Seminar
muslimah dengan tema “Kiprah Muslimah dalam Kancah Pendidikan” dihadiri oleh
kurang lebih 200 orang berhasil diselenggarakan pada tanggal 15 Mei 2015 oleh Lembaga Dakwah Kampus UNJ.
Seminar ini mendatangkan Ustadzha Rita Subagyo (Sekjen Aliansi Cinta Keluarga),
Ineu Rahmawati ( Founding Volunteerism Teaching Indonesian Children- Pendidikan
Anak TKI) dan Winda Windiana (Pengajar Indonesia Mengajar).
Pembicara
pertama Mba Winda merupakan seorang pemuda yang terpilih mengajar di SDN Bajo
Pulau , Sape,Bima selama satu tahun
yaitu tahun 2013-2014. Beliau menceritakan kondisi warga Bima yang pada umumnya
terkenal dengan tawuran bahkan main santet. Hal-hal tersebut tentu jauh dari
ibadah kepada Allah. Mba Winda mendapat tantangan dari kepala sekolah untuk
membuat anak kelas satu bisa membaca. Di situlah mba winda mendapat celah
dengan menggunakan media kartu untuk bisa mengajarkan membaca, dan itu
berhasil. Beliau berpesan sebagai seorang pemuda, kuncinya adalah
Belajar-Berbagi- Bermanfaat.
Setelah
mendengar sharing dari pemuda yang
peduli terhadap pendidikan di pelosok
Indonesia. Selanjutnya adalah materi dari Bunda Rita Subagyo yang lebih
menekankan bahwa seorang wanita mempunyai peran mendasar dalam pendidikan
anak-anaknya. Sering dikatakan bahwa peradaban suatu bangsa terdapat pada
seorang wanita, karena wanita yang akan menjadi ibu dan mendidik anak-anaknya.
Menjadi orang tua tidak hanya sifat alamiah tetapi membutuhkan skill . Peran wanita sebagai seorang
anak dengan berbakti kepada orang tuanya, peran wanita sebagai seorang istri
dengan ketaatan kepada suami dan peran wanita sebagai seorang ibu dengan
mendidik anak-anaknya dengan bekal agama. Tentunya menjadi seorang ibu di masa
kini dan mendatang akan jauh lebih berat karena tidak hanya mendapat tantangan
dari dalam rumah tangga tetapi juga dari luar yaitu pergaulan anak, dunia gadget dan social media.
Kemudian
Mba Ineu Rahmawati menceritakan mengenai pendidikan yang di dapat anak TKI
Indonesia di Serawak Malaysia. VTIC telah berstatus yayasan dengan nama VTIC
Foundation Mba Ineu menceritakan mengenai sejarah VTIC (Volunteerism Teaching Indonesian Children) pada tahun 2012
berangkat dari keprihatinan beberapa mahasiswa terhadap buta aksara atas
anak-anak TKI. Kondisi dimana mereka dalam satu kelas terdiri dari siswa TK
sampe kelas 6 dengan kemampuan guru yang juga terbatas hanya baca tulis.
Anak-anak tersebut di Malaysia tidak bisa melanjutkan pendidikan SMP karena
terbatas dengan perizinan. Oleh karena itu VTIC ingin mengindonesiakan anak
Indonesia dengan mengenalkan budaya Indonesia, pemahaman sejarah Indonesia, dan
berolahraga. Kemudian Mba Ineu berharap agar anak-anak Indonesia melalui VTIC
Foundation bisa melanjutkan pendidikan di Indonesia.
"Pendidikan yang berakhlak
adalah kunci peradaban Negara dan itu bisa diajarkan oleh seorang wanita yaitu
ibu."
0 komentar:
Posting Komentar