oleh Septia Dwi Ariani, Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta
Sabtu, 26 September 2015
Kata UNJ edisi XIII
oleh Septia Dwi Ariani, Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta
oleh Septia Dwi Ariani, Fakultas Bahasa dan Seni, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta
Sudah
bukan hal yang mengejutkan lagi kalau setiap harinya Jakarta dilanda kemacetan.
Meningkatnya volume kendaraan pribadi di Jakarta menjadi penyebab utamanya.
Jumlah volume kendaraan pribadi sangat sulit dikendalikan karena tersedianya
fasilitas kredit motor maupun mobil. Jadi, bukan hanya kalangan atas saja yang
memiliki kendaraan pribadi, kalangan menengah dan bawah pun bisa memilikinya
secara kredit. Disediakannya transportasi umum di Jakarta seperti, Trans
Jakarta, Angkot, Taksi, dan yang baru-baru ini hangat diperbincangkan yaitu
Gojek, masih belum mampu mengatasi kemacetan di Jakarta, di samping karena
armadanya yang kurang memadai, warga Jakarta juga lebih memilih menaiki
kendaraan pribadi mereka masing-masing dibanding harus berdesak-desakan naik transportasi
umum. Tentu hal ini menjadi masalah besar bukan hanya bagi pemerintah, namun bagi
warga Jakarta itu sendiri, mereka harus berjam-jam membuang waktu hanya untuk
kemacetan. Tentunya hal tersebut dapat diminimalisir apabila warga Jakarta
bersama-sama beralih ke transportasi umum. Saat ini banyak tersedia berbagai
jenis transportasi umum yang bisa dipesan secara online contohnya, Gojek, Grab Bike, dan Grab Taxi ID, yang semakin memudahkan warga Jakarta untuk pergi ke
sana, kemari dengan lebih cepat. Bila warga Jakarta berbondong-bondong beralih
ke transportasi umum, tentu akan memberikan dampak yang cukup besar bagi
Jakarta. Salah satunya adalah mengatasi kemacetan. Namun hal ini harus
diimbangi dengan memadainya transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah.
Apabila transportasi umum telah memadai, sudah sepatutnya sebagai penikmat
transportasi umum nantinya harus menjaga fasilitas yang telah diberikan oleh
pemerintah dengan baik. Kalian ingin melihat Jakarta bebas dari kemacetan? Yuk
mulai sekarang coba beralih ke transportasi umum!
find me on twitter and instagram: @septiadarians
Kata UNJ edisi XII
oleh Annisa Ul Hasanah Azmi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Universitas Negeri Jakarta
Alamat Email : annisaulhsnh@gmail.com
oleh Annisa Ul Hasanah Azmi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Universitas Negeri Jakarta
Alamat Email : annisaulhsnh@gmail.com
Guna
menghasilkan lulusan-lulusan yang terbaik, pasti setiap universitas akan
membekali para mahasiswanya dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bidangnya. Jikalau mahasiswa hanya dicekoki dengan materi-materi yang harus
mereka pelajari dan kuasai , hal ini
tentunya akan membuat mereka kebingungan begitu memasuki dunia kerja, dunia
yang sesungguhnya. Perlu ada praktek untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka dapatkan, sehingga mereka juga mampu dalam mengaplikasikannya.
Dalam proses
memberikan pembekalan kepada mahasiswa, tidak jarang para dosen memberikan
tugas-tugas yang ada sebagian mahasiswanya merasa terbebani dengan tugas
tersebut. Mulai dari prosesnya yang sulit, biaya yang tidak sedikit, dan yang
paling utama adalah menghilangkan rasa malas terhadap diri sendiri untuk mulai
mengerjakan tugas-tugas tersebut. Namun kita jangan hanya melihat dari sisi negatifnya
saja, tapi coba telusuri hal positifnya. Seperti saat mengerjakan tugas dengan
tingkat kesulitan yang cukup tinggi, kita juga akan memperoleh banyak pelajaran
baru, karena kita mulai menggali informasi sebanyak-banyaknya untuk
menyelesaikan penugasan tersebut. Dari yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu
akan suatu hal baru.
Seperti yang di
lakukan oleh program studi Pendidikan Tata Niaga 2013 di bawah naungan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Program studi ini telah menyelenggarakan
kegiatan Exhibition yang berlangsung pada 6 januari 2015 lalu di Gedung Raden
Dewi Sartika Lantai 2. Kegiatan yang bertemakan “Pendidikan Tata Niaga 2013
Fair” ini sebenarnya merupakan sebuah penilaian untuk tugas akhir dari salah
satu mata kuliah. Project Exhibition yang lebih dari sekedar Bussiness Plan, tetapi
sudah memasuki ranah Marketing Plan.
Para mahasiswa
yang terbagi menjadi beberapa kelompok diharuskan untuk membuat suatu konsep
dalam memasarkan suatu produk, baik berupa barang ataupun jasa. Mereka beberapa
kali melakukan tahap konsultasi dengan sang dosen, sampai finalnya mereka harus
merealisasikan konsep tersebut dalam suatu kegiatan pameran, mempresentasikan
masing-masing produk, dan membuat laporan kegiatan. Mereka mendirikan stand
sesuai dengan produk yang dipasarkan serta menghiasnya sekreatif mungkin.
Beberapa produk yang dipasarkan antara lain; Jasa pembuatan vector, distro,
minuman pocari sweat, the rossela, wedding organizer, birthday organizer, event
konser jazz, dan lomba stand up comedy yang bertemakan Battle of comic lenong. Dalam
memasarkan barang dan jasa yang dikelola, mereka diharuskan untuk menghadirkan
sesuatu yang unik, yang berbeda dari biasanya untuk menarik perhatian pelanggan
sampai akhirnya sang pelanggan memutuskan untuk membeli produk mereka, dan
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
“Saya tahu
project ini pasti akan mengeluarkan budget yang tidak sedikit dan membuat
kalian merasa sedikit terbebani, namun kalian juga pasti akan mendapatkan pelajaran-pelajaran
yang tidak sedikit juga, dari mulai membuat perencanaan, mengembangkan ide-ide
kreatif, sampai pada tahap pelaksanaannya. Saya tidak ingin ketika kalian lulus
nanti dan memutuskan untuk bekerja kalian tidak memiliki bekal apa-apa” Ujar
sang dosen Bapak Usep Suhud, M.Si. Selaku dosen mata kuliah komputer pemasaran.
Jadi anggap saja
penugasan semasa kuliah ini adalah latihan, jika dalam berlatih saja kita sudah
terbiasa dihadapkan dengan hal-hal yang sulit dan beresiko, ke depannya pasti
akan mudah untuk menyelesaikan suatu masalah. Seperti kata pepatah
“Berakit-rakit dahulu, berenang-berenang ketepian”. Bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang kemudian.
"Gak usah ngelakuin itu, nanti kalau gagal kan kamu bisa rugi besar. Emang mau?"
"Udahlah,
main aman aja. Ngapain ngeribetin diri sendiri?"
"Kamu
udah siap diejek dan diketawain orang banyak?"
Pernah gak kamu ngerasain perdebatan yang sedemikian hebat saat kamu akan melakukan suatu hal? Kata-kata yang semacam itu, tuh, yang biasanya dibisikin sama si tersangka di otak kamu untuk memengaruhi kamu. Orang-orang biasa menyebutnya dengan otak kadal. Tapi ternyata, otak kadal ini bukan hanya sekadar konsep atau istilah umum semata. Dia memang ada, amygdala kalau bahasa biologinya.
Penjelasan
singkatnya, amygdala bertugas untuk merespons rasa takut,
marah, dan nilai-nilai negatif lainnya. Nah, dia akan selalu berusaha untuk
mengajak kamu agar tetap hidup. Analoginya, kalau kamu digigit semut yang jelas
lebih lemah, dia akan mengajak kamu untuk menginjaknya. Sementara kalau kamu bertemu
dengan yang lebih kuat, buaya misalnya, dia akan mengajak kamu untuk kabur.
Intinya, dia selalu berusaha untuk membawa kamu menetap di dalam comfort zone kamu.
Ini
dia, nih, yang suka membuat kamu maju-mundur dalam melakukan suatu hal.
Akibatnya, pemikiran kreatif kamu yang dikekang. Adakah baiknya hidup dalam
kekangan? Kamu gak bisa mengeksplor kekereativan yang ada di otak kamu sendiri
hanya karena bayang-bayang takut gagal yang dibisikkan oleh si otak
kadal. Coba, mulai sekarang kamu tanamkan kalau gagal itu bukan
soal.
Yap, gagal
itu bukan soal. Kamu hanya butuh berbenah sedikit.
Pertama, kepercayaan
diri. Kamu akan terus takut gagal kalau kamu gak percaya sama
kemampuan kamu sendiri. Gimana orang lain mau percaya sama kamu? Toh, kamu
sendiri bahkan gak percaya. Ya, kan?
Kedua, jangan
takut. Ketika kamu memulai sesuatu yang dianggap buruk, jangan
pernah takut. Well, kamu (dan mereka) gak akan pernah tau apakah
sesuatu itu baik atau buruk kalau kamu belum memulainya, kan? Ejekan, makian,
hinaan, dan sebagainya anggap aja sebagai melodi pengiring kesuksesan kamu
nantinya.
Ketiga, say no to plan B. Kadang, orang-orang yang terlalu
takut gagal dalam melaksanakan suatu hal sudah lebih dulu menyiapkan rencana-rencana
berikutnya yang akan mereka lakukan untuk tetap meraih kesuksesan. Sebetulnya,
disadari atau tidak, hal itu adalah celah bagi si otak kadal tadi untuk masuk
dan kembali membuat kamu takut. Fokus dan matangkan satu rencana, jalankan
dengan maksimal, dan sukses akan datang.
Keempat, berani
melawan arus. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meraih
kesuksesan: be the first, be the best, be
different, atau kombinasi dari ketiganya. Nah, dengan mempunyai pemikiran
yang terbuka dan berani untuk melawan arus pemikiran orang banyak bisa membawa
kamu menjadi seseorang yang berbeda. Dan biasanya, perbedaan atau keunikan
itulah yang akan mudah untuk diingat.
Dan
yang kelima, jangan banyak alasan.
Omong-omong
soal gagal, sering dengar, "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda,"
kan?
Yuk,
ambil beberapa contoh pebisnis yang pernah gagal:
Howard
Schultz dengan Starbucks Coffee-nya tidak menyerah setelah
proposalnya ditolak oleh bank sebanyak 242 kali.
Walt
Disney tidak menyerah setelah 302 kali membuang konsep taman bermainnya ke
keranjang sampah. Kalau beliau menyerah, tidak akan terwujud arena hiduran
keluarga yang bernama Disneyland.
Jika
Rovio Entertainment yang merupakan sebuah perusahaan game interaktif
di Finlandia angkat tangan setelah merilis 51 aplikasi permainan yang tidak
laku di pasaran, maka Angry Birds tidak akan lahir dan tidak
pula dapat dinobatkan sebagai game mobile tersukses sepanjang
masa.
***
Well, dari beberapa contoh di atas, bisa
ditarik kesimpulan bahwa kegagalan jangan dijadikan beban. Kegagalan itu
pecutan. Artinya, kita harus lebih semangat dan meninggalkan ketakutan yang
kita punya. Selalu ada pesan di balik gagal, untuk sabar misalnya. Mungkin
bukan waktunya, ada yang lebih tepat untuk kamu bisa dipandang hebat.
Jadi,
sekali gagal udah mau nyerah? :p
"It is impossible to live
without failing at something, unless you live so cautiously that you might as
well not have lived at all—in which case, you fail by default." – J.
K. Rowling
Salam
semangArt,
Pertiwi
Yuliana
T: @prtiwiyuliana
Rabu, 23 September 2015
Anak
jurusan teknik sipil pasti udah ga asing lagi ya sama acara ini? Ya, acara
seminar untuk anak teknik sipil ini pasti udah ditunggu-tunggu. Dengan tema “Pembangunan Transportasi Berkelanjutan
Menghadapi Krisi Energi Nasional” , acara ini sukses digelar pada hari
Sabtu, 19 September 2015 di gedung Sertifikasi Guru lantai 9.
Seminar ini
selain mempunyai tema besar, juga didukung dengan beberapa sub-tema dan diisi
dengan sesi diskusi antara para peserta dengan pembicara. Sebelum masuk ke
topik pertama, Prof. Ir. Suryono Dikum, M.Sc, PhD, IPM sebagai keynote speaker membahas garis besar
tema seminar.
The 2nd ODYSCE 2015 mempunyai 2 sub-tema besar,
pertama yaitu Revitalisai Tata Kelola Pembangunan Transportasi Atasi
Melonjaknya Kebutuhan Energi dan dimoderatori oleh Dr. Ir. Sylvia Ananda Anwar,
M.Sc. Pada sub-tema besar pertama ini diisi dengan 2 pembahasan yaitu
Kondisi/Permasalahan Transportasi serta Kebijakan dan Strategi Menciptakan Transporatsi
Perkotaan Berkelanjutan yang dibawakan oleh Ir. Jujun Endah Wahyunigrum dan Bus Rapid Transit Development Around the
World oleh Yoga Adiwinarto, ST M.Sc.
Sub-tema
besar yang kedua adalah Realisasi Kebutuhan Energi dan Infrastruktur Pendukung Transportasi
Berkelanjutan. Pada sub-tema kedua ini, terdapat pembahasan Menyikapi Energi
Baru Terbarukan di Sektor Tranporatsi dalam Rangka Membangun Sustainable
Transportation oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M.Eng dan Investasi
Infrastruktur Menjadi Aset & Sekaligus Menjawab Kebutuhan Pasar Industri
oleh Drs. Kris Suyanto. Pada sesi kedua ini, pembahasan topik dimoderatori oleh
Dr. Dra. Henita Rahmayanti, M.Si. Acara tidak hanya pembahasan topik, tapi juga
diselingi oleh AISEC UNJ dan doorprize. Pada saat pembahasan topik pun, sesi
diskusi berjalan dengan seru dan menarik.
Nuril Imtihanah
Kebutuhan akan berbusana yang baik
dan mengikuti zaman merupakan hal yang wajib untuk diketahui dan dikembangkan
khususnya oleh para designer-designer
muda di Indonesia yang memiliki pemikiran modern dan fleksibel. Hal itulah yang
disadari oleh mahasiswa/i dari Program Studi D3 dan S1 Tata Busana Universitas
Negeri Jakarta, tidak hanya menciptakan busana yang menarik digunakan tetapi
juga bagaimana caranya untuk dapat bersaing dan eksis di MEA. Melalui tujuan
tersebut, hadirlah UNJ Fashion Event pada Rabu, 9 September 2015 yang bertempat
di Gd. Sertifikasi Guru lt. 9 dan Lobby Sertifikasi Guru.
Acara yang terbagi atas dua tempat
tersebut dibagi berdasarkan waktu dan kegiatannya. Pada pukul 09.00 – 12.30 ada
Seminar Stadium General Pendidikan Tata Busana menghadapi MEA 2015 dengan
Kreativitas dari kearifan Lokal dengan pembicara dari Pihak Kementrian Perindustrian,
Perwakilan dari Pendidikan Tata Busana Ibu Eti Suryati M.Pd, Perwakilan dari
Industri Garmen Ibu Respati Sandi Kirana dan Perwakilan Industri Fashion Designer Iwan amir, S.Pd dengan brand “Baduis Project”. Karya-karya mahasiswa/i dipajang dengan apik di Lobby Sertifikasi
Guru dari pukul 12.30 -15.30, dan diakhiri oleh fashion show BALINEXQUISITE pada pukul 15.30 – 17.30. Pagelaran
busana ini menunjukkan bahwa siapapun dapat berkreasi dan bersaing di dunia
yang semakin maju mengikuti arus globalisasi.
Erna Cahyani