Selasa, 26 September 2017

Seminar Psikologi 'Mental Health for Everyone'

Telah diadakan Seminar Psikologi pada hari Sabtu tanggal 23 September 2017 pukul 09.00-12.30 di Auditorium Gedung H Lantai 4 Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Seminar yang mengusung tema besar Mental Health for Everyone ini berlangsung dengan tertib dan tenang. Untuk pematerinya sendiri BEM Psikologi UI mengundang empat orang tamu istimewa, diantaranya yaitu, ada Ivan Sujana M. Psi., Psikologi selaku Dosen Fakultas Psikologi UI Psikologi Klinis, Ir. Bambang Harymurti MPA selaku Mantan Wakil Ketua Dewan Pers, Fairuziana S.Psi., MA selaku Dosen Fakultas Psikologi UI Bidang Psikologi Sosial, dan yang terakhir ada Benny Prawira Siauw selaku Kepala Koordinator Info The Light Indonesia.

Seminar ini membicarakan tentang Suicide Portrayal In Our Media yang apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Penggambaran Bunuh Diri di Media Kita. Tujuan diadakannya seminar ini tidak lain adalah untuk menjadikan sarana agar masyarakat menjadi pembaca yang bertanggung jawab terhadap berita-berita bunuh diri yang ada di media. Karena, terkadang media mendramatisasi berita tersebut, sehingga membuat orang lain yang sedang depresi menjadi ingin untuk melakukan bunuh diri. Panitia dari Seminar Psychology Summit ini berharap agar teman-teman bisa menyalurkan informasi-informasi penting terkait bunuh diri setelah menghadirkan seminar ini.

Di dalam seminar ini dijelaskan bahwa bunuh diri berkaitan dengan kesehatan mental. Mas Ivan mengatakan menurut WHO, tingkat bunuh diri di Indonesia masih minim. Meskipun demikian, bunuh diri adalah hal yang sangat disayangkan untuk terjadi. Bahkan sebenarnya, setiap tahunnya itu pasti ada orang yang bunuh diri. Secara definisi bunuh diri adalah tindakan menyakiti diri sendiri sampai ke batas fatal. Mas Ivan juga membeberkan beberapa hal yang dirasakan oleh orang yang ingin bunuh diri. Pertama, adanya rasa lelah pada diri sendiri. Kedua, adanya rasa malu atau kecewa pada diri sendiri, karena tidak bisa berbuat apa-apa. Ketiga, adanya rasa ketidakpercayaan diri pada hal yang dilakukan. Keempat, adanya rasa putus asa pada setiap hal yang telah dilakukan. Kelima, merasa dirinya tidak mempunyai tujuan hidup atau harapan atau alasan untuk hidup.

Adapun faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bunuh diri adalah keadaan ekonomi, faktor bawaan dan lingkungan, serta faktor kesempatan untuk melakukan bunuh diri. Beberapa tanda-tanda orang yang ingin melakukan bunuh diri, yaitu adanya perubahan atau tingkah laku dalam bicara. Mereka – orang yang ingin bunuh diri akan lebih sering membicarakan kehidupan selanjutnya atau dunia setelah kematian. Lalu, mereka akan lebih sering berpikir yang negatif. Perubahan mood juga merupakan salah satu tanda-tanda orang yang ingin melakukan bunuh diri.

Hal yang harus dilakukan oleh kita untuk mencegah bunuh diri adalah melihat sekitar anda apakah ada yang aneh atau berubah sama teman anda di sekitar anda, jika ada coba lakukan pendekatan yang tidak terlalu mencolok dan apabila mereka tertangkap ingin melakukan bunuh diri, cobalah sebisa mungkin untuk mencegahnya dan ikut membantunya keluar dari zona kesendiriannya.

Pak Bambang mengatakan kalau setiap orang itu mempunyai hak untuk mati dengan cara terhormat. Di beberapa negara sudah ada yang menterapkan kematian secara hormat itu. Namun, di Indonesia masih belum jelas keresmiannya.

Menurut Fairuziana atau yang biasa dipanggil Mba Fei ini, mengatakan bahwa ada beberapa orang yang terdoktrinisasi untuk melakukan bunuh diri. Ia menjelaskan kalau bunuh diri itu adalah suatu penyakit yang menular. Siapa saja bisa dan mempunyai peluang untuk bunuh diri. Di dalam penjelasannya Mba Fei memberikan penggambaran bunuh diri di media sosial dan cetak. Mba Fei membaginya menjadi dua kategori, yaitu sensasional dan informatif. Untuk berita sensasional biasanya akan menceritakan cerita, memasukkan foto atau video, simplistis dan terlihat seperti tanda-tanda, memasukkan isi pesan terakhir dalam bentuk surat dan lainnya, serta terdengar seperti laporan kriminal termasuk wawancara polisi. Sedangkan untuk berita yang informatif lebih menggunakan kata meninggal atau mengakhiri hidup, memasukkan foto bersama tempat untuk mencari pertolongan, memasukkan data populasi, melihat sebagai masalah kesehatan masyarakat, serta memasukkan kutipan wawancara pakar kesehatan jiwa. Sebelum menutup pembicaraanya Mba Fei sempat berpesan untuk memiliki sikap aktif yang bertanggung jawab dalam membaca berita di media.

Lain dengan Kak Benny yang mengatakan kalau bunuh diri itu berasal dari pemikiran-pemikiran kecil untuk mengakhir hidup. Perkiraan bunuh diri sekitar 800.000 orang per tahunnya. Rata-rata yang bunuh diri kisaran usia 15-29 tahun.




Nadia


0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Badan Penyelenggara Radio Siaran Educational Radio

Address:

Universitas Negeri JakartaGedung G Lantai 1 Ruang 101

Work Time:

Monday - Friday from 8am to 8pm

Phone:

0899-2107-7878