Minggu, 31 Juli 2016
Kamis, 28
Juli 2016 kemarin merupakan momen yang cukup bersejarah untuk Universitas
Negeri Jakarta. Dalam sidang terbuka Bapak Johansyah Anwar, Pascasarjana UNJ,
telah hadir Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Muhammad Jusuf Kalla untuk
menghadiri sidang terbuka tersebut. Sejak hari selasa, paspampres beserta
Angkatan Bersenjata Reublik Indonesia melakukan survey dibeberapa titik serta
lokasi tujuan. Hari rabu diadakan pula gladi bersih dimulai pukul sepuluh pagi
di Aula Latief UNJ.
Esok hari
yakni kamis, sejak pukul tiga dini hari sebanyak kurang lebih 300 polisi
mengamankan dan mensterilkan beberapa titik serta jalan menuju kampus A
Universitas Negeri Jakarta. Para duta UNJ juga ditugaskan dalam proses
penyambutan kedatangan Bapak Jusuf Kalla tersebut. Sekitar pukul 10.00 Bapak M
jusuf Kalla hadir dan disambut oleh Prof Djaali, Rektor Universitas Negeri
Jakarta dan sekitar pukul 11.00 beliau meninggalkan Kampus A UNJ untuk kembali
ke Istana Presiden
Mifta Putri
Apriyani
Rabu, 27 Juli 2016
Membaca sejatinya adalah jendela akan pengetahuan, sesuatu yang tidak terbatas luasnya. Baik fiksi maupun nonfiksi, budaya membaca harus senantiasa tertanam dalam diri.
Bagi pelajar, selain guru yang hampir setiap hari memberi arahan, terdapat buku yang harus setiap siswa baca. Jika semangat membaca belum tertanam, dapat dipastikan akan sulit menumbuhkan motivasi buku pelajaran.
Saat ini media membaca sudah sangat beragam, informasi sudah tersebar luas melalui internet. Pembaca dapat memilih bacaan apapun yang mereka inginkan. Tapi kembali lagi, apa keinginan, keingintahuan akan ilmu-ilmu di luar sana, yang bisa didapat melalui membaca sudah dimiliki?
Membiasakan diri untuk membaca adalah solusinya. Diri akan terbiasa melihat berbagai macam jenis tulisan apabila sering membaca. Pun sebaliknya, jika diri tidak terbiasa membaca, akan sulit membaca bahkan satu buku pun.
“Jangankan membudayakan, menumbuhkan minatnya saja susah”.
“Selalu saja malas ketika ingin membuka buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Perlu usaha lebih untuk membaca buku,” itulah kenyataannya budaya membaca di Indonesia
Hal seperti ini tentu parlu disesali, membayangkan semakin sedikit orang yang memiliki keinginan membaca yang tinggi. Ke mana ilmu pengetahuan akan bersirkulasi jika tidak ada generasi muda yabg membaca ilmu-ilmu tersebut.
Sedih jika membayangkan tak ada lagi generasi muda yang mau menyisihkan uang demi buku. Lalu mau dibawa ke mana arah bangsa ini jika generasi mudanya memiliki minat baca yang rendah. Bahkan tak bisa dibayangkan jika tak ada lagi generasi muda yang berpikir bahwa membaca adalah jendela dunia. Jendela yang dapat menghubungkan kita dengan banyak hal di luar sana.
Dian Cahyani
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas Teknik
2015
Dalam setiap peradaban mempunyai tokoh-tokohnya masing-masing
dan tokoh itu mempunyai cara sendiri untuk seutuhnya menjadi tokoh, membaca
adalah salah satunya. Sejarah mencatat setiap bapak bangsa mempunyai daya tarik
yang sangat erat dengan buku. Bung hatta tak membawa apa-apa dipenjara selain
tumpukan buku dalam peti, Bung karno dalam rumahnya terdapat gudang buku yang
luar biasa luas. Lantas bukannya itu sudah bisa merubah pandangan tentang
membaca. Ya orang besar selalu berteman dengan buku dan membaca. sudah saat nya
bangsa ini merenunginya.
UNESCO mencatat indeks minat baca di Indonesia baru mencapai
0,001. Artinya, pada setiap 1.000 orang hanya ada satu orang yang punya minat
membaca. Masyarakat di Indonesia rata-rata membaca nol sampai satu buku per
tahun. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara anggota
ASEAN, selain Indonesia, yang membaca dua sampai tiga buku.Angka tersebut kian
timpang saat disandingkan dengan warga Amerika Serikat yang terbiasa membaca
10-20 buku per tahun. Tingkat literasi kita juga hanya berada pada rangking 64
dari 65 negara yang disurvei. Satu fakta lagi yang miris tingkat membaca siswa
Indoneisa hanya menempat urutan 57 dari 65 negara (Republika, 12 September
2015).
Dalam sebuah laporan penelitian yang dilansir di koran The
Jakarta Post pada tanggal 12 Maret 2016, Indonesia ditempatkan pada posisi 60
dari 61 negara. Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah
negara miskin di Afrika. Penelitian di bidang literasi yang dilakukan oleh
Central Connecticut State University di New Britain, Conn, Amerika Serikat,
menempatkan lima negara pada posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia,
Islandia, Denmark, dan Swedia. Hasil penelitian ini menunjukkan betapa lemahnya
budaya literasi dalam masyarakat Indonesia. Padahal tingkat literasi
masyarakat suatu bangsa memiliki hubungan yang vertikal terhadap kualitas
bangsa. Tingginya minat membaca buku seseorang berpengaruh terhadap wawasan,
mental, dan prilaku seseorang.
Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan
pengetahuannya, sedangkan kecerdasan dan pengetahuan dihasilkan oleh seberapa
ilmu pengetahuan yang di dapat, sedangkan ilmu pengetahuan didapat dari
informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan. Semakin banyak penduduk
suatu wilayah yang haus akan ilmu pengetahuan semakin tinggi kualitasnya .kualitas
suatu bangsa biasanya berjalan seiring dengan budaya literasi, faktor kualitas
dipengaruhi oleh membaca yang dihasilkan dari temuan-temuan para kaum cerdik pandai
yang terekam dalam tulisan yang menjadikan warisan literasi informasi yang
sangat berguna bagi proses kehidupan social yang dinamis. Bangsa Indonesia
adalah bangsa dengan tingkat literasi yang masih rendah padahal sudah 71 tahun
sejak Indonesia menjadi negara merdeka. Bagi seorang humas gerakan, kemampuan
literasi menjadi suatu keharusan.
Sudah saat nya bangsa ini menanyakan kabar tentang budaya
baca dan menulis para anak bangsa. Inilah kabar bangsa ku.
Danu Rizky
Fadilla
Pendidikan
Teknik Elektro
2015
Selasa, 26 Juli 2016
Sabtu, 24 Juli 2016 diselenggarakan
Seleksi Ujian Penmaba Mandiri Universitas Negeri Jakarta tahun 2016. Ujian
Penmaba Mandiri UNJ dilaksanakan hari sabtu untuk ujian tulis dan hari minggu
untuk ujian keterampilan bagi yang memilih program studi seni dan olahraga.
Universitas Negeri Jakarta melaksanakan seleksi masuk mahasiswa baru lewat
ujian tulis mandiri dimulai pukul 08.00 s.d 14.00.
Calon
mahasiswa yang mengikuti Ujian Tulis terdaftar sebanyak 16.857 peserta. Untuk
mengisi sekitar 30% alokasi daya tampung (maksimal 2000 orang). Mengambil
tempat di 85 lokasi ujian yang melibatkan SMA, SMK (baik negeri maupun swasta)
PTS, dihampir seluruh wilayah DKI Jakarta.
“Terima
kasih kepada Rektor Universitas Trilogi, Rektor UMB, Pimpinan ASMI, Kadis
Pendidikan DKI, Para Kepala Sekolah di DKI Jakarta atas kerjasama dan
bantuannya.”, ujar Kepala UPT Humas UNJ dalam menyampaikan informasi seputar
Seleksi Penmaba Mandiri UNJ.
Ada
pula yang berbeda dalam penyelenggaraan Seleksi Mandiri UNJ ini, dimana bukan
hanya peserta reguler saja tetapi para peserta penyandang disabilitas pun
difasilitasi dalam Ujian Mandiri ini. Selama penyelenggaraan Ujian Mandiri bagi
penyandang disabilitas, UNJ telah menyiapkan tenaga pendamping khusus yang
diambil dari program studi Pendidikan Luar Biasa (PLB).
Mifta Putri Apriyani
Jumat, 22 Juli 2016
Mulai
tanggal 21-28 Juli 2006, tepatnya kemarin sampai dengan hari kamis calon
mahasiswa yang lolos SBMPTN UNJ melakukan lapor diri dan daftar ulang serta
pembayaran UKT. Sebelum melakukan lapor diri, calon mahasiswa harus membawa
Tanda Peserta SBMPTN 2016, lalu calon mahasiswa lapor diri ke loket Baak. Setelah
lapor diri calon mahasiswa membayar UKT di Bank BNI 46 dengan menunjukan Nomor
Pembayran yang didapat dan dicetak dari halaman http://siakad.unj.ac.id. Setelah menerima
bukti pembayaran UKT dari Bank BNI 46, calon mahasiswa menyerahkan bukti
pembayaran asli dari Bank, setelah itu calon mahasiswa akan menerima almamater
dan baju MPA serta mahasiswa baru melengkapi beberapa berkas yaitu mengisi
formulir perpustakaan, formulir tes kemampuan bahasa inggris serta memberikan
hasil tes kesehatan dan Surat keterangan bersih dari narkoba yang dikeluarkan
oleh puskemas atau rumah sakit.
Pradana
Yoga