiri, Cek saja Aula-aula,ruangan, panggung prestasi
dan bahkan pelatarannya juga berbayar bahkan ada tarif yang ditetapkan
tertulis.
Jadi perlulah para kawan aktivis membahas sistem apa yang
digunakan dikampus ini, BLU, apa itu BLU? Dampaknya
apa dan seperti apa cara kerja BLU?
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Dalam tata kelola atau aplikasinya, walau telah jelas diatur
PP 23 thn 2015 bahwa BLU tak mengutamakan keuntungan, namun praktek nya sangat
mengedepankan ke Otonoman kampus, atau masih semi-Otonom, yang mana kampus bisa
memenejemen penganggarannya. Ini yang dapat membuka jalan bagi liberalisasi
pendidikan dan praktek-praktek culas atau pun transaksional, yang nanti pasti
efek langsung nya terhadap pembebanan ekonomi pada masyarakat dengan mahal nya
perkuliahan. Berbagai
persoalan yang sering dihadapi dunia pendidikan, mulai dari tingginya biaya
kuliah, ada nya pungutan liar, KKN (Korupsi,Kolusi dan nepotisme), tidak
profesionalnya tenaga pengajar, carut marutnya tata kelola kampus dan miris nya
sarana dan prasaranan yang ada, masih banyak lagi, haruslah di catat baik-baik.
Ini semua efek dari sebuah regulasi yang dijalankan, contoh kecilnya UKT naik,
tak bisa kita tebak hanya karena kenaikan kebutuhan biaya oprasional kuliah
saja. KKN yang terjadi juga tak bisa dianggap hanya karena kurangnya moralitas
yang melakukannya, namun dikarenakan sistem BLU itu sendiri yang membuka
ruang-ruang transaksional belbagai kepentingan politik dan membuka lebar pintu
untuk mengkomersilkan aset Negara (red:PTN).
Sistem BLU mempersempit ruang Negara bertanggung jawab atas
tugasnya” mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga Negara wajib
mendapatkan pendidikan serta nagara wajib membiayainya”. UUD 1945 Pasal 31 (1
dan 2). Sangat miris melihat keadaan pendidikan tak jauh beda dengan barang
dagang, Kompetisi dikedepankan, Peserta didik hanya oobjek untuk diperas. PTN
yang harus nya menjadi pendidikan rakyat tapi berubah hanya untuk
golongan-golongan tertentu “milik privat”. Memperpanjang jargon Orang
Miskin Dilarang Sekolah/kuliah. Dan
ini semua terjadi semua ditengah-tengan kampus ibukota. Doa and do the best. Keep fighting for the better Indonesia!
Danu Rizky Fadilla
Pendidikan Teknik Elektro
2015