Kamis, 25 Februari 2016
Ajang Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2016 sampai di malam
puncaknya pada 19 Pebruari 2016 di Plenary Hall JCC Senayan. Finalis Puteri
Indonesia yang telah lolos dari babak seleksi ketat ini menghasilkan 39 finalis
yang akan melanjutkan berkompetisi di malam puncak. Proses ketat untuk
membentuk menjadi Puteri Indonesia mencakup 3B yakni Brain, Beauty,
Behaviour. Setelah
melalui proses karantina selama satu bulan di The Sultan Hotel Jakarta, para
finalis mendapatkan berbagai pembekalan dari Choky Sitohang sampai Gubernur DKI
Jakarta yaitu Bapak Basuki Tjahaja Purnama. Para finalis tidak hanya dibekali
keanggunan dan kecantikan semata, akan tetapi mereka juga harus mampu peka dan
peduli pada lingkungan sekitar.
Malam puncak berlangsung meriah dibuka
oleh tarian dari Juara I Puteri Indonesia 2015 yaitu Anindya Kusuma Putri.
Kemudian, satu persatu finalis memperkenalkan diri dengan diiringi lagu dari Tulus,
Bunga Citra lestari, dan Andien. Ada 8 (delapan) orang juri yang menilai
finalis dari berbagai aspek yang telah ditentukan. Babak penyisihan dari 39
finalis menuju 10 finalis dilakukan secara langsung. Sepuluh finalis terpilih
mewakili daerahnya adalah finalis dari Banten, DKI Jakarta 1, DKI Jakarta 2,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Lampung, Aceh, dan
Sulawesi Utara. Setelah terpilih sepuluh finalis, dilanjutkan tahap Question and Answer (Q&A) untuk
menguji seberapa jauh finalis mengetahui isu lingkungan dan global. Masing-masing
finalis memiliki waktu untuk menjawab selama tiga puluh detik.
Tidak terasa kesepuluh finalis telah
melewati babak Q&A dengan baik, meskipun ada beberapa finalis yang gugup
dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan. Sejenak meredakan ketegangan maka penampilan
dari JKT 48 dan Rizky Febrian mampu mencairkan suasana Plenary Hall malam itu. Tiba
saatnya mengumumkan siapakah yang berhak memakai mahkota Puteri Indonesia 2016 ? Tiga besar finalis terpilih yaitu Kezia Roslin (Sulawesi Utara), Intan Aletrino
(Sumatera Barat), dan Felicia (Lampung). Tidak kalah menarik, kehadiran Miss
International 2015 Miss Edymar Martinez Blanco juga turut menyemangati tiga
besar finalis terpilih untuk terus maju.
Penganugerahan
sebagai Puteri Busana Daerah Terbaik yaitu Yulinar Arief (Sulawesi Selatan), Puteri
Indonesia Berbakat yaitu Komelia Melinda (Kalimantan Barat), Puteri Indonesia
Intelegensia yaitu Komelia Melinda (Kalimantan Barat), Felicia (Lampung), Niken
Lativani (DKI Jakarta 3), dan Puteri
Indonesia Persahabatan yaitu Lita Ayudiah (Papua Barat). Suasana semakin
menegang dan memanas saat akan diumumkan Puteri Indonesia 2016. Pengumuman
pertama yaitu Runner Up 2 Puteri Indonesia 2016 yaitu Felicia (Lampung), Runner
Up 1 Puteri Indonesia 2016 yaitu Intan Aletrino (Sumatera Barat) dan mahkota
Puteri Indonesia 2016 jatuh kepada Kezia Roslin (Sulawesi Utara). Suasana bahagia
dan riuh tepuk tangan seketika menggemuruh
dari Plenary Hall JCC. Selamat kepada Puteri Indonesia 2016, semoga mampu mengemban
tugas dengan baik.
Erna Cahyani
Minggu, 27 Desember 2015
Kelas
Penyiar Indonesia menyelenggarakan BROADCASTING FESTIVAL pada tanggal 19
Desember 2015 di lt. 3 FX Sudirman dengan mengusung tema Believe in process to be a real broadcaster. Acara ini berupa fun talkshow
menarik yang mendatangkan pembicara
yang mumpuni di bidang broadcasting.
Sesi talkshow pertama diisi oleh
Adrian Zakhary sebagai NEWS PRODUCER NET TV dengan tema The power of citizen journalist. Dilanjutkan ke sesi kedua yang
diisi oleh Hilbram Dunar sebagai announcer
INDIKA FM, TV Host, dan penulis buku ‘my public speaking’ dengan tema Improving My Public Speaking. Sesi
ketiga diisi oleh Shahnaz Soehartono sebagai presenter ‘Indonesia Morning Show NET TV’ dengan tema My career journey as TV Journalist. Sesi
terakhir dari fun talkshow bertemakan
My career journey as radio announcing
oleh Arie Dagienkz GLOBAL FM, Mya JAK FM, dan Adit Insomnia HITZ FM.
Setelah fun talkshow selesai, acara dilanjutkan oleh radio announcing competition yang sebelumnya telah diseleksi
melalui sample voice announcing dan
akhirnya terpilihlah sepuluh besar finalis yang akan dilombakan dengan spontan announcing di atas stage. Juri yang menilai lomba ini ada Diaz
Danar GEN FM, Cia Wardhana TRAX FM, Febicil MUSTANG FM, dan Marisha Head of
Dreamers Radio. Acara lomba berlangsung
seru dengan karakter suara dan kepribadian yang unik. Kemudian juri mengumumkan
lima besar finalis yang berhak untuk siaran di radio komersil. Setelah acara
selesai, diumumkan pemenang OOTD hunt
dan live report .
Erna Cahyani
Sabtu, 26 Desember 2015
Manusia diciptakan dengan masalahnya
masing-masing. Soal perasaan memang tak ada yang bisa menduga, karena rasa pun
datang terkadang tanpa kita undang. Jujurlah pada perasaanmu walau sakit yang
kamu rasa, walau lara bahkan luka yang kan kita terima. Jujurlah dan kau akan berdamai
dengan dirimu sendiri. Tapi ini bukan tentang berjuang atau tidak, tapi tentang
pantas atau tidak apa yang ingin kau perjuangkan. Saat dirimu ingin lari
mengejar apa yang kau lihat, coba sejenak kau tenggok ke belakang, adakah ada orang
yang menunggumu disana. Ada yang pernah berpikir
meninggalkan seseorang
untuk orang lain. Cinta memang
tidak pernah salah, namun terkadang keadaan yang membuat semua serba salah.
Bukan bagaimana kamu memaksakan kehendak, tapi bagaimana kamu bersyukur dengan
apa yang kamu punya.
Jangan biarkan dirimu terjebak dalam hitam dan
putihnya kehidupan. Ini bukan mengenai kebebasan dan emansipasi, tapi mengenai mempertahankan diri untuk
menjadi sosok individu yang baik, tak menyakiti siapapun walau kau harus sakit
sendiri. Tuhan tidak
memberikan apa yang kita inginkan, tapi Tuhan memberikan apa yang kita
butuhkan. Tuhan tak pernah bercanda dengan hati, namun Tuhan menguji seberapa
jauh kau menghargai apa yang telah kau miliki. Hubunganmu hambar? Bosan? Wajar!
Tapi pecayalah selingkuh adalah cara yang salah. Kamu
akan lebih menyesal ketika kamu kehilangan apa yang kamu punya saat terlalu
sibuk mengejar apa yang tak pasti. Ketika ego hadir dalam hubunganmu, putuskan
ego itu, bukan hubungannya. Jangan pernah selingkuh, jangan! Akan terasa perih
jika pasanganmu tahu, dan ia tak marah malah memaafkanmu.
Jatuh cintalah pada siapa pun yang kau anggap
pantas kau cinta, cinta tak pernah salah, walau terkadang ia menyakitkan. Namun
belajar untuk setia, jika kau ingin mendapatkan yang setia. Itu jawaban yang ku
dapat.
Devi Ghesiyah Dako
Jumat, 25 Desember 2015
Jakarta,
19 Desember 2015 Radio Budi Luhur sukses mengadakan Korean Zone 2015 yang
bertajuk “Magentism of Korea” di Auditorium Universitas Budi Luhur pada pukul
10.00 – 17.00 WIB. Acara ini dihadiri oleh bintang tamu, seperti Anna Barbie
dan Oktavia Haniyarti serta dimeriahkan oleh EXOlite dan [X]-Vangerz.
Korean
Zone (K-Zone) 2015 yang diadakan oleh Radio Budi Luhur (RBL) merupakan acara
kedua di kampus Universitas Budi Luhur (UBL) yang mengambil topik tentang negara
Korea, setelah sebelumnya acara dengan topik yang sama diadakan oleh Fakultas
Ekonomi sekitar pada tahun 2011. K-Zone ini bertujuan untuk menjalin
silaturahmi dan sebagai ajang untuk saling tukar informasi antara K-Popers yang
ada di kampus Universitas Budi Luhur dengan K-Popers yang berada di luar kampus
Universitas Budi Luhur.
Dalam
acara ini kita belajar dari Anna Barbie tentang make up yang digunakan oleh orang-orang Korea. Selain itu kita
diajak untuk melihat beberapa tempat di Korea melalui talk show bersama Oktavia
Haniyarti. Selain belajar tentang make up dan talkshow, acara ini makin sangat
menarik karena adanya dance & sing cover serta MV screening juga. Kemudian di akhir acara ada penampilan dari EXOlite
dan juga [X]-Vangerz.
Menurut
Riska Syaira Kinsi (20) sebagai
mahasiswa UBL sekaligus peserta dalam acara ini, kesan bagi acara ini “seru sih
tapi kurang rame aja”. Ada juga pesan dari Mia Aulia selaku Ketua pelaksana
acara ini “semoga ilmunya bisa diterima oleh K-Popers dan positif juga untuk
yang lainnya”. Acara ini sangat menginspirasi bagi beberapa orang yang tertarik
dengan negara Korea.
Heri Kusrino
Terlahir
sebagai seorang perempuan merupakan sebuah anugerah, walaunpun pada hakikatnya
laki-laki ataupun perempuan sama-sama mahluk yang diciptakan oleh tuhan. Ada
satu hal yang dipercaya oleh sebagian orang, yakni tuhan menciptakan perempuan
dengan wajah tersenyum. Karena dari rahim seorang perempuan lah manusia
“mengada”. “Saya
perempuan, tapi saya tidak lebih lemah dari laki-laki” kutipan dari cerpen
Menyusu Ayah karya Djenar Maesa Ayu tersebut sangat menginspirasi para penikmat
sastra, terutama kaum perempuan, dari
kutipan tersebut terdapat sebuah makna yang sangat dalam, bahwa sesungguhnya
perempuan dan laki laki memiliki kedudukan serta kekuatan yang sama. Perempuan
dapat mengubah dunia, jika mereka menyadari seberapa kuat diri mereka sendiri. Bila
banyak yang mengidentikan perempuan sebagai mahluk yang lemah dan rapuh,
berarti mereka telah menutup mata dari kenyataan yang ada. Tengoklah sosok Cut
Nya Dien yang ikut berperang di garda depan, juga sosok Margaret Thatcher
seorang Perdana Menteri Britania Raya dengan masa jabatan terlama sepanjang
abad ke dua puluh, beliau terkenal dengan kebijakan-kebijakannya yang bersifat
konservatif, selain itu ia mendapatkan julukan The Iron Lady, dan masih
banyak tokoh-tokoh perempuan lainnya yang jauh dari kata lemah dan rapuh. Atau
bagaimana dengan sosok ibu? Perempuan yang mempertaruhkan nyawa untuk
anak-anaknya, serta mengutamakan kebahagian anak serta suaminya. Apakah masih
pantas menyebut perempuan sebagai mahluk yang lemah?
Namun
tidak semua perempuan menyadari kekuatan
besar yang tertanam di dalam tubuh mereka, sehingga banyak perempuan yang tidak
mampu melepaskan diri dari belenggu kaum patriaki. Budaya ataupun pemikiran
yang ada di sekitar kita terkadang menjadikan perempuan sebagai kaum yang
dimarjinalkan, atau makhluk nomor dua setalah laki-laki. Seorang perempuan
seharusnya dapat membebaskan serta menyetarakan kedudukannya di dalam kehidupan
sosial, jika ia mampu membuka pikirannya dan menyatukan kekuatan dengan seluruh
perempuan yang ada di dunia, bila hal itu terjadi, niscaya jeratan kaum
patriaki akan musnah dari peradaban untuk selamanya.
Paham
feminisme yang dianut oleh sebagian perempuan, memandang bahwa perempuan adalah mahluk ciptaan tuhan
yang berhak untuk menentukan apapun yang bersangkutan dengan kesejahteraan hidupnya,
serta melalukan sesuatu sesuai dengan kehendak dirinya sendiri tanpa ada unsur
paksaan, karena memang begitulah seharusnya perempuan bisa menentukan apa yang
dimauinya dan tidak mudah terkooptasi oleh kondisi, perempuan adalah mahluk
yang merdeka. Namun sebelumnya, perempuan harus menyadari betapa kuat dan
berharganya diri mereka.
Terkadang musuh dari kesetaraan gender ataupun
feminisme adalah perempuan itu sendiri, sebagian perempuan memandang sebelah
mata terhadap seseorang yang berpegang teguh pada paham feminis, mereka
mengangap feminisme melanggar takdir
ataupun kodrat yang telah dituliskan oleh tuhan. Namun tanpa mereka sadari,
takdir ataupun kodrat yang mereka percaya adalah suatu kebohongan yang
diciptakan oleh kaum patriaki yang mendoktrin para perempuan untuk menerima
semuanya sebagai suatu takdir yang tidak dapat diubah, misalnya, seorang
perempuan sebaiknya tidak bergerak disektor publik, juga seorang perempuan
harus menikah sebelum usia 25 tahun atau akan dianggap sebagai perawan tua, dan
masih banyak lagi kebohongan-kebohongan lainnya yang sampai sekarang masih saja
dipercaya oleh sebagian perempuan. Sebagai seorang perempuan yang hidup di era
modern, harus menanamkan sebuah kepercayaan di dalam hatinya, yaitu “Saya
Perempuan, tapi Saya Tidak Lebih Lemah dari Laki-Laki” dengan begitu
keseimbangan serta kesetaraan yang telah diperjuangkan oleh kaum feminis selama
berabab-abab akan terwujud.
Oleh:
Rr Dewi Kartika H