RADIONYA ANAK UNJ

Keep Inspiring, Keep Struggling, And Keep Being Low Profile.

Listening ERA FM UNJ

ON AIR!

Morning Soul

Senin - Jumat

08.00 - 11.00 wib

Read More

Lunch Break

Senin - Jumat

11.00 - 13.00 wib

Read More

Kampus Kita

Senin - Jumat

13.00 - 15.00 wib

Read More

Before Sunset

Senin - Jumat

15.00 - 18.00 wib

Read More

Love Consultant

Special Show

Senin, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Nachos

Special Show

Selasa, 18.00 - 20.00 wib

Read More

LMAO

Special Show

Rabu, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Nostalgia

Special Show

Kamis, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Goosebumps

Special Show

Kamis, 20.00 - 22.00 wib

Read More

Era Sport

Special Show

Jumat, 18.00 - 20.00 wib

Read More

Top 20 Music Chart

Special Show

Jum at, 20.00 - 22.00 wib

Read More

Update

Minggu, 01 Juli 2018

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Hola Edufriend! Kali ini kita bakal ngebahas salah satu prodi yang lokasi perkuliahannya bukan di kampus pusat alias Kampus A. Prodi apatuh? Petunjuknya nih yaa, prodi ini salah satu bagian dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan ada hubungannya dengan anak-anak. Sooo, udah pada tau pasti ya kalo jawabannya yaitu Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar atau yang lebih dikenal PGSD. Buat yang belum tau, perkuliahan mahasiswa PGSD hampir semuanya dilakukan di Kampus E yang berlokasi di Setiabudi, Jakarta Selatan. Letaknya persis di samping SMA Negeri 3 Teladan Setiabudi.
Apa aja sih yang dipelajari di prodi ini? Yuk kita bahas!

Mata kuliah yang dipelajari mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ada banyak dan gak monoton loh. Gak cuma belajar mata pelajaran anak sekolah dasar doang, tapi tuh hampir semua mata kuliah se-univ alias se-UNJ. Kok bisa sih? Jadi, anak PGSD juga mempelajari sastra, psikologi anak, seni tari, seni rupa, seni musik, komunikasi beserta kawan-kawannya.

“Rasanya seneng, rasanya kayak lo belajar materi prodi lain” kata salah satu mahasiswi PGSD angkatan 2016 saat ditanya perasaannya jadi bagian dari prodi PGSD.
Di tingkat atas, bakal ada peminatan buat mahasiswa PGSD nih. Ini tujuannya untuk memfokuskan mahasiswa ke mata kuliah yang diminati ataupun dianjurkan. Jadi kayak spesialis gitu kurang lebihnya.

Hal-hal seru juga sering dilakuin anak PGSD , misalnya mereka diajak menari kayak anak kecil biar gak kaku terus pernah juga nyanyi lagu yang belum familiar di telinga mereka. Ohiya, ada hal seru lainnya nih. Pas semester lalu, angkatan 2016 menari di peresmian panggung PGSD menggunakan tarian yang dibuat sendiri dan hal ini juga sekaligus untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah Seni Musik.

Sayangnya, kalau ada event non-akademik dari PGSD tuh yang datang biasanya anak PGSD juga. Jadi yaa Cuma dikit tamu yang datang. Info yang ada di Kampus A juga juga suka terlambat diketahui oleh penghuni Kampus E.

Dosen-dosen di prodi ini mostly pada asik-asik kok, masalah nilai juga gausah ditanya lagi. Salah satu dosen favorit anak PGSD tuh Pak Waluyo. Beliau dosen seni musik yang asik dan lucu banget, pokoknya kalau sama beliau jadi gak kerasa belajarnya. Kemudian juga ada dosen Psikologi Pendidikan yang favorit juga nih, namanya Ibu Evita Adnan. Gak cuma presentasi doang, tapi bener-bener dijelasin sampe paham.

Kegiatan perkuliahan di Kampus E ini hampir mirip sama Kampus A. Sering juga ada rebutan kelas karena keterbatasan ruangan. Sistem tag kelas ini menganut yang-duluan-dateng-yang-dapet dan biasanya minta kuncinya ke Office Boy atau OB karena beliau yang memegang kuncinya. Tapi kalo udah ada yang udah biasa jadwal disitu mah gak bisa diganggu gugat ya nanti dosennya marah.

Buat Mata Kuliah Umum atau MKU, anak PGSD tetep ngelakuin kegiatan perkuliahan di Kampus A. tapi Mata Kuliah Dasar Kependidikan atau MKDK tuh di kampus sendiri. Tetapi untuk perkuliahan di Kampus A, terkadang mahasiswa bikin kesepakatan kepada dosen juga sih semisalnya ada dosen yang lebih banyak kegiatan di Kampus A maka akan disesuaikan.

Untuk fasilitas penunjang perkuliahan di Kampus E,bisa dibilang cukup lengkap. Ada dua air conditioner setiap kelas yang berfungsi dengan baik dan komputer yang bisa dibilang jarang dipakai. Bisa juga memakai proyektor portable dari TU. Dikarenakan gedung Kampus E ini sudah dibangun sejak 1950-an dan menjadi cagar budaya, banyak fasilitas yang masih asli. Tangganya masih terbuat dari kayu dan mengeluarkan bunyi saat diinjak. Lapangan parkirnya cukup luas, terdapat dua lapangan untuk parkir motor dan satu untuk parkir mobil. Untuk beribadah juga tedapat MAF alias Musholla Al-Fatah yang selalu digunakan mahasiswa dan dosen.

Problematika anak PGSD tuh, karena dikelilingi sama banyak kantor, harga jajanan beserta fotokopi dan kawan-kawannya ngikutin harga kantoran. Kebayang dong harga kantoran seberapa, cukup mahal pokoknya. Jajanan anak PGSD di Kampus E tuh gak bisa sevariatif kalo lagi di Kampus A karena mahal nih Edufriend. Kemudian, PGSD juga mempunyai aturan seragamnya sendiri nih. Ini juga bisa dibilang salah satu problematika juga sih ya abisnya hal ini menimbulkan pro dan kontra tersendiri. Pro karena gak usah mikirin besok harinya pakai baju apaan dan kontra karena ngebuat kurang bebas kalo mau main yaa jadi gak bisa eksis intinya kalo mau langsung main. Gini nih aturan seragamnya: Senin pakai baju hijau telur asin, Selasa pakai batik PGSD, Rabu pakai seragam pramuka, Kamis pakai batik bebas, dan di hari Jumat baru boleh pakaian bebas. Eitsss tapi juga harus diinget ya kalo di prodi PGSD gak boleh pake celana berbahan jeans ya jadi wajib bahan.

Gelar yang didapat lulusan dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar sudah pasti S.Pd. Walaupun begitu, lulusannya bisa dapat perkerjaan yang bergengsi loh. Misatnya tenaga pendidik, peneliti pemula, atau praktisi pendidikan. Kalo punya skill tambahan juga bisa loh misalnya kerja di kantor seperti bank dan sejenisnya. Prestasi mahasiswa/I PGSD banyak juga loh, gak kalah saing pokoknya sama prodi lain.

Widya Arumdwita Rahayu

Minggu, 17 Juni 2018

PAMERAN FOTO XXXVII KELOMPOK MAHASISWA PEMINAT FOTOGRAFI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA






Kelompok Mahasiswa Peminat Fotografi (KMPF) UNJ menyelenggarakan pameran foto-foto hasil karya angkatan 37 di Lobi IDB 2 Gd. Dewi Sartika UNJ pada tanggal 6—8 Juni 2018. Pameran ini sudah dikunjungi lebih dari 200 orang. Karya-karya yang dipamerkan berjumlah 29 foto dan merupakan karya orosinal dari anggota baru KMPF. Pameran ini merupakan syarat untuk mendapatkan PDH (Pakaian Dinas Harian) bagi anggota baru KMPF. Tema yang diangkat pada pameran tahun ini adalah “Seri Muka”.

“Tema ini memiliki arti, yaitu seri adalah rangkaian dan muka adalah wajah, jadi rangkaian wajah memiliki banyak ekspresi. Nah ekspresi itu lahir dari sebuah perasaan. Disini para pameris memvisualkan perasaan masing-masing.  Perasaan selama menjadi CAB (calon anggota baru)  sampai menjadi anggota.” Menurut Irfan (ketua pelaksana pameran).

Tujuan diadakannya pameran ini adalah memvisualkan perasaan anggota baru KMPF kedalam bentuk karya foto kepada seluruh civitas UNJ dan meningkatkan semangat berkarya pada anggota.
“Untuk persiapannya sendiri dilaksanakan sejak bulan April 2018 dengan tahapan mencari SC pameran,  penentuan tema, mencari kurator, melakukan kurasi, dan foto yang lolos kurasi akan diangkat di pameran.” Ujar Irfan.


Rista Setiami


Seminar Lintas Agama





Sabtu, 9 Juni 2018, salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Gedung G, Universitas Negeri Jakarta yaitu KMHB (Keluarga Mahasiswa Hindu Buddha) UNJ mengadakan seminar yang sangat tidak biasa yaitu Seminar Lintas Agama. Bertempat di Gedung Ki Hajar Dewantara, Lantai 9, Universitas Negeri Jakarta. Seminar ini dibuka untuk mahasiswa UNJ dan umum, baik yang termasuk generasi Y dan Z maupun orang tua. Tak ayal, dengan tema yang diusung yaitu Pandangan Agama tentang Media Sosial yang Mempengaruhi Kebiasaan Generasi Millenial membuat seminar ini mempunyai daya tariknya sendiri. Hal ini terbukti dari antusiasme peserta yang mendaftar secara online maupun offline.

Beberapa peserta yang ditemui menaruh ekspetasi tinggi mengingat baru pertama kali mengikuti seminar yang menghadirkan pembicara dari kelima agama yang ada di Indonesia. Sementara beberapa peserta lain mangaku penasaran dengan kemasan Seminar Lintas Agama, apakah di dalamnya akan terjadi pro atau kontra pada setiap pandangan agama atau malah sebaliknya akan menjadi sebuah diskusi yang menarik.

Seminar dibuka dengan sambutan dari berbagai pihak, penampilan tari dari UKM UNJ, dan dimoderatori oleh Adica Wirawan, S.S. selaku Pekerja Millenials dan Alumni KMHB. Seminar dikemas dengan mempersilahkan setiap pembicara memaparkan tema sesuai dengan pandangan agama yang dianut. Dimulai dari pandangan agama Konghucu, Kristen, Buddha, Hindu, dan yang terakhir pandangan dari agama Islam. Setiap pembicara diberikan waktu selama 20 menit. Dari setiap pemaparan, selalu ditekankan oleh pembicara bahwa memang untuk ajaran universal semua agama itu sama. Namun, dalam memandang suatu kasus setiap agama mempunyai nilai-nilai ajaran yang dipegang sendiri.

Dari pandangan agama Konghucu dipaparkan oleh Drs. Uung Sendana, SH selaku Ketua Umum MATAKIN. Menurut Pak Uung, media sosial adalah suatu niscaya dari hukum perubahan. Tiada yang tetap pada hukum perubahan. Media sosial oke, tetapi harus dibatasi dengan sikap tengah dan harmonis.

Dari pandangan agama Kristen dipaparkan oleh Pdt. Manuel E. Ralntung, S.SI, MM. selaku Ketua Umum PGI DKI Jakarta. Menurut Pak Pendeta Manuel, aktualisasi diri menjadi suatu kebutuhan karena keinginan tersebut menjadikan kita eksis dan narsis. Namun, yang tidak baik apabila aktualisasi yang kebablasan, karena menjadikan kita berpusat pada diri sendiri bukan Tuhan. Jika kita ingin meng-upload foto ke Medsos, pilihlah foto yang memperlihatkan kemuliaan hidup dan keindahan bersama dengan Tuhan.

Dari pandangan agama Buddha dipaparkan oleh Drs. Suherman Widjaja, MBus. Acc. Fin selaku Direktur BVDI Universitas Prasetiya Mulya dan President AMA Indonesia, Jakarta. Menurut Pak Suherman, kita mesti menyadari dan memahami yang tinggal di dunia ini bukan hanya kita saja, tetapi banyak yang lain. Setiap orang mempunyai pemahaman yang berbeda dalam memandang suatu fenomena, salah satu bahasannya tentang Media Sosial. Dari nilai-nilai yang ada di ajaran Buddha, kita bisa ambil satu nilai untuk melihat persoalan tentang Media Sosial yaitu Panna (wisdom) atau kebijaksanaan. Nilai kebijaksanaan bisa muncul jika kita update berbagai pengetahuan. Pengetahuan selain ada sisi positif, ada sisi negatifnya juga. Karena segala sesuatu tidak kekal, maka perubahan dan perbedaan ambil sisi positifnya tanpa terganggu pada pengaruh sisi negatif.

Dari pandangan agama Hindu dipaparkan oleh I Wayan Kantun Mandara, S.Ag., M.Fil.H selaku Ketua PHDI Jakarta Pusat. Menurut Pak Wayan, di dalam agama Hindu mengenai agama dan Media Sosial berjalan dengan sejajar. Maka dari itu, kita belajar mengelola pikiran bijaksana untuk media sosial itu sendiri. Ajaran cinta kasih dan toleransi itu diterapkan agar tercipta kedamaian di dunia serba teknologi ini.

Lalu yang terakhir, pemaparan dari pandangan agama Islam oleh Dr. Mulawarman Hannase, LC., MA.Hum selaku Sekretaris NU Jakarta, menurutnya kita ini sedang memasuki peklik netizen dimana ada sisi positif dan negatif. Media Sosial seharusnya menjadi media penyebar informasi. Di dalam Islam, penyebaran di Media Sosial ada 3 informasi yang baik yaitu menyebar dengan penuh hikmah, memberikan nasehat, dan mengajak dialog yang baik. Untuk beretika di Media Sosial, sedekat atau sekenal apapun kita dengan orang lain, tetap gunakanlah bahasa yang layak.

Selepas diadakannya acara Seminar Lintas Agama ini, panitia pelaksana mempunyai harapan kepada peserta yang datang ke acara ini untuk selalu menggunakan media sosial dengan bijak, bertanggungjawab dan tidak melupakan ajaran-ajaran agama. Jadi, saat ingin men-share sesuatu yang bersifat hoax harus berpikir dengan panjang, diingat juga aturan-aturan agama, karena menyebarkan berita hoax tidaklah sesuai dengan ajaran di agama manapun.

Vidya Siti Wulandari


EKSOFORA



Program Studi Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Jakarta menyelenggarakan kegiatan seminar keterampilan berbicara di Aula Maftuchah Yusuf UNJ (05/06/2018). Kegaiatan ini diberi nama Eksofora yang merupakan ujian terbuka mahasiswa pada mata kuliah berbicara interaktif prodi tersebut. Bentuk ujiannya dikemas dalam suatu acara seminar agar dapat dinikmati khalayak umum.
Tema kegiatan acara ini adalah “Terapkan Jati Diri di Zaman Milenial dengan Terampil Berbicara”. Menurut Fahmi Basya sebagai ketua pelaksana, tema ini diangakat karena eksistensi seseorang tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berbicara, jadi keterampilan berbicara dapat menunjukkan jati diri seseorang.

Dalam acara ini diundang pula Maman Suherman atau biasa disapa Kang Maman, Pegiat Literasi, Presenter acara Kompas TV, Jurnalis kelompok Kompas Gramedia, Notulen dalam acara Indonesia Lawak Klub di Trans7, dan Penulis Buku BAPAKKU INDONESIA & BHINNEKA TUNGGAL CINTA. Menurut beliau, alasan bersedia untuk menjadi pembicara acara ini adalah kampus tidak lagi boleh menjadi menara gading yang hanya mengajarkan ilmu, mengajarkan hal-hal yang sifatnya teoritis, tapi juga harus dipadukan dengan keterampilan praktis.

“Apa yang dilakukan pada Eksofora hari ini merupakan bagian dari perwujudan apa yang saya ingingkan. Bagaimana mahasiswa tidak hanya mendapat ilmu dari buku, namun juga mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari yang diberikan oleh ahli atau orang berpengalaman.Jadi acara seperti inilah yang sebenarnya dibutuhkan mahasiswa sehingga perguruan tinggi tidak hanya menjadi menara gading, namun juga menara air.”

Beliau juga menambahkan bahwa generasi sekarang ini dikenal sebagai generasi menunduk, yaitu generasi yang sangat individual sehingga perlu adanya jembatan sosialisasi melalui komunikasi dua arah. Pesan yang ingin disampaikan beliau dalam acara ini adalah berbicara yang baik atau diam, tentunya jika ingin berbicara yang baik haruslah banyak membaca.



Rista Setiami

Jumat, 08 Juni 2018

MEMBANGUN BERITA SEBAGAI MEDIA INTELEKTUAL DI PEKAN JURNALISTIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA



Auditorium Sertifikasi Guru Lt. 9, Universitas Negeri Jakarta (22 Mei 2018). Pekan Jurnalstik yang dilakukan selama 2 hari. Hari pertama dimulai dengan 2 sesi, dari jam 08.00-17.00 WIB. Di seminar jurnalistik ini sangat cocok bagi kalian yang suka dan kepo banget sama dunia jurnalistik. Disini Edufriend akan diberitahu mengenai seluruh kegiatan yang terlibat dalam penjurnalistikan. Dimulai dari sejarah jurnalistik, bagaimana kita menulis dengan baik, informasi yang baik dan benar  untuk diambil, sampai kode etik ketika kita akan menulis dan memposting tulisan kita ke media sosial.
Di sesi ke 2, Bapak Sasmito (Ketua Federasi bSerikat Media Independen) akan mempresentasikan dan memberitahu mengenaI dunia jurnalistik, kalian akan disuguhkan dengan Sejarah Jurnalistik, dengan contoh dan kisah-kisah wartawan yang sudah marak dibicarakan, plus minus yang akan terjadi kalau kita bercita-cita sebagai jurnalis, sampai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi apabila menjadi seorang jurnalis,
So..Tunggu apalagi Edufriend..menarik banget bukan pembahasannya??,,Jadi, bagi Edufriend yang mau banget bahkan memiliki ambisi untuk menjadi seorang jurnalis, Edufriend tidak perlu khawatir karena masih ada Seminar Pekan Jurnalistik tahun depan, sampai jumpa tahun depan yaaaa.


Zahra Verona Putri.

Our Blog

Our Team

GENERAL MANAGER
MAINBOARD
VICE GM
MAINBOARD
SECRETARY
MAINBOARD
TREASURER
MAINBOARD
CREATIVE
DEPARTMENT
PUBLIC RELATIONS
DEPARTMENT
LOGITECH
DEPARTMENT
HUMAN RESOUCES
DEPARTMENT
ON AIR
DEPARTMENT
PRODUCER
DIVISION
MUSIC DIRECTOR
DIVISION
NEWS DIRECTOR
DIVISION
OPERATOR
DIVISION
AUDIO PRODUCTION
DIVISION

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878